Payback [DROPPED]

Chapter 16

Aku turun ke basement tempat kelas berada, mendengarkan kekhawatiran manajer sehingga kulitku menjadi kusam, mungkin karena aku tidak tidur dengan baik. Di satu sisi, manajer yang menjelaskan bahwa dia adalah guru yang terkenal dan menyuruhku belajar dengan baik, memegangku sebelum masuk dan menawarkan sesuatu dengan senyum malu-malu. Ternyata sebuah perekam suara yang sedikit lebih panjang dari jari-jarinya.

"Sebenarnya, ini untuk mendengarkan bagaimana suaramu terdengar, tapi kupikir akan berguna untuk merekam kelas dan mendengarkannya."

Setelah aku mengucapkan terima kasih dan menerimanya, dia menjelaskan dengan singkat cara kerjanya. Setelah berbicara beberapa saat di depan pintu yang setengah terbuka, aku akhirnya bisa masuk ke dalam. Kelas masih belum dimulai, jadi beberapa orang berkumpul dan mengobrol, tapi setelah aku masuk, mereka semua menatapku. Aku menaruh perekam yang diberikan manajer ke saku dan mendekati mereka. Ada total empat pria. Orang pertama yang berbicara padaku punya rambut berwarna kuning cerah.

"Ah, aku dengar ada pemula yang datang hari ini. Apa itu kau? Kau akan mengikuti kelas bersama kami di masa depan. Aku juga baru-baru ini masuk. Aku tidak sabar ingin berkenalan denganmu."

Saat dia mengulurkan tangan, pria yang berdiri di sebelahnya dengan tangan disilangkan mendengus.

"Kau bilang kau direkrut Manajer Lee? Sepertinya kau tidak punya uang, kau tidak akan bisa bertahan bahkan sebulan dalam keadaan itu."

Melihat pakaianku yang lusuh, pria yang paling jelek bertanya pada orang yang berdiri di sampingku, supaya semuanya mendengarkan.

"Tidakkah kau pikir standar disini terlalu rendah? Apa-apaan sih, darimana orang-orang seperti ini datang?"

Lalu, seseorang berwajah tajam di sebelahnya membuka mulut dengan seringaian.

"Kau benar-benar tidak punya uang? Bepergian dengan gaya buruk? Akhir-akhir ini hal itu tidak bekerja dengan baik."

Dia berkata dengan dingin dan menunjuk pria terakhir yang berdiri di sampingnya tanpa berkata apa-apa.

"Dia adalah contoh utama. Belum juga debut selama 4 tahun. Terlalu tua untuk melakukan apapun, jadi dia hanya mengambil kelas disini. Karena dia tidak punya uang atau dukungan."

Saat aku menoleh ke pria terakhir, pria tampan itu membuat kontak mata denganku. Dia tidak  tersinggung dengan pernyataan yang secara blak-blakan merendahkan itu, tapi dia hanya mengulurkan tangan dengan senyum pahit.

"Kau telah memillih jalan yang sulit. Meskipun kau tetap disambut."

Aku sedikit menundukkan kepala kepada mereka berempat sambil menyapa.

"Aku tidak sabar ingin berkenalan denganmu. Aku menantikan kelas yang akan kita ambil bersama."

Keempat orang merespons berbeda-beda pada sapaan yang tenang itu. Ketertarikan, rasa kesal, tak peduli, kewaspadaan. Aku ingat reaksi campuran itu dengan baik di benakku. Lalu, saat aku melihat tiap orang tanpa mengatakan apapun, aku mendengar instruktur masuk ke ruang latihan. Kelas formal pertamaku telah dimulai.

Perekam yang diberikan manajer agak berguna. Hari ini isinya empat jam kelas vokal dan pelafalan, dan mendengar suaraku secara langsung membantuku melatih apa yang sudah kupelajari karena itu memberiku gambaran yang jelas tentang dimana aku harus membetulkan diriku sendiri. Selama tiga istirahat di tengah-tengah kelas, aku mencoba mengisi kembali tubuhku dengan cairan dan mendengarkan suaraku lalu langsung memperbaikinya. Dan setelah kelas yang lumayan panjang, ingtruktur yang sedang mengemas tasnya memanggilku. Mungkin karena ini adalah pertama kalinya bagiku, instruktur memberiku saran tentang hal-hal yang perlu kuperbaiki, dan aku mengangguk mencoba mengingatnya.