Bab 4

29.4K 57 1
                                    

Tok tok tok
Tok tok tok

Suara pintu diketok dari luar yang dilakukan berkali-kali terdengar jelas.

Theo terbangun dari tidurnya. Ia meruntuki kenapa harus ada yang datang disaat seperti ini.

"Anjing ini gimana cok bisa ketahuan kalok kek gini.“

Sembari panik mendengar pintu di ketok-ketok , theo pun segera memakai kembali pakaian yang dilepas sebelumnya.

Sembari melihat kearah noni yang masih telanjang bulat terbaring diatas kamar tidur.

Terlihat badannya yang putih mulus , payudaranya yang indah , vagina noni yang masih berlumuran bekas sperma terlihat jelas.

"Ini kalau ada apa apa gimana , bisa berabe urusannya."ucap theo.

Tak lama suara pintu yang digedor dari luar sudah tidak terdengar lagi Theo pun sudah merasa agak tenang.

Selesai memakai pakaian Theo bergegas meninggalkan noni yang masih telanjang bulat. Theo bergegas menuju ketempat badri benerin ac.

"abis ngapain aja lu?" ucap andri sambil melihat theo yang berjalan kearahnya.

"aa anu bang, gua tadi bingung ngotak atik ac."ucap theo sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"halah ngeles aja lu kek bajai.lu aja keringetan begitu.
Udah ga usah ditutupin ,
Enak ga?"

Ucap andri seakan akan dia udah tau apa yang dilakukan theo sama noni didalam kamar.

" Semua pegawai hotel disini, udah tau noni itu siapa jadi gak heran hehe."sambil tersenyum kearah theo.

Theo sedikit terkejut saat Andri ternyata tau apa yang ia lakukan dengan Noni dan nampaknya ia tidak terkejut sama sekali malah terlihat santai sambil melakukan pekerjaannya.

Noni adalah seorang wanita malam atau wanita malam. Ia biasanya akan melemparkan tubuhnya pada para pengusaha ataupun orang yang mau membayarnya dengan mahal.

Namun ketika ia melihat Theo dan ia pikir barang bagus tidak boleh ia lewatkan.

Sore pun berlalu, AC sudah diperbaiki. Andri dan theo segera pulang.

Didalam perjalanan pulang, Theo berbicara kepada Andri. Dia meminta agar Andri tidak menceritakan ini kepada siapapaun.

Setelah lama perjalanan yang harus menghadapi padetnya kota Jakarta yang tak pernah sepi, akhirnya sampai di ruko tempat mereka kerja.

Terlihat pak Joko yang hendak bersiap siap menutup ruko karna sudah waktunya untuk pulang.

" itu seragamnya taruh didalem. Nanti langsung pulang aja.  oh iya , besok saya ada acara, besok Andri sama kamu yang urus semuanya, bila perlu sesuatu bisa tanya ke Andri.“ ucap pak Joko.

Theo mulai melepas seragam yang ia kenakan dan menaruh di loker barang miliknya.

Selesai pekerjaan hari ini, nyatanya itu tidak seburuk yang ia pikirkan baginya.

Ia berjalan keluar toko dengan sedikit bersenandung ria.

"Te, nih ada titipan dari si Noni." Seseorang berlari sambil memegang pundak Theo yang ternyata adalah Andri.

Theo nampak bingung dan sekaligus khawatir.

Titipan? Untuk apa? Apa aku harus membayarnya karena ia kupu-kupu malam?

Begitulah pikir Theo. Ia sedikit khawatir jika nanti Noni ternyata meminta bayaran darinya sedangkan ia hanya punya uang dua puluh ribu yang ia gunakan untuk ongkos pulang.

"Ah udahlah gua pikirin nanti aja." Ia berjalan mencari angkot untuk pulang

Sampai di Rumah paman Heri, ia melihat seorang gadis duduk di depan bersama seorang pria yang sepertinya adalah pacarnya.

" Wihh baru balik lu? O iya ini kenalin Andre pacar gue." Ucap Dini sambil tersenyum hangat.

Theo sedikit terkejut ketika melihat pria tersebut. Ia sedikit familiar dengan wajahnya, seperti seseorang yang ia dan ayahnya kenal tapi ia juga tidak yakin.

" Oh hai gue Theo sepupunya Dini." Theo menjabat tangan Andre.

Mereka sedikit berbincang ringan sebelum akhirnya Theo mengakhiri pembicaraan dan memilih masuk untuk membersihkan diri.

Theo melepas bajunya serta celananya dan kini hanya menyisakan celana dalamnya yang berbentuk seperti celana renang tapi lebih pendek.

Ia merebahkan diri di kasurnya. Matanya terpejam.

"Eh kertas dari Noni." Ia teringat kertas itu.

Ia mulai mencari di sela sela baju serta celananya mencoba menemukan kertas yang Andri berikan.

Dan ketemu.

Ia mulai membuka kertas itu dan ternyata didalam kertas itu terdapat pesan dari Noni dimana ia harus menghubunginya lewat nomer yang sudah ia tulis.

Tanpa pikir panjang karena ya Theo sendiri penasaran apa yang Noni akan bicarakan.

Theo mulai mengetikan nomer di   handphone hitam miliknya.

Terdengar suara telpon tersambung diujung sana, namun yah belum mendapat jawaban dari pemiliknya.

"Halo, siapa ya?" Suara seorang wanita di ujung sana yang tak lain adalah Noni.

" Oh Hai." Theo sedikit gugup.

"Oh gue tau deh keknya ini siapa, Lo pasti Theo kan. Wah gimana servise dari gue? Enakan haha." Terdengar Noni nampak tertawa biasa seperti hal itu bukan masalah.

Theo sedikit bernapas lega, berarti Noni bulan ingin meminta bayaran darinya.

Theo mulai bertanya apa tujuan Noni memintanya untu menghubungi dia.

" Oke kita to the point aja, gue mau ngajak Lo buat kerja bareng gue. Lo tau kan kerjaan gue dan yahh dari pada Lo kerja jadi tukang servis AC yang gajinya kecil mending Lo kerja bareng gue yang udah pasti gajinya nggak main main."

Wanita di ujung sana nampak sedang memberikan nasehat, entahlah ini bisa dibilang nasehat atau bukan.

Theo berpikir, ada benarya apa yang dikatakan Noni, gaji yang akan ia terima tidaklah banyak belum lagi ia harus memikirkan ibunya yang ada di Desa.

Tapi jika ia menerima tawaran Noni, dia akan jadi simpanan wanita-wanita pejabat?

Lalu apa dia akan berubah menjadi lelaki kupu-kupu malam?

Ah tidak lebih tepatnya Gigolo.

" Oke gini aja, gue kasih Lo waktu 1x24 jam buat mikir. Setelah itu Lo bisa kasih tau gue apa jawaban Lo." Perubahan dari nada Noni menjadi lebih serius.

Theo mengiyakan apa yang dikatakan Noni untuk menunggu jawaban darinya.
Ia akan berpikir apa yang harus ia pikirkan.

Tak pernah terbayang dalam hidupnya ia akan masuk dalam dunia seperti ini.

Dulu ia dan teman-temannya sering membully teman mereka karena ayahnya seorang gigolo.

Apa sekarang ia harus menjilat ludah yang sudah ia buang?

CALL ME LATER (21+) WARNING!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang