Disini dia, berada tempat yang sudah dia katakan akan bertemu dengan Hyungseok nantinya. (m/n) duduk di salah satu ayunan taman, dia saat ini hanya memakai kaos polos dan celana panjang. Walau begitu dia tetap terlihat tampan karena apapun yang dikenakannya terlihat cocok.
Sebenarnya mereka janjian jam 10, tetapi (m/n) datang dari jam 8 karena dia ingin wifian untuk bermain game onlinenya. Yah sebenarnya bukan itu alasan sebenarnya dia datang pagi-pagi ke taman, alasan sebenarnya kenapa dia buru-buru pergi dari rumah karena kemarin dia tidak sengaja menghilangkan tempat minum ibunya. Jadinya dia kabur sekarang, anak durhaka memang.
"Huh bosan, main mobel lejen udah glori, epep udah boyah dari tadi, papji juga udah chicken... streaming anime mungkin ya? Tapi gada yang menarik" gumam (m/n) pada dirinya sendiri, dia melihat kearah sekitar taman yang sangat sepi.
(m/n) menunduk dan kembali bermain dengan ponselnya, dia tidak sadar bahwa sedari tadi ada seseorang yang menatapnya dari kejauhan dengan pandangan tertarik.
"Sepatu mu sepertinya terlihat mahal... Boleh kuambil?"
Mendengar seseorang berbicara kepadanya, (m/n) mendongak menatap sosok di depannya. Dia hanya memiringkan kepalanya bingung.
"Apa..???"
"Sepatumu boleh kuambil?" tanya seseorang di depannya sekali lagi
(m/n) berkedip beberapa kali, dia kemudian melihat kebawah menatap ke sepatunya yang padahal sudah usang. Sepatu tersebut biasa dia gunakan sehari-hari jadi wajar saja sudah usang, apalagi itu pemberian seseorang waktu dia masih kecil.
"Sepatu ini? Ini sudah lama, memang ingin kau apakan?"
"Ku jual"
"Tidak akan laku, lihat... sudah usang begini" jawab (m/n) sambil tertawa kecil melihat pemuda di depannya yang sedang menatapnya sedikit bingung.
"Kamu sangat butuh uang...?" tanya (m/n) lagi tetapi dengan berhati-hati, takut menyinggungnya.
"Ya"
Ugh, sok kull sepertinya- tapi tenang saja wibu seperti (m/n) ini tidak mudah menyerah menghadapi orang kull
"Ingin kuberikan uang?"
Mendengar perkataan (m/n) membuat sosok bersurai coklat tersebut terkejut dan mengangguk berkali-kali tanda mengiyakan
"Duduklah dulu di situ, perkenalkan dirimu dahulu"
(m/n) menunjuk ke arah ayunan di sebelahnya yang kosong, dia memang dari tadi duduk di ayunan. Dia menggerakkan dirinya sendiri, sehingga ayunan yang di dudukinya bergerak maju mundur perlahan.
"Yohan... Seong Yohan"
"Umur?"
"Um- 18...?" jawab Yohan ragu-ragu, sepertinya dia lupa umurnya sendiri huh?
"Ternyata kita seumuran, aku (m/n) salam kenal Yohanie... Boleh kutahu kenapa kamu membutuhkan uang? Aku bisa saja memberikannya, tetapi jika kau buat untuk sesuatu yang aneh-aneh tidak akan kuberikan" tanya (m/n) sambil menatap Yohan, yang ternyata Yohan juga sedang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
Yohan terdiam beberapa saat, dia terlihat bingung ingin mengatakan alasannya atau tidak. Tetapi entah mengapa setelah melihat wajah (m/n), membuat Yohan ingin menceritakan semua yang dialaminya. Seakan-akan (m/n) adalah malaikat penolongnya yang siap mendengar segala keluh kesahnya- er sepertinya berlebihan...
"Beli obat untuk ibu" jawabnya pelan
"Ah begitu... Maaf jika membuatmu tidak nyaman, kalau untuk itu aku bisa memberimu tetapi tidak gratis"
Yohan melirik (m/n) dan menaikkan satu alisnya
"Lalu?"
"Bekerjalah untukku Yohanie, tidak susah kok" tawar (m/n) sambil tersenyum kecil, dia sudah memikirkan beberapa rencana jahat di kepalanya
Melihat raut (m/n) membuat Yohan mengernyit tidak suka, seakan dia paham apa yang sedang di rencanakan sosok seperti malaikat disampingnya ini
"Bekerja sebagai apa?"
"Berikan nomor telepon mu, setiap ku hubungi kau wajib datang. Cukup itu saja"
Yohan menyerahkan ponselnya dengan ragu-ragu, tapi mau bagaimana pun dia harus bisa mendapat uang sekarang. Jadi mau tidak mau dia menyerahkan ponsel jadulnya ke (m/n).
"Tidak perlu takut seperti itu, aku mungkin hanya menghubungi mu untuk bermain bersama, atau mungkin aku ajak jalan-jalan saat tidak ada teman ya? Hm... ide bagus" kata (m/n) pelan tetapi masih dapat didengar oleh Yohan, dia hanya memiringkan kepalanya bingung
"Hanya itu...?"
"Iya hanya itu, ini bawa saja kartu kredit ku password nya ada di situ. Itu jadi milikmu sekarang Yohanie~"
(m/n) mengeluarkan kartu berwarna hitam dari dompetnya, dia melemparkannya ke arah Yohan dan ditangkap dengan baik oleh si rambut coklat. Yohan mengangguk paham dan berdiri berniat pergi.
"Eh kemari dulu-" tahan (m/n), dia menggerakkan tangannya untuk menyuruh Yohan mendekat
Yohan hanya menurut toh dia sudah di kasih uang, berjalan mendekati (m/n) kemudian dia sedikit menunduk karena (m/n) sedang duduk di ayunan. Tanpa aba-aba (m/n) mengusap-usap kepala Yohan dengan perlahan.
"Jika butuh sesuatu atau butuh yang lain bisa hubungi aku, jangan sungkan oke Yohanie?"
Mendengar hal itu sontak membuat Yohan membelalakkan matanya terkejut, dia baru saja bertemu dengan (m/n) tetapi sosok di depannya ini sudah sangat baik kepadanya. Padahal niat awal Yohan ingin mencuri sepatunya, dia merasa tidak enak kepada (m/n). Yohan menunduk dan berpikir, apa dia pantas mendapatkan hal seperti ini, dia itu manusia yang kotor. Apakah boleh? lagi-lagi pertanyaan tersebut bersarang di kepala Yohan.
(M/n) yang menyadari hal tersebut hanya mengacak-acak rambut Yohan gemas, dan terkekeh kecil.
"Aku yang menawarkan jadi jangan merasa tidak enak, atau sampai merasa tidak pantas. Sana aku mau kencan dulu dengan temanku, jika kau sungkan kepada ku- aku tidak akan memberimu uang lagi" ancam (m/n) bercanda
Setelah berdiam cukup lama akhirnya Yohan mengangguk patuh dan berjalan meninggalkan (m/n) di taman sendirian, pikiran Yohan saat ini sangat banyak hingga membuat dirinya sedikit pusing. Tidak biasanya dia memikirkan seseorang hingga seperti ini.
Sedangkan (m/n) sendiri kembali terdiam, kalian pasti bertanya kenapa dia begitu baik kepada Yohan. Biarkan itu menjadi rahasia lebih dahulu. (M/n) mengecek jam yang berada di ponselnya, waktu baru menunjukkan pukul 09.20 masih beberapa menit hingga Hyungseok datang.
Baru saja (m/n) ingin beranjak dari ayunan, tiba-tiba bahunya di tepuk pelan dari belakang
"(m/n)! Apa kamu menunggu lama???" tanya Hyungseok dari belakang (m/n)
Dia menoleh kebelakang dan menggeleng kecil
"Tidak kok, baru saja ini mau duduk" bohong (m/n)
"Ah begitu, syukurlah ... kukira aku membuat (m/n) menunggu lama. J-jadi kita akan kencan b-bagaimana?" tanya Hyungseok malu-malu, maklum dia kan jomblo dari lahir jadi tidak pernah berpacaran.
Melihat Hyungseok yang malu-malu membuat (m/n) tertawa kecil, dan dia segera menggandeng tangan Hyungseok yang ternyata sangat pas di tangannya. (m/n) menuntunnya berjalan ke arah stasiun bawah tanah.
"Kita akan jalan-jalan! Agak jauh sedikit tidak masalah kan?!" tanya (m/n) dengan bersemangat
"Tidak masalah, kemana pun boleh...-"
"-asal denganmu"
Hyungseok tersipu malu di saat melihat tangannya sedang di genggam oleh (m/n), entah kenapa hatinya saat ini sudah berdebar-debar tidak karuan. Menurutnya (m/n) saat ini terlihat sangat tampan walau hanya menggunakan kaos polos tetapi (m/n) memiliki daya tarik tersendiri baginya dan hal itu membuatnya terlihat keren. Tanpa sadar bibit bibit pelangi sudah tumbuh pada tubuh Hyungseok- 😔
KAMU SEDANG MEMBACA
ʟᴏᴏᴋɪsᴍ x ᴍ! ʀᴇᴀᴅᴇʀ
RandomPengangguran, hobi gelud, suka gombalin anak orang. Siapa lagi kalau bukan (m/n), wibu yang demen banget gombalin anak orang sampe baper tapi pas orangnya udah suka dia gamau tanggung jawab. ------------ "Padahal kemarin manggil sayang, kenapa sekar...