You "David Alexander Wesley"

147 10 0
                                    

Every little thing that you do is driving me insane..

Teriakkan histeris memenuhi tempat ini. Tempat ini adalah saksi bisu masa depanku yang cerah. Madison Square Garden. Salah satu stage yang paling populer didunia. Siapa yang tidak bangga bisa menampilkan bakatnya di panggung megah ini? Tentu di depan ribuan pasang mata.

Aku gugup. Tapi aku harus profesional. Setelah memantapkan hati, aku pun menaiki tempat dimana aku seharusnya berada dan..

Met a girl in the parking lot
And all I did was say hello
Her pepper spray made it rather hard For me to walk her home
But I guess that's the way it goes

Tell me again was it love at first sight
When I walked by and you caught my eye
Didn't you know love could shine this bright?
Well smile because you're the deer in the headlights

Suara histeris itu semakin menjadi-jadi, tapi itu bukan suara histeris biasa, karna suara itu malah membuat gugup yang tadi ada, menguap entah kemana. Itu suara orang-orang yang aku cintai, meraka semua yang mendukungku hingga aku seperti ini. I love you guys, keep stay with me and love me like you do!

*****

"Good job bro! Thats was amazing! Im so proud of you!" itu Shin, producer serta managerku. Shin itu sudah seperti seseorang kakak laki-laki bagiku. Ekspresif, energik, tampan, mapan, sayang masih belum move on dari mantan tersayangnya, ck!
"Thankyou bro! Kita pulang sekarang? Aku sangat lelah" kami pun berjalan beriringan menuju ke sebuah ruangan khusus yang memang dipersiapkan untukku.
"Beristirahatlah dulu disini. Aku akan segera kembali" dia pun segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan ini.
Dengan malas aku pun menjatuhkan diriku ke sebuah kasur empuk yang berukuran king ini, ah begini rupanya pelayanan mahal.

"Ayo kita pulang dave!" teriak Shin beberapa saat kemudian. Ah, dia kembali begitu cepat. Profesional.

Dengan langkah gontai aku mengikutinya. Jujur aku masih sangat lelah dan mengantuk sekarang. Siapa yang tidak lelah setelah menyanyikan banyak lagu dalam waktu 1 jam lebih, dengan dance di beberapa lagunya. Tapi aku tidak bisa berkeluh kesah karenanya, ini adalah pekerjaanku, hidupku, masa depanku, dan tentu saja impianku. Seorang world star, penyanyi dengan fans sosial media terbanyak. Aku David James Wesley.

"Perhatikan jalanmu dave! Kau boleh tidur setelah kita sampai di mobil!" lenganku pun ditarik, tau saja kalau aku akan mengacuhkan perkataannya.

Kami pun memasukki mobil yang sudah nangkring manis di area parkir khusus belakang gedung. Aku bersyukur karna ini berarti aku tidak akan melihat fans ku berdesak-desakan. Aku cuma takut terjadi sesuatu yang buruk terhadap mereka.

Setelah merasa nyaman dengan posisiku sekarang, tidur dengan posisi meringkuk seperti bayi -kakiku ku peluk hingga menempel dengan dadaku.

"Dave, dave. Cute boy! Hahaha" itu Shin, dia memang selalu menertawakan posisi tidurku yang menurutnya lucu, kayak bayi didalam kandungan. Dia tidak tau aja posisi ini sangatlah nyaman.
"Shut up or I will kiss you right now, Shin" kataku pelan tapi sukses membuatnya bungkam. Aku jadi teringat..

Flashback on

"Berhentilah tertawa Shin. Tidak ada yang lucu!" pria didepanku ini tidak berhenti tertawa setelah mendengar cerita konyolku.
"Bagaimana bisa kau berniat tidur dengan wanita seperti itu. Oh tidak, dia bahkan hanya setengah wanita" dia kembali tertawa bahkan lebih kuat.
"Dia cantik. Sangat cantik malah. Mana ku tau dia ternyata sama denganku. Sudahlah hentikan tawa menjijikkanmu itu" yah, aku kemarin bertemu dengan seorang wanita cantik, astaga sekarang aku bahkan geli membayangkannya. Dia seksi dengan pakaian dan dada yang errr. Ku lihat dia tertarik denganku, siapa yang bisa menolak pesona seorang David? No one. Dengan langkah angkuh aku mendekati mejanya, yah ini sebuah club malam -tentu high class-. Aku melakukan flirting dengannya. Dan kami pun berencana melakukan one night stand. Semua gagal saat aku mengetahui ternyata dia sejenis denganku, astaga. Dengan pontang panting aku memunguti pakaianku yang sudah berceceran di lantai dan memakainya dengan secepat kilat, lalu berlari dengan sekuat tenaga menuju basement hotel untuk mengambil mobilku. "Ini yang pertama dan terakhir," sumpahku sambil menyetir mobilku dengan kecepatan penuh meninggalkan tempat dan manusia terkutuk itu.

Tawa Shin menyadarkanku dari mimpi terburuk dalam hidupku.
"Kalau kau masih tidak menutup mulutmu itu, aku akan menciummu, Shin" aku berusaha mengancam pria gila di sampingku ini. Ah tidak, dia mengabaikan perkataanku. Look and feel this, Shin.

CUP

Tidak ada lagi tawa. Perlahan tapi pasti wajah yang tadi senang berganti menjadi shock. He is so funny, haha!
"Aku sudah mengatakannya"

Flashback off

Sejak saat itu, Shin akan berhenti tertawa kalau aku sudah mengeluarkan ancaman seperti itu.

Mengingat itu membuat tawaku menggema di mobil ini, tapi seketika tawaku berhenti karena..

"Ada apa ini?" teriak Shin karna mobil kami berhenti mendadak, yah walaupun tidak sampai membuatku terjungkir kedepan.
"Maaf sir, sepertinya ada kecelakaan tiba-tiba" aku pun segera mengedarkan pandanganku ke kumpulan orang yang sangat ramai mengelilingi sebuah mobil yang tak jauh didepan mobilku. Aku penasaran dengan apa yang terjadi. Dengan cepat aku membuka pintu dan berlari ke arah kumpulan itu. Beruntung aku memakai jacket yang mempunyai tudung. Aku menyempurnakan semuanya dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungku. Tidak ada yang mengenaliku, dan itu bagus.

"Hm, excuse me. Whats happen here?" tanyaku pada seorang ibu-ibu.
"Itu kecelakaan mobil. Sebuah sedan ditabrak oleh truk. Sepertinya wanita yang menaiki sedan itu meninggal di tempat" wanita? Meninggal? Bagaimana bisa orang-orang ini hanya melihatnya? Bagaimana kalau dia ternyata masih hidup? Keterlaluan.
Dengan cepat aku membelah kerumunan itu dan berlari kecil menuju mobil yang bentuknya sukses membuat bulu kuduku berdiri. Didalam mobil itu, terlihat seorang wanita muda berlumuran darah. Dengan sigap, aku pun mengeluarkannya setelah membuka sabuk pengamannya. Aku menggendongnya dengan langkah besar menuju mobilku. Tindakkanku ini ternyata membuat tudung jacketku meninggalkan kepalaku, terbukti dari teriak histeris orang-orang disekitarku. Tapi ini bukan saatnya. Aku pun mengabaikan mereka dan memasukkan wanita ini kedalam mobilku bersamaan denganku. Yah, sekarang aku memangkunya.
"Segera ke rumah sakit terdekat" perintahku, dan mobilku pun berjalan cepat. Ternyata kerumunan itu segera memberi kami jalan. Semoga Tuhan masih memberikannya kesempatan.

*****

At Hospital

Sekarang wanita ini sudah tidak lagi berlumuran darah, itu membuatku bisa melihat wajah aslinya. Cantik. Cantik sekali.


Akhirnyaaaaa. Jangan lupa vote sama commentnya yahhh

Kecup basah,
Def.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang