Prolog

10 2 0
                                    

Tidak, aku tidak rela.
Kenapa aku harus berakhir seperti ini?
Padahal seharusnya hidupku berakhir bahagia, tapi sejak kapan semua nya salah?

Aku adalah Lyraia de Lunar, satu satunya putri Duke kekaisaran, Ayah dan Kakak ku sangat menyayangiku.

Aku juga mendapat cinta dari pewaris tahta kekaisaran, Putra Mahkota Evan Lawrence de Hitton.

Padahal aku adalah Ratu selanjutnya, ketika Yang Mulia Putra- tidak, ketika Evan naik tahta.

Tapi kenapa sekarang aku malah bersimpuh di lantai dengan darah mengalir keluar dari mulutku?!

Apalagi tatapan mengerikan itu!
Tatapan dari orang yang ku cintai yang dulunya menatapku dengan penuh kasih, sekarang menatapku seolah aku adalah hama yang menyebalkan.

"Kenapa?" tanyaku, suaraku serak, tenggorokan ku sakit.
Aku tetap memegang kaki Evan, meminta penjelasan.

Evan masih setia dengan tatapan tajam nya, ia membungkuk untuk membelai pipiku.
"Entahlah? menurutmu, kenapa aku melakukan ini?" tanya nya, seperti ingin bermain main.

Lalu tangan nya dengan kasar menarik rambutku ke belakang, memaksaku untuk menatap matanya yang mengerikan.
"Bukan kah sudah saat nya Duchy Lunar menghilang dari kekaisaran ini?" lanjutnya.

Ia menatap ku dengan kesal.
"Kau juga begitu, sangat menyenangkan membodohi mu yang sangat mempercayaiku"

Aku menatapnya tidak percaya, bagaimana mungkin dulu aku pernah jatuh cinta kepada lelaki seperti dia?

Namun, aku tak bisa berbuat apapun, padahal tadinya aku percaya ia akan membantu keluarga ku di saat keluarga ku di fitnah telah merencanakan pemberontakan.

Aku percaya dan dengan bodohnya menunggu dengan tenang di dalam penjara.
Sementara Ayah dan Kakak ku di eksekusi satu persatu, aku tetap percaya padanya.

Aku percaya pada pembunuh keluarga ku.
Betapa bodoh nya aku..

Bahkan sampai dia datang dengan raut sedih, dan bilang bahwa dia merasa bersalah karena membiarkan keluarga ku mati satu persatu, aku pun masih mempercayai nya.

Hingga alibinya yang membawakan ku wine karena tak ingin aku terlalu sedih, aku pun masih percaya padanya.

Dan kemudian aku mati begitu saja, karena racun di dalam minuman yang di bawanya.

aku menatap mata biru milik nya.
"Kau pasti tak akan hidup dengan tenang" geramku, ia tertawa terbahak bahak sembari menuangkan sisa wine yang ada di botol ke atasku kepalaku.

Lalu ia berbalik dan berjalan keluar.
"Ya, kutuklah aku sepuasnya Lyra. Karena setelah hari ini, aku tidak akan mendengar suaramu lagi"

Aku meringis sembari menatapnya yang tengah keluar, sakit sekali.
Hati maupun tubuhku, sama sama merasakan sakit, hingga aku tidak tahu aku mati karena racun atau malah karena sakit hati.

Setelah itu kesadaranku hilang, hal terakhir yang ku lihat hanya pandangan iba dari seorang penjaga penjara yang tadinya berjaga di depan sel yang ku tempati.

Sial, aku tidak ingin di kasihani!



Lady Return's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang