Bab 2

51.6K 102 0
                                    


Setelah kejadian itu , mereka  kembali ke dalam bus dalam keadaan membisu.

Tidak ada obrolan bagi mereka.
Seperti tidak terjadi apa-apa.

Yeah walaupun sebenarnya Matteo lah yang berpikir begitu.

Perjalanan pun berlalu mereka berpisah disatu stasiun di jakarta.

Theo menuju rumah pamannya ,
Sedangkan alisa menuju tempat dia bekerja.

Alisa dengan wajah merah seperti ingin menangis namun ia tahan.

baru mau sampe jakarta aku udah bisa ngerasain surga dunia , aku gak tau berapa banyak lagi yang bisa aku dapatkan, ini pertama kalinya aku melakukan ini , biasanya hanya dengan sabun dikamar mandi

Gumam Theo dengan girangnya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Entahlah apa yang sebenarnya ada dipikiran cowok cabul itu.

Theo akhirnya sampai dirumah pamannya yang akan ia tinggali.

Sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak padanya.

Ia melihat seorang gadis cantik dengan tinggi 150 cm, yang kini tengah berdiri didepan rumah pamanya.

" Permisi, yang punya rumah ada kan ya?". ucap matheo

" Eh ada tamu, iyaa ada dirumah. Ada keperluan apa ya mas?".  ucap gadis tersebut.

" Ini kak , saya mau bertemu paman heri."

" Ngomong ngomong ini siapanya bapak ya?". Tanya gadis tersebut ketika mendengar nama Ayahnya.

Theo mulai mencerna yang dikatakan gadis tersebut.

Bapak? berarti dia anaknya paman heri , kenapa aku baru tau paman punya anak secantik ini.

Gumam Theo dalam hatinya.

" Um , saya anaknya ibu maria , saudaranya pak heri."

“ ohhh , lo si matheo yang kecilnya dulu suka ngedot kan?."

" Gue loh Dini , masih inget gak ? Dulu yang waktu kecil bikin po nangis gegara gak sengaja ketendang itu lo." Dini tertawa ketika mengingat momen itu hingga terlihat senyumnya yang manis.

"Aduhh jadi Lo tu Dini, Udah deh Din nggak usah diinget inget lagi malu gue kalo inget." Ucap Theo sambil menggaruk tengkuknya.

"Ada siapa Din kok rame banget?" Seorang pria baya keluar dengan stelan celana pendek khas bapak bapak tengah bersantai.

" Anu, om ini aku Mattheo." Theo menyalimi tangan pamanya itu.

Dan mereka pun akhirnya berpindah ke ruang tengah untuk mngobrol.

Mattheo menerima pekerjaan yang ditawarkan pamannya itu. Yah setidaknya gajinya lumayan lah untuknya hidup.


“ Theo , kamu tidur disini  dirumah paman , kebetulan masih ada kamar kosong , kamu tidur disana , nanti Dini yang bakal nunjukin kamarnya dimana.“  ucap paman Heri yang kemudia berlalu melanjutkam aktivitas nya yang tertunda.

" baik baik om,terima kasih."

Dini pun mengantar theo ke kamarnya.

Karna hari sudah mulai sore, Theo pun disuruh mandi oleh Dini. Sedangkan dini mau memasak buat makan malam nanti.

Setelah menaruh barang barangnya di kamar, Theo pun bergegas ke kamar mandi.

Kamar mandi yang terletak diarah dapur bersebelahan dengan dapur.

Sebelum masuk kamar mandi, theo melihat dini yang sedang memasak.

Hanya menggunakan hotpants dan kaos oblong yang membuatnya menampilkan lekuk tubuhnya dan memamerkan payudaranya yang besar meninjol.

" sial , aku gak bisa lihat pemandangan ini." Gumam Theo.

Kalian tau? Memang kalau sudah otak mesum akan susah dirubah.

Tanpa disadari, dibawah sana ada yang mulai mengeras dan meronta untuk dikeluarkan.

Akhirnya Theo memilih untuk menyudahi pemandangan ini dan cepat cepat ke.kamar mandi.

“ Sialan, bodynya si dini mantep banget cok, mana ni si joni langsung berdiri gabisa ketahan lagi, tai dah.“

Theo mulai mendudukan dirinya di atas closet duduk yang ada.

Imajinasi nya mulai berjalan dengan liar.

Ia mulai membayangkan kini tengah bersama Dini dikamar mandi.

Ia mulai membayangkan menyentuh setiap lengkuk tubuh dini tanpa terkecuali.

Dadanya yang besar dan menonjol menjadi suatu gairah tersendiri baginya.

"Ahh."

Theo pun gak sadar telah mengocok kejantanya yang keras itu dengan nikmat dikamar mandi.

"Ahh enak, Bayangin aja enak apalagi kalo beneran."

Ia terus mengocok dengan ritme yang semakin kencang.

"Aahh ahh keluar juga akhirnya."

Cairan putih kental menempel didinding kamar mandi tanpa disadari.

" Sialan, kebiasaan gua nggak pernah berubah ya “

Theo pun selesai mandi , dan malam pun tiba , mereka pun makan malam bersama sama dan saling bercerita kembali.

CALL ME LATER (21+) WARNING!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang