Semua tidak akan berantakan jika malam itu Mahen tidak mabuk berat.
❗Mengandung bahasa kekerasan dan tingkah kehewanan para tokoh❗
❗Adegan dan alur cerita tidak untuk di contoh❗
Highest rank
#rank 1 mba (17/8/2022)
#rank 3 Mahen (17/8/2022)
#rank 5...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
* pahit
Sudah satu minggu semenjak kepergian Mahen, Keisha semakin murung.
Tidak ada senyum di wajahnya, tatapannya kepada orang orang selalu sinis, cara bicaranya selalu di singkat, matanya panda, lingkaran hitam di sekitar mata masih abadi di wajahnya, matanya selalu mengantuk. Jika Dulu setiap jam istirahat ia selalu keluar kelas dengan ceria dan melakukan banyak hal, maka sekarang jika jam istirahat ia hanya tidur di kelas.
Perubahan Keisha tentu karena kematian Mahen. Banyak siswa yang simpati kepada Keisha dan melihatnya seperti hal yang wajar.
Keisha tidak memperhatikan dirinya dengan baik. Makan jarang, merawat tubuh juga jarang, bahkan ia sudah tidak pergi ke salon kecantikan lagi. Maminya khawatir dan sering menasehati Keisha saat Keisha tidak mau makan. Apalagi berat badan Keisha menurun, tentu saja maminya khawatir.
Seakan tuli, Keisha tidak pernah mendengarkan komentar orang orang kepada dirinya.
Setiap pulang sekolah ia selalu pergi ke makam Mahen. Ia menghabiskan waktunya bersama Mahen di makam tersebut. Biasanya saat sore ia baru pulang dari makam Mahen.
Setiap malam, ia selalu menghabiskan waktunya dengan memandanginya foto Mahen. Kadang juga mengingat ingat kenangan yang sudah ia buat dengan Mahen baik yang indah maupun yang pahit.
Orang orang di sekitarnya menjadi super khawatir dengan Keisha setelah perubahannya yang drastis. Mereka sering mengajak Keisha mengobrol dan menghiburnya. Kadang juga mengajak Keisha melakukan hal hal yang membuat Keisha lupa dengan apa yang telah terjadi.
Tapi usaha mereka sia sia. Keisha tetap lah Keisha. Merubahnya menjadi seperti dulu cukup menguras banyak waktu.
"Kamu kalo engap di sana, keluar aja. Yuk?" bisik Keisha ke makam Mahen. Tangannya masih setia mengelus batu nisan yang bertuliskan nama Mahen.
Hari sudah semakin sore, tapi Keisha masih ingin bersama Mahen. Waktunya bersama Mahen menjadi kurang karena tadi ia pulang sedikit terlambat.
Dari sana terlihat segerombol pria yang tak sengaja datang dan melihat keberadaan Keisha yang masih memakai seragam sekolah lengkap. Mereka menghampiri Keisha yang terlihat berada di makam Mahen itu.
"Kei?"
Keisha melihat ke belakang. Ternyata itu Gilang dan geng Lapendos Color. Yah, geng tersebut belum mendapatkan orang yang pas untuk menggantikan posisi ketua mereka. Jujur saja jika hal memimpin dan pertemanan, Mahen pemenangnya. Karena solidaritasnya sangatlah besar. Rasa persahabatannya juga sangat kuat. Mahen menganggap semua anggota besar Lapendos Color sebagai keluarga kedua setelah keluarganya di rumah.
"Eh lihat, ada temenmu. Kamu nggak mau nyapa mereka?" ujar Keisha mengembangkan senyumannya.
"Lo ngapain di sini sore sore? Masih pake seragam lagi." tanya Rando.