【 O1 】

668 58 0
                                    

Berbagai baju dengan motif dan warna yang beragam dikeluarkan dari tempat asalnya, tak hanya dua sampai tiga baju, tapi lebih dari lima.

Kamar yang sebelumnya tertata rapih jadi acak berantakan karena banyaknya baju yang berserakan menutupi ranjang.

Pelaku yang terduga melakukan hal tersebut masih terlihat sibuk mencari sepasang baju yang menurutnya cocok untuk ia kenakan hari ini.

"Ah!!! kenapa semua baju yang ada di sini rasanya tidak cocok denganku!?" Ia bersuara dengan keras. Dalam sekon singkat ruangan itu terdengar sangat bising karena teriakan yang dibuat.

Sang gadis mengacak rambutnya hingga tak beraturan, perasaan hatinya sedang buruk hanya karena baju yang diinginkan tak kunjung ia temukan.

Ia merebahkan tubuhnya lemas di atas kasur yang telah dipenuhi banyak baju miliknya, menutup mata berharap keinginannya bisa langsung terwujud saat ini juga.

Tak lama suara ketukan pintu terdengar, setelahnya diikuti dengan suara kenop pintu yang dibuka perlahan dari luar.

Gadis yang masih berbaring di kasur dengan beralaskan banyak baju tak bergerak dari sana, cenderung menikmati wewangian baju yang menyelimuti indera penciumannya.

"Hei, apa yang kau lakukan?" Satu suara membuyarkan segalanya.

Dan yang terlihat di sana adalah sosok yang paling bisa membuat sang gadis senang dari segalanya.

"Eh kak Wio! ada perlu apa sampai menghampiri kamarku?" Sang gadis bertanya, tetap pada posisinya yang dirasa sudah terasa nyaman.

Wriothesley—nama pemuda yang disebut berdiri dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan,  ditambah melihat kamar adiknya yang sudah sangat berantakan di sana.

Dengan datar Wrio menjawab, "Yah, karena suaramu terdengar sangat berisik sampai bawah, aku sampai harus memastikan apa yang terjadi." Jawab sang kakak. Bisa dikatakan Wrio mengkhawatirkan adiknya (harap sang adik).

(Name)—gadis yang masih setia berbaring dengan setumpuk baju miliknya mengubah posisi dan mendekati Wrio.

"Apa itu artinya kak Wio mengkhawatirkanku?" Mata dan nadanya ia buat manis, upaya sang adik menarik perhatian kakaknya.

Sekarang Wrio menatap heran pada adiknya yang kini mulai mendekat perlahan, "Apa maksudmu? aku hanya berharap agar kau tak terlalu berisik."

(Name) kemudian mengernyitkan dahi sebagai reaksi dari jawaban Wrio, ia membuat wajah tak enak ke arah Wrio sekarang.

"Hmp! kalau begitu kak Wio ke luar saja dari kamarku dan jangan pedulikan aku!" (Name) bertitah seraya menunjuk pintu kamar, ia sudah tak ingin meladeni sang kakak.

"Baiklah, tapi jangan lupa untuk merapihkan lagi baju-bajumu itu." Sesaat sebelum berjalan ke luar dari kamar, Wrio mengucapkan kalimat terakhirnya kemudian berlenggang pergi.

(Name) tak merespon, masih merasa kesal pada Wrio yang masih saja tak peka terhadap perasaan adik yang ingin dikhawatirkan oleh sang kakak.

Tetapi perasaan kesal (Name) tersebut tak berangsur lama. Beberapa sekon setelahnya (Name) beranjak dan mulai merapihkan baju ke tempat semula, memilih satu baju yang benar-benar ingin ia pakai setelah menemukannya dalam waktu yang memang tak sebentar.

Jarum jam terus berdetik, berganti angka demi angka. (Name) melanjutkan aksi yang memang sedari awal ia rencanakan.

Ia mandi, memakai baju yang telah dipilih, kemudian sedikit berhias dengan sedikit pengetahuan make up dari temannya.

Waktu di jam dinding yang terpampang di kamarnya telah menunjukkan jam yang telah ditentukan, lantas membuat ia segara beranjak dan berniat pergi ke luar rumah.

"Kak Wio, aku akan pergi bermain ke luar dengan temanku." (Name) memberitahu niatnya saat melihat Wrio yang juga terlihat ingin pergi ke luar rumah.

Wrio yang memang masih sibuk dengan aktivitasnya hanya mengangguk mendengar pernyataan dari adiknya. Bahkan Wrio tak mengalihkan pandangan untuk melihat adiknya dan tetap fokus dengan hal yang ia lakukan.

(Name) yang lagi-lagi merasa tak dipedulikan hanya bisa mengela nafas untuk yang kali ini, tak ingin membuka sesi berkelahi karena ia harus pergi untuk menemui seseorang sekarang.

Dan mungkin karena ia mulai terbiasa dengan sifat kakaknya. 

















Wrio versi di pikiranku tuh orangnya cuek tapi peduli dan ga menunjukkan rasa pedulinya itu. bukan tsundere ya, beda. (I haven't do 4. 1 archon quest, so I didn't know properly how to describe him in this fanfic)

Sebutlah (Name) yang ada di cerita ini Brothercon karena alur yang ada di sini kebanyakan menunjukkan rasa sayang (Name) ke kakaknya, Wriothesley </3

Untuk yang memang tidak tertarik dengan cerita semacam ini tolong tidak perlu meninggalkan jejak apapun. Aku meminimalisir supaya cerita ini ga banting setir ke cerita incest kok! so no need to worry about this fanfic's genre ;).

𝐀𝐓𝐓𝐄𝐍𝐓𝐢𝐎𝐍 ー⌗WriothesleyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang