Tiny

1.4K 75 8
                                    

Aonung tidak bisa melupakan sih kecil, sejak pertama kali sih kecil dan keluarganya meminta uturu ke klan metkayina, klan nya. Tangan, kaki, pinggang yang kecil, dan senyuman yang cantik, saat ia tersenyum ke adik adiknya, Aonung selalu membayangkan senyuman manis itu, tersenyum untuk nya juga.

Tapi itu hanya angan-angan saja, terutama saat ia membawa loak, adiknya neteyam ke luar karang, dan meninggalkan loak sendiri disana yang hampir di makan akula, kalau tidak di tolong oleh payakan dan membuat neteyam menghindari dirinya.
.
.
.

Aonung melihat neteyam duduk sendiri di pantai, yang jauh dari tempat klan nya tinggal. Dengan kepala yang tertunduk dan selalu membuang nafas kasar.

"Neteyam" Kata aonung lembut, tidak ingin membuat orang yang di cintai kaget.

"Aonung?" Neteyam menoleh kebelakang, dan melihat aonung, yang menatap dirinya dengan intens.

"Maaf, apakah aku mengagetkanmu?" Kata aonung, yang masih menatap intens neteyam, neteyam yang di tatap seperti itu menjadi salah tingkah.

"T-t-tidak," Jawab neteyam dengan menggelengkan kepala nya.

"Bolehkah aku ikut duduk juga? " Aonung

"Tentu saja, ini punya mu,pantai mu kenapa kau harus minta izin dahulu kepadaku" Ucap neteyam yang di balas, aonung dengan mengangkat bahu nya, dan aonung langsung duduk di sebelah neteyam.

"Kenapa ke kesini?" Neteyam menoleh ke aonung.

"Dan aku juga bertanya sebaliknya kepadamu, kenapa kau duduk sendirian disini? " Aonung balas menoleh ke neteyam.

"Ntahlah, aku merasa nyaman, jauh dari marui, terasa sangat sepi dan menenangkan saat mendengar suara ombak yang menabrak karang" Neteyam menatap laut "lalu kau, kenapa kesini?" Neteyam kembali menoleh ke samping, menatap aonung.

"Hanya sekedar ingin menenangkan pikiran dari beberapa masalah, terutama dari seseorang yang selalu ada disini" Balas aonung, sambil menunjukkan kearah kepalanya, neteyam yang mendengar jawaban dari sih mata laut, hanya mengangkat alis.

"Siapakah itu? Wanita mana yang membuat pangeran laut sampai stress seperti ini?" Tanya Neteyam dengan nada sedikit mengejek.

"Dia bukan Wanita, dia lelaki" Balas Aonung, santai. Neteyam yang mendengar itu, Kaget. Tapi tidak lama setelah dia membuat wajah kecewa dan sedih, dan membuang muka nya.

"Ohh, jadi siapakah lelaki itu? Apakah dia yang kemarin saat berbicara dengaanu? " Kata neteyam, dengan nada bergetar yang di tahan. Aonung yang menyadari suara neteyam berbeda, seperti ingin menangis menjadi panik.

"Teyam, apakah kau menangis? Hey, Teyam. Lihat lah kesini? Aku mohon, kau kenapa, seperti ingin menangis. Apakah aku membuat mu sedih? " Aonung panik, dia ingin menyentuh neteyam, tapi ia juga takut, takut gak sopan.

"Tidak aonung, aku tidak menangis. Sungguh, jadi siapa lelaki itu?" Neteyam kembali menoleh ke aonung, setelah bisa menenangkan dirinya.

"Ohh syukurlah, aku kira kau menangis" Kata aonung lega "lelaki itu, kau teyam. Dirimu, aku menyukaimu saat pertama kali melihat mu turun dari ikran,saat keluarga kamu meminta uturu, cinta pandangan pertama kalau kata ayahku" Lanjut aonung sambil menatap mata neteyam, yang berwarna kuning ke orange an. Dan dia baru menyadari, bola mata neteyam memiliki corak seperti bunga di sekitar cincin bola mata nya.

"Aonung, jangan bercanda. Aku tahu kau sekarang sedang membuat lelucon kan, iya kan. Tidak mungkin kau menyukaiku" Neteyam membalas, dengan ketawa garing dan di paksakan.

"Sungguh Neteyam, aku sedang tidak membuat lelucon, aku tahu kau tidak akan mempercayai kata² ku, apalagi saat aku sering memanggil adikmu. Aneh, tapi percayalah, pernyataan aku yang tadi itu kebenaran" Aonung mengambil tangan Neteyam, dan memegangnya dan mengelusnya pelan. "Aku tidak memaksa kamu untuk menjawab, pernyataan aku yang tadi" Lanjut aonung, setelah diam sejenak, untuk melihat ekspresi sih kecil.

"Tidak tidak, kau harus tau jawabanku aonung, kau harus tau. bahwa aku juga menyukaimu saat kau mengajariku mengendarai ilu, dan aku kesini sebenarnya sedang memikirkanmu, dan kesalahan ku karena menghindari kamu, aku meminta maaf" Kata neteyam cepat, dan menunduk. Aonung memegang dagunya neteyam dengan tangan kanan, dan mengangkat wajahnya, untuk menatap mata neteyam.

"Seharusnya aku yang meminta maaf kepadamu, karena sudah membuat saudara mu hampir mati di luar karang sana, kau berhak marah kepadaku, dan aku akan menanggung akibatnya yaitu, kau menghindari aku, saat aku sangat ingin berbicara dengan mu dan memegang tangan mu lagi" Aonung mengelus pipi neteyam dengan ibu jari nya, dan tersenyum lemah.

"Aonung bisakah kita berpelukan? " Tanya neteyam,dengan nada ragu. Aonung yang mendengar itu seketika tertawa.

"Neteyam, kau merusak momen dengan tingkah konyolmu, sayang" Aonung melepaskan tangannya dari dagu dan pipi neteyam, dan langsung mengangkat neteyam lalu mendudukkannya di paha berotot miliknya, dan ia langsung memeluk pinggang kecil neteyam.

"Lalu sekarang, apakah kita berpacaran? Tapi aku takut dengan orangtua ku dan kamu, takut mereka tidak menyetujuinya" Neteyam memeluk leher aonung, dan menyandarkan Kepala nya di bahu aonung.

"Orangtua ku tidak masalah, karena mereka sudah tau, terutama ibu ku. Dia sangat cepat mengetahui kalau aku menyukaimu, dan dia memberikan restu untuk kita berdua, tsireya juga sudah mengetahui juga" Balas Aonung sambil mengelus pinggang sih kecil, dan sesekali merematnya, yang mana membuat sih kecil akan mengerang. "Besok aku akan menemui toruk makto dan pasangannya, orangtua mu, aku akan meminta restu tentang hubungan kita dan juga ke saudara dan saudari mu. Lanjut aonung, membuang nafas kasar.

"Aku akan ada disebelah besok, menemanimu" Balas neteyam, dengan tangannya yang memainkan rambut aonung. Dan mereka berdua berdiam sejenak,menghirup wangi tubuh masing masing.
.

"Teyam" Aonung memanggil neteyam dengan suara rendah, neteyam yang mendengar langsung menegakkan badannya, dan menatap aonung.

"Iya aonung"

"Oel ngati kameie"

"Oel ngati kameie, aonung" Setelah membalas aonung, neteyam langsung menarik leher aonung, dan menciumnya, dan aonung membalasnya dengan sedikit agresif.

End
883 words

Pengen nangis, akhirnya bisa membuat fanfic aonunete pertamaku , setelah menonton avatar, di bulan 12 kemarin, huaaaaaaaaaaaaaaaa

Suka gak? Mau lanjut??

~Terimakasih Guys yang sudah membaca ini dan jangan lupa like and comment nya

~maaf kalau ada kata²yang salah atau tidak nyambung

~sampai jumpa di next chapter teman-teman

Drabble/oneshot Aonung x NeteyamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang