The Facts

1.3K 11 0
                                    

Aluna berjalan pelan di samping raja. Melihat keramaian pasar yang bagaikan lautan manusia.

"Woah, yaghwa" Aluna berhenti pada pedagang yaghwa.

"Yaghwa sangat manis, silahkan nona" Tawar penjual itu.

Aluna memakan beberapa potong yaghwa.

"Aaaaa.. Coba makan ini" Aluna memberikan sepotong yaghwa kepada raja.

"Tidak, aku tidak pernah memakannya, aku tidak bisa memakan makanan lain selain makanan kerajaan" Tolak raja.

"Anda takut kalau makanan ini ada racunnya? Kalau benar ini ada racunnya, saya dan bayi kita pasti sudah mati saat ini. Saya jamin ini aman, jadi cobalah sedikit saja, tolong, bayi kita ingin melihat ayahnya memakan makanan ini" Rengek manja Aluna kepada sang raja. Kali ini Aluna benar-benar berubah menjadi seperti anak kecil. Sorot mata dendamnya pun tidak terlihat lagi di matanya.

Tidak tahan dengan rengekan Aluna, raja mengambil potongan yaghwa dari tangan Aluna. Mencoba menggigit sedikit, lalu mengunyahnya.

Sedikit senyuman menghiasi wajah raja. Nampaknya raja menyukai makanan itu.

"Apakah enak?" Tanya Aluna, menyondongkan sedikit tubuhnya untuk melihat ekspresi raja.

"Tidak, ini tidak enak" Karena gengsi mengakui, dengan segera dan dengan senyum tipis di wajahnya, raja berjalan meninggalkan Aluna dan pedagang yaghwa itu.

"Ishh dasar, tolong bungkuskan 10 potong ya" Pinta Aluna pada pedagang yaghwa.

Sambil menenteng plastik berisi yaghwa, Aluna kembali berjalan mengikuti raja. Kali ini jarak dirinya dengan raja cukup jauh, dan posisi pasar yang sangat ramai, menyulitkan Aluna berjalan cepat menyusul raja.

"Brughhhh" Karena terburu-buru Aluna terjatuh karena menabrak seseorang.

"Maaf, anda tidak apa-apa nona?" Lelaki yang ditabrak Aluna menyodorkan tangannya untuk membantu Aluna berdiri.

"Tidak, aku tidak...." Ucapan Aluna terpotong saat ia mendongak ke atas melihat siapa yang telah ia tabrak.

"Ardhan" Aluna terkejut ketika mengetahui orang yang berada di depannya saat ini adalah sahabatnya.

"Naraya" Begitupun dengan Ardhan, akhirnya ia menemukan wanita yang ia cari selama ini.

Ardhan dan Naraya saling berpelukan.

"Aku hampir gila mencarimu, aku takut jika hal buruk terjadi padamu Nara" Tangis Rrdhan yang masih terus memeluk Aluna dengan erat.

"Ardhan maafkan aku, aku tidak bermaksud membuatmu cemas, aku disini hanya ingin membebaskan ibuku" Aluna melepas pelukan Ardhan dan menghapus air mata Ardhan.

"Sekarang kita sudah bertemu, aku berjanji akan membantumu membebaskan ibumu" Ardhan menggenggam tangan Aluna.

"Tidak Ardhan, aku sudah menjalankan misiku, saat ini raja sudah mampu aku taklukkan, aku hanya butuh waktu sebentar saja untuk menghancurkan raja" Aluna menyakinkan Ardhan.

"Tidak, aku tidak akan pernah membiarkanmu menjalankan hal gila itu sendiri. Walaupun raja sudah berhasil kamu taklukkan, tapi dia adalah tipikal orang yang sangat berbahaya Nara" Ardhan memegang kedua bahu Aluna. Terlihat kesedihan di wajah Ardhan.

"Ardhan, aku yakin kali ini dia tidak akan membahayakanku, karena ada sesuatu yang membuatnya tidak akan menyakitiku" Aluna memegang perutnya dengan kedua tangannya. Sedikit menunduk menatap perutnya.

"Bughhhh" Sebuah tonjokan mendarat di pipi Ardhan saat Ardhan dan Aluna sedang berbincang.

Raja menghajar Ardhan setelah mendengar apa yang mereka bincangkan. Dengan tidak berdaya Ardhan mencoba untuk bangkit dan balik memukul raja, namun tenaganya tidak cukup sehingga dia jatuh pingsan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang