Orang Ketiga

1.1K 50 1
                                    

Aku tak peduli ketika orang menyebutku pelakor, orang ketiga atau apalah, tapi aku hanya ingin membuatnya dan diriku sendiri bahagia. Apa itu salah?

Namaku Kim Junmyeon, orang sering memanggilku Angel. Rasa ingin aku tertawa ketika orang memanggilku Angel, padahal mungkin aku adalah evil bagi sebagian orang.

Aku bertemu dengan pria yang kini menjadi pengisi hatiku di sebuah Bar, tentu saja bukan sembarangan Bar murahan. Bar yang hanya di khususkan para elit, tidak mudah masuk ke sana butuh uang yang cukup besar menjadi member di Bar itu. Untuk menjadi member di Bar Exodus harus membayar $80.000, minuman di sana di hargai $5000 untuk yang paling murah.

Bisa di bayangkan hanya executive saja yang bisa masuk ke Sana, tentu saja harus reservasi dulu dengan biaya reservasi $25.000 permeja untuk 2 orang. Mungkin bagi sebagian orang ini gila, tapi inilah kehidupan para orang kaya yang terlalu banyak uang hingga mereka sendiri bingung mau dihabiskan untuk apalagi.

Di club bernama EXODUS inilah aku bertemu dengan pria yang membuatku bahagia dan rela memberikan segalanya, Oh Sehun sebuah nama yang mampu memacu detak jantungku berdetak lebih cepat.

Sebagian orang rela menjadi orang ketiga karena uang, tapi bagiku uang bukan masalah karena sedikit yang tahu aku memiliki uang yang terbilang cukup untuk membeli sebuah negara jika saja aku mau.

Aku rela menjadi orang ketiga karena aku bahagia bersamanya, bahagia melihat senyumnya yang jarang dia perlihatkan pada orang lain. Kebanyakan orang menilainya sangat dingin dan tak berperasaan, tapi bagiku dia adalah orang yang paling baik dan sempurna.

Jika aku mau, bisa saja aku membuat hubungannya hancur. Aku bisa mendapatkan yang aku mau hanya dengan menjentikan jariku, menebar uang pada sang istri yang sangat gila harta, kehormatan dan jabatan.

Aku memiliki apa yang orang lain dambakan, kecantikan, kekayaan, jabatan dan kehormatan. Tapi cinta yang aku inginkan belum sepenuhnya kumiliki, laki-laki yang menjadi sebagian dari diriku belum sepenuhnya menjadi milikku. Aku akan bersabar, seperti yang dia katakan.

"Hai sayang, kau melamun lagi?" dia mengecup pipiku dengan lembut, memelukku dari belakang

"Hai, honey" aku mengelus perlahan tangannya yang hangat di perutku, ketika Aku ingin berbalik dia menahanku

"Jangan melihatku, wajahku sedang buruk hari ini" ucapnya di telingaku

"Hei, bukahkan kau selalu seperti itu tiap hari?" Candaku, membuatnya mencubit perutku perlahan

"Ini berbeda"

"Apanya yang berbeda?"

"Wajahku sungguh buruk, tapi aku ingin melihatmu agar merasa lebih baik"

"Kalau begitu biar Aku melihatmu, biar aku yang memutuskan apa wajahmu sungguh buruk atau seperti biasa"

"Tapi berjanjilah kau tak akan marah"

"Justru kalau kau seperti ini aku akan marah, tapi baiklah aku berjanji tak akan marah padamu"

Sehun melonggarkan pelukannya, menundukkan kepalanya membuatku tak bisa dengan jelas melihat wajahnya.

"Honey, angkat kepalamu" Sehun hanya menggelengkan kepalanya

"Ayolah, aku berjanji tak akan marah"

Sehun mengangkat kepalanya dan ada tanda lebam di pipi kiri serta sudut bibirnya, aku benar-benar marah tapi coba ku tahan karena sudah berjanji. Walaupun dalam hati rasanya aku ingin menghabisi orang yang membuat Sehun terluka.

"Sayang" panggilan Sehun membuatku tersadar

"Sayang, ini tak apa hanya luka kecil. Aku baik-baik saja" Sehun menggenggam tanganku karena aku hanya diam

"Sayang, bicaralah. Bukankah kau sudah berjanji tak akan marah, aku mohon jangan diam saja" Sehun memelukku dengan erat

"Aku tak marah padamu, hanya Aku ingin menghabisi orang yang melukaimu. Dia sudah berani menyakiti orang yang berharga dan aku cintai" aku tak bisa membalas pelukan Sehun, aku benci dia terluka seperti ini lagi. Sehun melepaskan pelukannya lalu menatapku, memegang kedua tanganku

"Sayang, aku baik-baik saja. Aku berjanji ini yang terakhir kali, tolong jangan kotori tangan indahmu dengan melakukan hal itu. Aku hanya ingin tanganmu ini menggenggam tanganku dan anak kita nantinya" kata-katanya selalu membuatku luluh

"Uh, kau selalu tahu cara merayuku. Baiklah, buka bajumu. Aku ingin melihat apa ada luka yang lain, biar aku obati" Sehun tersenyum manja yang membuatku meleleh

Aku akan bersabar entah sampai kapan menunggu dia datang padaku, menunggu dia memenuhi janjinya memberikan segalanya untukku dan hidup selamanya denganku.

Hunho CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang