Lima

36K 1.8K 25
                                    

Penulis POV

                Callista mondar-mandir di kamarnya, dia memikirkan apa yang ditawarkan Pangeran Alex padanya dengan sangat memaksa. Bukan sebuah pilihan.

                Tapi menikah adalah hal besar. Impian Callista tidak pernah muluk-muluk, hanya berharap menemukan seorang petani atau penebang kayu yang mencintainya, memiliki rumah jauh dari kota dan tidak ada yang bisa mengenalinya.

                Dan sekarang seorang Putra Mahkota menginginkan dia untuk menjadi Istrinya. Dengan alasan agar ibunya yang berarti Ratu Marin itu kesal.

                Tidak sesederhana itu, selama ini keluarga Callista menyembunyikan dia dari semua orang. Dan jika dia menjadi calon ratu masa depan, itu artinya semua orang akan tahu betapa berbedanya dia dengan para penghuni Athanoxia, betapa dia berbeda dari manusia normal.

                “Apa itu benar?” Elliza masuk kekamar Callista, dia telah mendengar bahwa Pangeran Alex mengundangnya ke Istana. Pesta yang dijadikan sebagai ajang pengumuman wanita beruntung yang dipilih pangeran.

                Callista menghentikan aksi mondar-mandirnya dan mengangguk. Elliza dengan perutnya yang sedikit membengkak karena sedang hamil mendekati Callista mengajaknya duduk di tempat tidur.

                “Aku hanya kawatir pada dirimu sayang, aku tahu tidak pantas untuk kita menolak undangan ini, apalagi pangeran secara langsung telah mengundangmu kesana,” Elliza menatap penuh kekawatiran kepada gadis di depannya.

                “Apa yang harus ku lakukan Elliza, Pangeran telah menerimaku sebagai orang normal, namun orang lain belum tentu berfikiran yang sama, Ratu Marin juga belun tentu dapat memandang aku sebagai orang yang normal, apalagi jika emosiku sedang labil, dan Raja Xion...” Callista mengingat sesuatu, sesuatu yang pernah dia fikirkan sebelumnya tentang Raja Xion yang memberikan nama ini padanya, berarti dia selangkah lebih dekat untuk mengetahui apa yang terjadi dengan Dillian, Ibunya.

                “Raja Xion orang yang sangat bijaksana, aku fikir Beliau pasti sependapat dengan anaknya, tentu saja aku mengenalnya, dia kan ayahku,” kata Elliza. Benar Elliza adalah anak selir Raja Xion.

                Callista berfikir lama, menyusun rencananya untuk mengorek informasi dari sang Raja, dan jalan itu sudah dibukakan. Menjadi Istri Pangeran Alex.

                Nero masuk ke kamar Callista dengan terburu-buru ditangannya ada sebuah undangan berstempel kerajaan.

                “Undangan dari kerajaan, berarti perkataan Pangeran Alex serius!” Nero menyerahkan undangan itu kepada Callista yang kemudian segera membukanya.

                “Pesta Topeng!” seru Elliza dan Callista berbarengan.

                “Hm.. Topeng tidak akan bisa menyembunyikan matanya bukan?” Nero bergumam lebih kepada dirinya sendiri.

                Callista menerawang, apa sebenarnya yang direncanakan Pangeran Alex. Dia tampak bukan pria yang baik, hanya wajah tampannya yang bisa mempesona seluruh wanita di kerajaan ini. Bukan sifat aslinya batin Callista.

                “Aku dan Nero akan ikut ke pesta itu,” kata Nash sambil menepuk pundak Nero. Dan dibalas dengan tatapan penuh tanda tanya dari ke tiga orang yang lainnya di ruangan itu. “Pangeran sendiri yang berkata begitu, pesta ini bukan hanya untuk para wanita lajang tapi juga para pria lajang, dan aku tidak akan melewatkan kesempatan ini,” jelas Nash menggebu-gebu.

Calista - Princess of AthanoxiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang