Ini adalah sekilas cerita tentang aku dan kamu, suatu perjalanan temu dan akhir.
Kamu pernah berkata, "bulan itu indah tapi mengapa ia tinggal di tempat yang gelap?" Saat itu aku hanya diam. Aku hanya berpikir memang bulan indah tanpa langit gelap pun bukankah ia tetap indah?Bulan pertama di tahun baru, kami masih saling berbincang, bertanya satu sama lain. "Bagaimana cuaca hari ini menurutmu?" Lagi ia melayangkan tanda tanya.
"Bagus, tidak terlalu panas. Mendung. Tapi tidak hujan." Jawab ku santai. Saat ini kami berdiri berdampingan, jelas situasi saat ini kami tengah berbagi kehangatan.
Kalau dipikir kamu yang ku ingat tanpa nama, selalu ku ingat dengan sifat yang berbeda. Mungkin wajah mu terlihat dingin, cuek, tegas. Namun, sifat mu hangat dan sejuk seperti musim semi.
Bulan ketiga. Saat itu rasanya tidak ada emsi positif yang keluar. karena waktu yang terbatas kami tidak sempat bertukar kabar. Bukan karena aku tidak penasaran, tapi rasanya aku tidak bisa menjumpaimu dengan keadaan seperti ini.
Dengan embusan napas lega dan Langkah kaki yang berjalan menuju luar gedung. Aku melihatmu dengan senyum merekah sambal mengangkat plastik berisi beberapa minuman dan cemilan. Satu kalimat yang menenangkan dan selalu ku ingat hingga kini.
"Kamu sudah bekerja keras."
Seketika hati ku menjadi ringan. Senyum lega sebagai tanda terima kasih ku berikan.
Setelah itu waktu berpaling dengan cepat. Lima tahun berlalu tanpa persiapan. Usia kami bertambah semakin dewasa. Kamu mulai memegang kendali atas hidup mu begitu pun aku.
Tidak sama. Kami berubah. Ada banyak kejadian yang sudah dilewati dengan berbagai emosi. Apakah hal ini tidak membuat kita lelah?
Bulan pertama datang lagi. Malam ini kamu lebih memerhatikan waktu di jam dinding. Di bandingkan merasa tenang, perasaan tidak nyaman mulai muncul.
Mungkin dulu kamu dapat bertanya, "bagaimana harimu?" Tapi kali ini kamu bertanya, "memangnya kamu tidak sibuk?"
Ragu, khawatir dan takut bercampur. Kira-kira apa yang salah? Sepertinya jika kita melihat ke belakang tidak ada hal fatal yang membuat situasi ini.
Lalu tiba bulan ketiga. Senja yang hendak lewat dan muncullah malam. Setiap hari aku melihat ini, tapi mengapa kali ini terasa lebih indah?
Waktu itu saat kita Lelah, kita masih bisa berbagi semangat. Sekarang, saat kamu tiba hanya senyum tipis yang kita lemparkan. Pada saat itu aku sadar "kita" bukan lagi rumah.
Rembulan malam ini bulat dan terang. Saat angin yang bersentuhan dengan pohon menciptakan bunyi yang tenang. Dulu kita berjalan bersama, sekarang tempo jalan kami saling mendorong mundur.
Setelah malam ini berlalu kamu dan aku akan pergi ke jalan masing-masing. Untuk itu aku ingin kamu tahu.
"Kamu akan selalu berharga." Aku harap kamu paham kalimat itu. Hingga kamu menjawab, "terima kasih."
Terakhir, aku akan menjawab pertanyaamu soal mengapa bulan tinggal di tempat gelap padahal ia indah. Menurut ku, karena ia indah, langit yang gelap membuatnya sebagai pusat perhatian. Jika ia berada di tempat yang terang maka orang lain bisa melupakan dan takut melihatnya.
Meskipun aku, kamu dan kita tidak di jalan yang sama lagi. Namun, aku harap hal indah yang dilalui berada bersama bulan.
~~~
Ini sebenernya cerpen tapi karena nanggung terlalu pendek jadi aku masukin sini aja^^
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Poem to You
Poetrykumpulan puisi untuk mu yang sedang merindu, jatuh cinta dan patah hati kita jauh akan jarak tapi bukan berarti kita tak bisa dekat on going | slow update by: @cheexycake @banxnamilkeu cover by; @banxnamilkeu