Pangeran untuk Putri

193 12 0
                                    

Happy Reading!

*Seokmin as Pangeran Arthur
*Joshua as Putri

🍰🍰🍰

"Sayang, aku pengen makan kue, tapi bikinan kamuuu," rengek sang putri yang sedang manja-manjanya pada sang kekasih, pangeran Arthur

Pangeran yang emang bucin akut, nurut aja dia. Tangannya pangeran yang besar dan berurat itu ngelus surai panjang sang putri dengan penuh kasih sayang. Bikin sang putri tambah nyaman berlama-lama dengan kekasihnya

Ini yang pangeran Arthur suka. Putri terlihat manja hanya padanya saja. Disaat seperti sekarang, bermanja di dalam kamar bersama. Beruntung pernikahan akan diselenggarakan dalam tiga hari lagi

"Ugh, untung waktu pernikahan kita sebentar lagi, sayang."

Sang putri mengangguk lucu. "Iya, aku udah gak sabar jugaaa."

Please, sang putri terlihat sangat menggemaskan. Bikin pangeran Arthur dengan usil mencubit pelan pipi sang putri yang tumpah ruah. Setelah itu, pangeran Arthur pun pergi ke dapur untuk membuat pesanan sang putri

Sedangkan sang putri mendudukkan diri di depan cermin riasnya. Wajahnya tampak berseri-seri. Sambil bertopang dagu, sang putri memandangi pantulan dirinya di cermin dengan senyum yang mengembang. Namun senyuman itu luntur seketika, kala pikiran negatif mengganggu

"Mungkinkah pangeran mencintaiku karena kecantikan ini?" monolognya

Wajar saja, namanya juga tuan putri. Pasti selalu mendapatkan perawatan kecantikan terbaik. Membuat kecantikan sang putri tetap terawat

Tak lama pangeran Arthur kembali dengan membawa pesanan kekasihnya. Sepiring kue yang ada cream rasa stoberi di tengahnya dan dilapisi cream juga dan stoberi di atasnya sebagai pemanis. Dari segi tampilan sudah menarik, aromanya pun harum. Membuat sang putri beranjak dari tempatnya dan menghampiri pangeran. Meninggalkan pikiran negatif yang tadi

"Woah, pasti rasanya akan sangat enak kan?" ucap sang putri dengan senyum riang

Pangeran Arthur mengangguk sambil mengelus surai halus sang kekasih hati. "Cobain dulu, sayang."

Tuan putri menerima suapan pertama. Mengecap rasa kue buatan kekasihnya. Sembari menunggu reaksi sang putri, pangeran Arthur mengusap ujung bibir kekasihnya dengan ibu jari. Sejenak, tuan putri terpaku dengan tingkah perhatiannya. Membuat sebuah senyuman terbit di bibir pangeran Arthur

"Bagaimana rasanya? Enak tidak?"

Sang putri mengangguk dengan senyum manis yang terpatri di wajahnya. "Yap, tentu saja, rasanya saaangat enak!"

Mendengar pujian sang kekasih dengan nada riangnya membuat pangeran Arthur kembali memasang senyuman tampan dan cengiran sang putri membuat pangeran Arthur gemas

"Astaga, bagaimana tuan putri bisa semanis ini?" goda pangeran Arthur sembari mencolek dagu sang kekasih

Sang putri semakin imut ketika senyumannya terbit. Bagaimana pangeran tidak gemas? Pipinya yang gembil berwarna merah merona, bibir tipis, hidung mancung dan kulit seputih kapas yang halus. Sang pangeran menangkup kedua sisi pipi tembam kekasih

"Kamu tau? Aku beruntung mendapatkan mu sebagai pasangan hidup ku," jelas pangeran Arthur

Sang pangeran merubah posisi menjadi memeluk tuan putri dari belakang. Memeluk pinggang ramping sang kekasih dengan posesif. Sedangkan tuan putri mengusap tangan pangeran yang ada di atas perutnya sembari tersenyum manis bagai madu. Kue stoberi itu dibiarkan terbengkalai di atas nakas

Tangan kanan sang pangeran terangkat mengusap pundak kekasihnya yang halus. Dan menompang dagu di pundak sang kekasih hati. Menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher kekasihnya

"Apa kamu mencintai ku karena kecantikan ini saja?" celetuk sang putri sembari bersandar pada dada bidang pangeran Arthur

"Bukan hanya itu, tapi semua yang ada dalam dirimu, sayang," sahut pangeran Arthur. "Memangnya kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu, hm?"

Belaian pangeran membuat kedua mata tuan putri terpejam. "Aku hanya takut saja kamu pergi gara-gara kecantikan ku berkurang seiring waktu nanti."

Pangeran tertawa kecil. Kembali lanjut mengusap lengan sang kekasih dengan penuh kasih sayang. Kemudian membalikkan tubuh sang kekasih menjadi berhadapan. Menatap lurus tepat di bola mata sang putri dengan lekat

"Dengarkan aku, cinta ada untuk saling melengkapi bukan menghakimi, kalau begitu tak adil namanya, sayang," jelas pangeran Arthur ditambah tawa kecil di akhir katanya

Senyuman sang putri tampak terbit kembali. Rasanya lega sekali, setelah mencurahkan segala ketakutannya pada orang terkasihnya itu

Sang pangeran menggenggam erat kedua tangan putri dan mengecup punggung tangannya. Kembali memeluk erat sang putri dan menggerakkannya ke kiri dan ke kanan. Membuat mereka berdua sama-sama tersenyum bahagia tentunya

"Aku semakin tak sabar menunggu sampai hari itu tiba, sayang," ujar sang putri dengan nada gemas dalam pengucapannya plus wajah berseri-seri kekasihnya itu sangat menggemaskan

"Bersabarlah sebentar, sayang, karena aku juga merasakan hal yang sama seperti mu," sahut pangeran Arthur

Tiga hari lagi. Dimana mereka akan saling terikat erat oleh tali pernikahan yang suci. Saling mengucap janji suci di depan khalayak ramai. Menunjukkan pada orang-orang akan kesungguhan hati antara si manis dan kekasihnya, lebih tepatnya sang suami. Meski masih ada tiga hari lagi untuk benar-benar sah.

🍰🍰🍰

A/n: nomu sweet kan? Wkwk jgn Lupa vote-nya, juseyooo! Thanks a lot

Green TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang