DI KEJAR

170 33 5
                                    

                  Happy reading

                                .

                                .

          

"gw pulang duluan"

"beneran lu? ga mau bareng kita kita aja"

"gausah"ucap denji, teman temannya hanya melihat kepergian denji dengan khawatir.

denji berjalan sambil menyedot susu kotak nya, saat di gang sepi ia melihat ke belakang, lagi lagi dia merasa ada yang mengikuti nya.

"WAAAAAA BANGSAT"denji panik ketika ada seorang pria berbadan besar mengejarnya, dengan separuh kekuatannya ia berlari, namun percuma, orang orang itu bisa menyusulnya dengan gampang.

denji terus berlari sampai dia menemukan tempat sampah yang cukup pas untuk tubuh nya, dengan cepat ia masuk ke dalam tempat sampah itu.

10 menit sudah berlalu, dan denji masih berada di dalam tempat sampah itu, dia tidak berani keluar karena masih ada langkah kaki di luar, sepertinya dia akan mati sekarang juga, bukan karena orang orang tadi, tapi karena bau tempat sampah ini.

dan pada akhirnya denji keluar dari tempat sampah itu, oh tidak dia bau sekali, sekarang sudah pukul 5:30 tapi dia belum sampai rumah juga, toh tidak ada yang mengomeli nya lagi jika dia pulang terlambat, dan tentunya tidak ada yang menyiapkan makan malam lagi untuk nya. mengingat itu denji jadi merasa sedih kembali.

"hi kucing, kamu juga ga punya orang tua ya?"ujar denji berhenti ketikan melihat kucing berwarna putih dengan mata yang indah.

kucing itu pergi ke arah gang kecil gelap, denji yang tertarik dengan kucing itu langsung mengikutinya.

ternyata kucing itu berhenti ke tempat seseorang yang tengah kesakitan, denji yang melihat itu langsung menghampirinya.

"lo belum mati kan? tunggu sebentar oke, aduh rumah sakit di sini emang ada ya"ucap denji menjadi panik sendiri, orang itu meringis ketika luka nya di tekan oleh denji.

"jangan merem, nanti Lo mati Gimana"denji kemudian membopong tubuh orang itu, ia jadi bersyukur karena jarak dari sini ke rumahnya tidak terlalu jauh.

sesampainya di rumah denji langsung merebahkan tubuh orang itu di lantai, dia berlari ke arah dapur untuk mengambil air minum.

"gimana cara ngobatinnya ya ampun"denji hanya mondar mandir sambil Melihat orang di depannya yang masih setengah sadar.

denji kemudian Manarik kaki orang itu sampai ke kamarnya, dia tidak peduli yang penting orang itu sampai ke kamarnya Tampa dia harus membopong nya.

denji kemudian mengambil ponsel, dan menelfon dokter yang ia kenal untuk datang ke rumahnya sekarang.


                                ^°^


"Gimana dok, dia ga mati kan"tanya denji.

"dia hanya perlu istirahat saja, selebihnya tidak ada masalah, bekas tusukan nya juga cukup dalam, tapi sudah saya jahit"jawab dokter tersebut.

"makasih ya dok, dan soal tagihan nya, nanti kalau dia bangun saya tagih"ucap denji sambil tersenyum canggung.

"tidak usah di pikirkan, saya kenal dengan orang tersebut, tolong untuk sementara waktu kamu jaga dia ya"ucap dokter tersebut, membuat denji mengerutkan keningnya bingung.

denji ingin bertanya  lagi, namun dokter tersebut sudah pergi, sangat aneh, kejadian hari ini bener bener membuatnya merinding.

kemudian denji kembali ke kamarnya untuk melihat kondisi orang tersebut. namun saat sampai ia sudah di kamar dia tidak melihat orang itu, kemudian ia pergi melihat kamar mandinya.

"jangan ngeliatin aja, bantuin"denji yang mendengar itu merasa jengkel, tapi dia tetap membantu orang tersebut untuk keluar kamar mandi.

"jadi lu yang bantuin gw?"denji yang tadinya sedang membandingkan badan nya dan juga orang tersebut langsung tersadar.

"iya, kenapa? ga seneng"orang itu hanya terkekeh geli, membuat denji merasa kesal.

"nama gw yoshida Hirofumi, lu?"

"denji"ucap denji, dia kemudian menghampiri lemari untuk mencari baju yang pas untuk yoshida, namun sepertinya baju dia tidak akan muat dengan yoshida.

yoshida yang melihat denji mengobrak-abrik lemari nya hanya melihat dengan mata yang fokus dengan rambut denji, warnanya sangat cantik dan indah.

"nih pake, ini punya ayah gw, kalau lu udah sembuh langsung pergi dari sini, atau telefon keluarga lu buat di jemput"ucap denji.

"kalau emang belum sembuh lu bisa tinggal di sini buat sementara"ucap denji lagi ketika melihat wajah yoshida yang menjadi teduh.

"makasih"

"iya iya, gw nyiapin makanan dulu"yoshida mengangguk, kemudian denji keluar dari kamar tersebut, Yoshida kemudian tersenyum melihat punggung denji yang mulai menghilang dari pandangannya.


.

.

.



Jangan lupa di vote^-^
Biar semangat buat lanjutinya.
-H








THE MAFIA [YOSHIDEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang