Dan,
Malam yang gulita ini menjadi cantik karena penuh dengan bintang-bintang, atau... karena sesederhana kamu ada di sampingku.Aku berkelakar padamu, "Kamu tahu apa perbedaan kamu dengan bintang-bintang?"
"Apa," itu yang keluar dari mulut-mu.
"Tidak ada," ucapku sedang kamu dalam keheranan.
Aku melanjutkan, "Tapi aku suka menatap bintang, begitu pula dengan kamu,"
Kamu terkikik pelan, sedang aku merasa tidak nyaman. Aku merasa ada yang janggal. Tawa itu, tawa yang kamu paksakan.
Aku menatapmu kini, perhatianku cuman kamu.
"Hey, boleh aku bersandar di sisimu?"Kamu menggeleng, "Maaf, aku harus pergi."
"Kumohon, hanya malam ini saja."
Kamu meng-iya-kan.
Bersandar di kamu, aku merasa tenang juga terkoyak di saat yang bersamaan.
"Tidak bisakah kita seperti ini saja dalam waktu yang lama?"
Kamu hanya terdiam.
"Kumohon biarkan aku egois,"
Kamu sekali lagi menggeleng, "Maaf, aku harus pergi."
"Baiklah, kalau begitu tunggu sebentar."
Sungguh aku benci perpisahan, tapi kumohon tunggu sebentar.
"Kepergianmu, aku ingin menyertainya dengan doa."
Terima kasih, a million magic wishes for you.
Dengan renjana,
tertanda Asta.loff
16-01-22
KAMU SEDANG MEMBACA
Al - Blue Wal Blues (Perayaan Angan-angan Yang Terkoyak Angin)
Short StoryTulisan klasik untuk merayakan angan-anganku yang terkoyak angin. Hati-hati masuk angin, Salam hangat dariku si pengamat cuaca. Asta.loff :)