Aku pikir rumah akan membuatku jauh lebih tenang, nyatanya sama saja
Plak!
"Kamu itu bikin malu keluarga. Mau jadi apa kamu hah?! Udah baik kamu saya kuliahin ini balasan kamu!"
"Maafin Ayyuna, pa." Ayyuna menunduk. Dia tak berani menatap mata Papanya yang terlihat sangat marah padanya.
"Tingkah kamu itu bikin Papa malu. Kamu tau siapa orang yang kamu tampar itu?! Dia anak teman bisnis Papa."
"Yuna, gak maksud buat kalian malu."
"Alah, kamu sengaja, kan. Kamu mau bikin nama Papa kamu jelek dimata rekan bisnis Papa iya, kan!?" ujar Hana mendorong bahu Ayyuna.
"Ma, Yuna gak tau kalau Bianca teman anak bisnisnya Papa. Lagian bukan Yuna yang nyari gara-gara, tapi Bianca duluan Ma, Pa. Dia juga nampar Yuna," ucap Ayyuna. Sedikit meninggikan suaranya. Hatinya sakit sejak tadi orang tuanya terus saja memarahinya tanpa henti.
"Dengar ya. Jangan pernah kamu sekali aja nyentuh Bianca ingat itu!" tekan Pandu.
"Kalian egois! Kalian lebih membela dia yang jelas-jelas orang luar. Sedangkan aku? Aku yang anak kalian tidak pernah kalian perdulikan. Ma, Pa aku juga di tampar. Sedikit saja apa kalian tidak perduli denganku?" teriak Ayyuna.
Plak!
"Kamu di bilangin bukannya nurut malah balik teriak! Gak tau diri kamu."
Kali ini sang Mama yang menampar pipi Ayyuna dengan murka. Ayyuna menatap tak percaya pada Mamanya baru kali ini dia di tampar oleh Mamanya sendiri. Meski sering di caci maki dan di hina oleh Mamanya, tapi selama itu sang Mama tidak pernah menaparnya.
Yang sering menampar Ayyuna adalah Papanya, lihatlah kedua mata Ayyuna sudah menahan air matanya untuk tidak keluar lagi di hadapan kedua orang tuanya. Setidak perduli itukah mereka pada Ayyuna.
Ayyuna langsung berlari menuju ke kamarnya dan mengunci dengan rapat pintu kamarnya. Menatap dirinya di depan cermin, begitu menyedihkan. Melihat bekas tamparan yang kedua orang tuanya berikan padanya masih membekas, lihatlah sudut bibirnya yang sedikit membiru.
Mata Ayyuna memandang perban yang membalut luka di telapak tangannya. Melepaskan perban itu secara paksa. Luka kemarin terkena pecahan vas bunga masih belum sembuh total. "Gak ada yang sayang sama gue! Mereka samua jahat. Papa, Mama dan sekarang kamu Farel. Kenapa kalian selalu jahat sama gue , hah!" Tangisannya pecah. Ayyuna menanggis sejadi-jadinya malam ini.
"Ma, Pa. Yuna salah apa sama kalian? Yuna sayang sama kalian, kalau Yuna ada salah maafin Yuna ya," isak Ayuuna.
"Yuna, juga di tampar sama Bianca Ma, Pa. Yuna juga sakit, hiks."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Effect
RomanceKata orang rumah selalu menjadi tempat untuk kita pulang, tapi untuk Ayyuna rumah adalah tempat yang selalu ingin ia hindari. Rumah yang selalu menjadi istana untuk orang lain, bagi Ayyuna rumah adalah neraka untuknya. Kisah selama 3 tahun tidak bi...