empat

375 27 13
                                    

Venice langsung meletakkan kembali pistolnya dan mendekati Day yang tampak kacau terduduk di lantai sambil menangis.

"Berengsek.. Kau apakan adikku.." tiba-tiba saja Bean muncul di sana dan memukul keras wajah Venice.

"Apa-apaan kau.." Venice balas memukul wajah Bean karena telah berani memukul wajahnya.

Bean dengan marah menarik kerah baju Venice dan hendak memukulnya lagi, namun ia terkejut saat melihat wajah Venice dengan jelas.

"Oh?? Kau??" Bean baru menyadari siapa pria didepannya ini.

"Kau? Ven? Pembalap bawah tanah yang terkenal itu? Benarkah itu kau? Wahhhh" Bean terkagum-kagum melihat Venice yang merupakan idolanya.

Ven adalah nama yang digunakan Venice saat balapan di Korea. Nama Ven sudah terdengar hingga ke beberapa negara di lingkup arena balapan ilegal. Dengan kemampuannya yang sangat hebat itu membuat Venice selalu memenangkan pertandingan.

"Phi, kenapa kau memukulnya? Dia baru saja menyelamatkanku" Day bangkit dan mendekati Venice.

"Maaf Khun.." Day mengelus pelan pipi merah Venice.

"Aku baik-baik saja.." Venice mendorong tangan Day agar menjauh dari wajahnya.

"Aku harus segera pergi" Venice segera pergi darisana meninggalkan Bean dan Day.

"Wahhh.. Dia sangat keren" Bean masih terlihat kagum menatap kepergian Venice.

"Kenapa Phi memukulnya??" Day tampak marah dan memukul punggung kakaknya itu.

"Aw aww.. Sakit Day.. Ayo pulang kita sudah ditunggu Mommy dan Daddy" Bean melarikan dirinya menjauh agar tidak dipukul lagi oleh Day. Sebenarnya pukulan ringan Day tidak terasa apa-apa baginya hanya saja Bean ingin menggoda adik itu.

------------------------------------------------------------------

Pagi ini Pete baru saja menginjakkan kakinya lagi di Thailand setelah bertahun-tahun lamanya ia meninggalkan negeri tercinta nya ini karena seorang bajingan seperti Vegas.

Sebenarnya Pete tidak ingin lagi kembali ke tanah kelahirannya ini, namun tak dipungkiri kalau ia khawatir membiarkan putranya hidup sendirian di tempat yang asing, walaupun Venice lahir disini namun sejak kecil ia sudah besar di negera lain.

"Ouhh.. Sorry.." ucap seorang wanita yang dengan sengaja menabrak bahu Pete.

"Ohh Pete.. Itu kau? Lama tak jumpa" wanita itu melepaskan kacamata hitamnya menatap sinis Pete.

"Siapa kau? Apa kau mengenalku?" Pete menatap wanita itu dari atas sampai bawah, namun ia merasa asing melihatnya.

"Ohh Pete ini aku, Ploy, mantan kekasihmu dulu saat SMA. Kau tidak mengenaliku? Oh iyaa, kan aku sudah cantik sekarang.." Ploy si wanita itu mengibaskan rambut panjangnya hingga mengenai wajah Pete.

"Upss.. Sorry" Ploy meminta maaf pada Pete dengan tidak ikhlasnya, wanita itu langsung pergi begitu saja tanpa berkata apapun lagi.

"Ploy.. Kenapa dia terlihat.."

"Menyeramkan.." celetuk Jaehyuk yang sedari tadi berada di belakang Pete.

"Dia melakukan operasi bedah plastik ya Nyonya?" tanya Jaehyuk mengerutkan alisnya.

"Mungkin.." Pete berjalan lebih dulu meninggalkan Jaehyuk yang membawa 2 koper besar.

"Ayo cepat, aku ingin segera bertemu dengan Venice"

--------
--------

Suara ketukan pintu membuat Venice terbangun dari tidurnya.

"Siapa yang mengetuk pintuku pagi-pagi begini?" Venice bangkit dari ranjangnya dengan menggerutu mendekati pintu apartemen nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who Are You? *Love Series 2*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang