Luka yang kalian beri semakin hari, semakin bertambah.
Pagi ini seperti biasa semua orang makan bersama di meja makan. Kali ini Ayyuna juga ada dan ikut sarapan bersama keluarganya tak kecuali Lila, pagi ini dia sudah rapi dengan seragam putih abu-abu miliknya dengan rambut yang di biarkan tergerai ia makan dengan sangat lahap.
Ayyuna sendiri kini memang sengaja tidak berangkat pagi-pagi sekali. Biasanya dia akan langsung pergi keluar rumah di saat semua orang masih sibuk dengan dunia mereka.
Ayyuna sudah rapi dengan pakai yang simpel, kemeja warna putih dengan sweater vest di bagian luar, menggunakan rok jeans yang panjangnya di bawah lutut, tas slempang warna merah maroon dan sentuhan terakhir tak lupa ia menggunakan sepatu kets warna merah yang senada dengan tas yang ia kenakan dan sedikit perpaduan warna putih. Jam kuliah di majukan satu jam lebih awal yang tadinya jam 9 kini menjadi jam 8 pagi.
"Pa, boleh Ayyuna ikut berangkat bareng papa dan Lila juga? Yuna ada kuliah pagi hari ini." Ayyuna pada akhirnya ia memberanikan diri meminta pada Pandu agar ia mau mengantarkan dirinya berangkat kuliah.
"Gak bisa. Nanti Lila telat kalau harus nganterin kamu dulu," ujar Pandu yang langsung membuat hati Ayyuna sakit.
"Ngapain sih kamu. Biasanya juga naik angkutan umum kan, Papa itu harus nganterin Lila Mama gak mau kalau sampai Lila telat berangkat ke sekolahnya."
"Tapi, Ma. Yuna rasa waktunya masih banyak, lagian ini juga masih pagi dan kampus Yuna sama kantor Papa sama sekolah Lila searah, jadi Yuna rasa Lila enggak akan telat."
Brak!
Pandu meletakan sedok dan garpunya dengan sangat kasar dan membuat semua orang yang berada di ruang makan menjadi kaget.
"Kalau Papa bilang gak bisa ya gak bisa! Kenapa sih kamu ngeyel, jangan manja kamu itu udah besar liat dong adek sepupuku kamu, walau dia masih SMA tapi gak manja kayak kamu!"Betapa sakitnya hati Ayyuna saat mendapati sang Papa mengucapkan kata 'Manja' pada dirinya. Dia bahkan tidak pernah sekalipun meminta apa pun kepada kedua orang tuanya, bahkan baru kali ini Ayyuna meminta untuk di antarkan.
Lila yang tengah makan dengan santai tanpa ada yang menyadari dengan wajah yang sedikit menunduk, ia mengeluarkan senyum seperti mengejek Ayyuna.
"Gak papa Om kalau kak Yuna mau bareng," ujar Lila menampilkan wajah yang di buat polos.
"Nanti kamu bisa telat gimana? Om gak mau ya kamu jadi telat gara-gara kakak sepupu kamu yang manja ini." Pandu menatap sinis ke arah Ayyuna.
Lila melihat ekpresi Ayyuna yang sendu. Membuat dia tertawa di dalam hatinya. Semua orang kembali menikmati sarapan pagi mereka masing-masing.
Pandu melirik jam tangan miliknya. "Lila udah selesai makannya? Kita berangkat sekarang ya, udah setengah 7."
"Udah Om." Lila mengelap bibirnya dengan tisu dan kemudian ia meminum susu yang telah di buatkan oleh Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Effect
RomanceKata orang rumah selalu menjadi tempat untuk kita pulang, tapi untuk Ayyuna rumah adalah tempat yang selalu ingin ia hindari. Rumah yang selalu menjadi istana untuk orang lain, bagi Ayyuna rumah adalah neraka untuknya. Kisah selama 3 tahun tidak bi...