married

903 52 0
                                    


"Memang seharusnya kita tidak menikah muda ren kalau masalah nya sampai seperti ini"

Renjun hanya bisa menangis Memeluk kedua anak nya yang masih bayi tanpa berani menengok ke arah suara
"pernikahan kita benar-benar kacau karena menikah di usia dini, aku tidak kuat harus mendengar suara bayi menangis" suami nya sendiri jisung begitu kesal hingga mengeluarkan apa yang selama ini di tahan

"Aku ingin menikmati masa muda"

"Tapi dulu kamu yang membuat ku mabuk sung-a"

"Iya aku tidak tau kamu bisa hamil sekarang orang tua ku membuang ku karena kamu, kehidupan mewah ku berubah karena kedua anak yang bisanya merepotkan itu"

Untaian kata kata menusuk terus terlontar hingga renjun hanya bisa mendengarkan semua tanpa berani menyela

"Aku menceraikan mu sekarang" ujar jisung tanpa berfikir menaruh cincin di meja makan tempat mereka duduk. Jantung renjun berpacu

"Bagaimana cara ku menghidupi anak kita" jisung seperti tak perduli hanya terkekeh sinis "Jual saja lalu cari kehidupan baru"

renjun tak tahan segera pergi ke kamar menaruh kedua buah hati nya lalu mengambil koper dan memasukkan baju mantan suami nya lalu kembali turun

"Ambil ini dan pergi dari hidup kami, kami tidak membutuhkan pria brengsek tak bertanggung jawab seperti mu" ucap renjun menahan emosi. Jisung tersenyum senang "aku bisa menikmati hidup lama ku tanpa terikat dengan pria gila dan anak anak yang rewel hahaha"

Kepergian jisung kini ia berjalan tertatih menuju kamar. Melihat kedua anak nya yang menangis membuat renjun sedikit tenang "Baba menyayangi kalian" renjun ikut menangis memeluk kedua nya sembari menyusui bayi berusia empat bulan itu

"Kalian sehat sehat ya, Baba akan berusaha untuk menghidupi kalian"

.

.

.

.

Sembilan belas tahun sudah berlalu. Kehidupan renjun yang menderita sedikit demi sedikit pulih terlebih kehidupan nya sudah cukup untuk menghidupi kedua anak nya

Minhee, minnie kedua anak kembar yang sudah di urus nya hingga kini besar walaupun seperti itu minnie anak yang sangat bersyukur berbeda dengan sang kakak minhee yang memiliki sifat kasar pada sangat ibu sebab kehidupan miskin

"Ibu!" teriak minhee kembali ke rumah dalam keadaan marah. Renjun yang tengah memasak hanya bisa menuruti panggilan putra pertama nya

"Iya sayang kenapa nak? " tanya nya lembut
Tatapan minhee terlihat dingin "Aku bertemu appa ku kemarin di tempat kerja dia mengatakan appa ku, kau berbohong?"

Belum menjawab minhee langsung menampar nya hingga tersungkur ke lantai

"Kau ibu yang jahat! Tak mengatakan appa ku kaya lihat dia memimpin sebuah perusahaan dan kau merusak hidup ku dengan kehidupan miskin ini"

Renjun hanya bisa mengucapkan kata maaf berulang sembari memeluk kaki minhee "ibu minta maaf minhee-ya.. Ibu menyayangi kalian"

Dengan angkuh minhee menendang nya menjauh "appa ku di depan dan menunggu ku mungkin ini perpisahan terakhir kita sialan selamat tinggal pria sampah" ucap minhee berbalik tanpa melirik nya sedikit pun

"Satu lagi"

Ucap minhee dengan angkuh. Mirip jisung dulu

"Aku selama ini malu memiliki ibu pria seperti mu, wajah mu seperti wanita tapi kau tetap pria. Ku harap kau mati Renjun-ssi" ucapan barusan membuat renjun menangis di lantai

pretty BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang