40. plan

139 26 5
                                    






"Hyung ini aku......"

Disebuah kotak telepon, seorang pria dengan pakaian yang begitu tertutup berdiri didalam sana, melakukan panggilan dengan suara yang begitu rendah.

Tidak tahu apa yang pihak sana katakan, yang jelas pria itu begitu terpukul dengan kabar yang dia dengar. "Bagaimana..... Keadaannya?"

Pria itu mendongak untuk menahan air matanya. Sambil mendengarkan penjelasan dari pihak lain, dia diam-diam menyalahkan dirinya sendiri.

"Bisakah aku merepotkan mu? Hubungi tunanganmu untuk menemani istriku saat ini, terlalu berbahaya jika bibi yang pergi menemuinya. Selanjutnya, aku ingin membicarakan rencana ku. Benar, aku sengaja tidak menghidupkan ponselku untuk saat ini. Dengar, pertama-tama kau lakukan lah perjalan menuju negara lain......" Pria itu tetap berbicara dengan suara rendah sambil membuat rencana. Matanya yang tajam tidak berhenti mengamati sekitar.

Ketika dia telah selesai dengan urusannya, dia kembali menutupi wajahnya.

Segera, dia pergi dari sana.


--------------

"SinB makanlah......"

Untuk kesekian kalinya, Yerin menghela nafas. Tangannya masih menggantung diudara untuk mengirimkan sendok kedalam mulut SinB, sayangnya wanita itu sama sekali tidak ingin membuka mulutnya.

Disisi lain, Taehyung mengamati itu dari luar ruangan. Dia berdiri didepan pintu sambil melihat bagaimana keadaan SinB.

Sama hal nya dengan Yerin, Taehyung menghela nafas.

Dia memutuskan masuk kedalam sana dan mendekat kearah ranjang penginapan.

Begitu melihat Taehyung masuk, Yerin berdiri untuk memberi ruang kepada Taehyung. Laki-laki itu tidak duduk sebagaimana Yerin tadi, dia memilih berdiri disamping Yerin yang masih memegang mangkuk bubur.

"SinB...." Panggilannya.

Namun gadis diatas ranjang itu sama sekali tidak merespon. Pandangannya tetap kosong menatap langit-langit kamar.

"Apa kau merindukan Jungkook?" Baru setelah itu, mata SinB bergetar. Perlahan, dia menggeser pandangannya menatap Taehyung.

Dia tidak makan hampir empat hari dan hanya mengandalkan botol infus. Suaranya sangat serak dan lemah, dia tidak memiliki tenaga. "Apa kau sudah mengetahui keadaannya?"

Taehyung mengangguk. Membuat binar mata SinB sangat cerah. Dia mencoba bangkit namun Yerin menahannya, "bi, kau sangat lemah saat ini. Jangan bergerak...."

"Taehyung, katakan padaku! Dimana dia sekarang? Bagaimana keadaannya....." Suaranya begitu lirih dan lemah.

"Aku akan memberitahumu. Namun sebelum itu, berjanji kepadaku bersikaplah patuh! Tolong makan sesuatu agar kau bisa segera pulih, baru setelah itu aku akan memberitahumu" Taehyung terpaksa berbohong. Jika dia tidak mengatakan itu, SinB pasti tidak akan menurut.

Dia diam-diam tersenyum kecil ketika SinB mengangguk. Dia melirik Yerin untuk memberinya kode agar memberi SinB makan.

Yerin tersenyum dan segera kembali duduk. Dia dengan semangat menyuapinya dengan senyum merekah dibibirnya.

Namun Taehyung tidak tahu apa yang harus dia katakan selanjutnya ketika SinB selesai. Faktanya, sampai sekarang dia belum menerima kabar apapun. Dia menggaruk hidungnya canggung sambil mengamati bagaimana SinB makan.

Larut dalam lamunannya, suara hak sepatu terdengar. Dia membalikkan kepalanya untuk melihat seorang gadis dengan tinggi semampai dan rambut panjang bergelombang melangkah masuk. Gadis itu memiliki senyum manis sejak masuk.

Film Out ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang