L

120 15 1
                                    

Gumam suara lembut terdengar dari bibir pria yang tengah memasak, alunan musik mengiringi gerakannya. Bibirnya tak henti tersenyum, bahagia mungkin itu yang dia rasakan sekarang.

Beberapa menit lalu dia mendapat panggilan, yang mengabarkan orang terkasihnya mendapat tawaran sebagai model. Meskipun dia tidak tau pasti orang yang dimaksud malam ini akan datang ke apartemennya atau tidak, tapi dia ingin memasakan makanan kesukaan orang yang dicintainya.

Apartemen yang dia tempati bukan apartemen mewah tapi cukup nyaman untuk ditinggali dan bertemu dengan kekasihnya, apartemen itu menjadi saksi jatuh bangun perjuangan mereka berdua. Walaupun sekarang sang kekasih bergelimang harta, tapi mereka memilih apartemen tersebut sebagai rumah.

Setelah selesai memasak dan membersihkan ruangan, dia menuju ke kamar untuk membersihkan diri. Matanya tertuju pada lemari yang disana tergantung rapih pakaian, bukan pakaian bermerek mewah tapi pakaian yang selalu mereka gunakan ketika berada di apartemen itu.

Seorang laki-laki yang bertubuh tinggi atletis, memakai kacamata dan topi baru saja turun dari mobilnya. Wajahnya dingin tapi ada sunggingan kecil dibibirnya ketika memandang cincin yang jarinya, dia mengelus sebentar lalu segera melangkahkan kakinya.

"Sayang" Panggilnya ketika membuka pintu

"Bibi, dia ada dirumah?" tanyanya pada wanita separuh baya segera menghampirinya

"Tidak tuan, sejak siang tadi keluar dan sampai sekarang belum kembali"

"Baiklah, kalau dia pulang bilang aku pergi ke rumah sahabatku"

"Baik tuan" Sang pelayan membungkuk dan kembali ke dapur, sementara laki-laki itu melangkah dengan gembira menuju ke mobilnya

"Untung dia pergi, jadi aku bisa bertemu dengannya" Senyum bahagia begitu terlihat jelas di bibirnya, dadanya merasakan kebahagiaan karena akan bertemu sahabatnya. Dia mengambil ponsel dan mencari sebuah nama dengan emoticon hewan pemilik nama tersebut.

"Hey, aku akan kesana ya" Panggilan langsung ditutup tanpa menunggu jawaban dari orang yang dihubunginya, secepat kilat dia melajukan mobilnya

Bunyi tanda seseorang membuka kunci pintu apartemen membuat sipemilik mengembangkan senyuman manisnya, segera dia berdiri beberapa langkah dekat pintu.

"Jun, aku merindukan mu" Suaranya sedikit melengking ditelinga, memeluk sang sahabat yang sudah ia kenal sejak beberapa tahun lalu

"Aku juga merindukan mu baekkie" Dia membalas pelukan sang sahabat

Junmyeon tinggal sendiri di apartemen sederhana itu, dan yang datang adalah sahabatnya Baekhyun.

"Bagaimana kabarmu? Kenapa sih kau tak mau pindah dan tinggal di dekat rumahku? Jadi aku tak perlu repot naik mobil untuk bertemu denganmu" Laki-laki yang di panggil Baekhyun itu mempoutkan bibirnya sambil memeluk sahabatnya lebih erat

"Aku senang disini baek, ini tempat perjuangan kita semua. Rasanya berat untuk pergi dari sini, aku bahagia tinggal dan merawat tempat ini" Jun mengelus rambut Baekhyun dengan penuh kasih sayang.

"Kau ini, selalu saja seperti itu. Sebenarnya aku punya ide, tapi aku harus membicarakannya dengan suamiku dulu. Aku tahu dia pasti akan setuju dan sangat senang, tapi aku harus benar-benar memastikannya dulu" Keduanya kini duduk di sofa saling berhadapan, Jun menatap curiga.

"Pasti ide konyol yang itu lagi, sudah ku bilang aku tak mau" Jun sudah tau yang dipikiran laki-laki di hadapannya

"Tapi Jun.... " Perkataannya terhenti ketika mendengar bel pintu berbunyi

"Sebentar, aku akan membukakan pintu dulu" Jun bangun dan menuju pintu

"Hey, masuklah dia ada di sini" Ucap junmyeon ketika melihat laki-laki tinggi dengan wajah datar dihadapannya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hunho CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang