Matamu gelalapan panik, Xavier menatapmu tajam karena apa yang kau ucapkan sebelumnya, pikiranmu panik apakah dia tersinggung atau sesuatu"Ah! Sorry I-I Just... T-that... You have beautiful eyes like eagle" kau berusaha menatap matanya dan tersenyum tenang, Xavier menatapmu lebih santai dan pergi begitu saja meninggalkanmu dan Ikio disana.
"Hei! Suman (y/n)!!" Ujar Ikio padamu sambil berlari mengejar Xavier yang berjalan jauh. Kau menghela nafas saat merasa semuanya aman, hanya saja itu menjadi hal baru untukmu.
"Kau lama!" Bara menyilang tangannya dan memberikan tatapan tegas padamu, kau memutar matamu malas.
"Kau sudah merindukanku?"
"Dih! Jijay" ujar Bara dengan wajah jijiknya. Kau terkekeh pelan lalu menendang kakinya sedikit keras.
"Sumpah kau itu ya!"
"Berhenti mengomel seperti ibu-ibu Ra, aku jodohkan dengan laki baru tau rasa"
"Sialan Lo"
Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya hubunganmu dengan Bara sangat dekat, sejak masuk kampus disana kau dipertemukan oleh Bara yang asalnya sama denganmu. Karena berasal dari negara yang sama hal itu mendorong kalian untuk saling membantu saat kekurangan kosa kata, makin lama hubungan kalian makin erat Bara sudah kau anggap kakak sendiri begitupun sebaliknya.
Bara adalah seorang mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari sekolahnya dulu, dia belajar mati-matian demi terbang ke negri Sakura ini. Awal tahun pertamanya berjalan dengan lancar karena ada dirimu yang menemaninya tapi saat berjalan ke tahun kedua saat ujian berlangsung, Bara membongkar kecurangan seorang dosen dengan kosa kata yang seadanya bahkan dengan bantuanmu pun situasinya dibalikan. Bara dituduh melecehkan dan menganiaya dosen itu.
Saat itu benar-benar kacau, polisi, media, semua berkumpul untuk berdiskusi. Dan akhirnya kalian kalah, dosen itu mengancam akan melakukan hal lebih buruk dan kejadian itu hanya sebagai pelajaran saja. Tuntutan Bara dicabut, kau dan dirinya di skors selama 1 Minggu penuh, nilai Bara benar-benar anjlok setelahnya, dan saat itulah dirimu membantunya bangkit dari keterpurukan. Bara perlahan bangkit dengan bisikan dan cacian negatif mengelilinginya tapi ia bersyukur ada dirimu yang menutup telinganya.
Dan karena itulah Bara sangat peduli padamu, apalagi sejak ia mengetahui masa dan kebiasaan kelam mu, jadi ia selalu menghubungi mu setiap saat untuk memastikan dirimu aman dan tidak melakukan hal bodoh itu lagi. Walaupun banyak kata kasar dalam percakapan kalian tapi itu benar-benar mengikat kalian lebih erat.
/ᐠ。ꞈ。ᐟ\
( !!! )✓ ・・・Kini kau berada diperjalanan pulang, sendirian karena Bara ada janji dengan kekasihnya. Walaupun jujur saja, kau ingin dia ikut dan mengenalkan kucing itu padanya. Ehemm..? Kau tak mungkin terus memanggilnya kucing kan, kau rasa kau harus segera memberikannya sebuah nama. Tapi itu mungkin nanti saat kau sudah sampai dirumah, kau masih di perjalanan kau berfikir kira-kira nama apa yang cocok untuknya...
"Aku pulang!" Ujarmu ntah pada siapa, kau hanya tinggal sendirian dirumah kecil ini, biasanya kau melakukannya jika kau sedang dalam kondisi hati yang baik saja.
Kau melepas sepatu dan segera berlalu kedalam rumah untuk melihat si kucing, kau sempat sedikit panik saat kau tak menemukannya di kamarmu. Kau mencarinya disekeliling rumah mu, awalnya kau pasrah karena tak menemukannya dimanapun tapi ....
"Meow" suara itu mengagetkanmu dan segera mencari suara itu berasal.
"Hahh.... Kenapa tadi aku tak menemukanmu hmm?" Lega mu saat kau menemukannya disisi lain kamar mu kucing itu hanya duduk diam sembari mengibaskan ekornya, kau segera mendekat karena dia menggeram marah jadi kau mengelus kepalanya perlahan hingga ia merasa lebih nyaman lalu kau menggendong nya perlahan dan hati-hati.