Prolog

400 273 271
                                    


"Disetiap tempat pasti ada kenangan indah dan kenangan buruk yang sama-sama sulit dilupakan"
-Luka, 24 Januari 2023



Hai guyss I'm back dengan cerita baru, sebenarnya nggak mau publish sekarang. Tetapi tangan ini gregetan pengennya sekarang ahahaha. Cus langsung aja baca prolognya

🌹Happy Reading 🌹




Di ruang makan yang minimalis di sebuah rumah terdengar alunan nyaring dari sendok yang berdentingan dengan piring. Ketiga manusia dalam satu lingkup keluarga duduk bersama disitu sambil memakan hidangan yang sederhana. Mereka hanya terpaku pada makanannya dan berkonsentrasi mengunyah makanannya agar dapat diterima dengan baik di perutnya. Suasananya begitu hening dan damai.

"Woah Alhamdulillah,kenyang juga akhirnya," ucap seseorang cowok yang meneguk habis minumannya. Wajahnya sangat ceria dan perutnya sedikit membuncit karena telah  terisi makanan.

"Enak kan masakan Bunda?" tanya wanita paruh yang duduk di hadapannya sambil tersenyum.

Cowok putih bermata sipit itu tersenyum sampai tidak kelihatan netra matanya. "Enak banget,Bun." Jawabnya sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Ia tersenyum bangga mendengarnya. "Syukur deh kalau enak," ujarnya sambil mengelus rambut putranya.

"Oh iya, setelah makan kalian semua berkemas ya, besok pagi kita tinggal berangkat."

Wanita itu melihat anaknya secara sekilas tetapi senyumnya memudar ketika mendapati seorang gadis yang duduk di kursi sebelahnya memasang wajah murung.

"Kenapa kak?" Ia memegang tangan gadisnya dan dia menatapnya.
"Kakak masih nggak suka ya kalau kita pindah?"

Wanita paruh baya itu sengaja menyuruh anaknya yang masih remaja untuk bertransmigrasi ke kota lain yang awalnya dari Bandung menjadi pindah ke Surabaya. Alasannya karena sudah tidak ada kerjaan lagi disini dan ia keterima kerja di kota pahlawan tersebut.

Terlebih disana ada saudara dan rumah yang kosong, makanya ia lebih memilih pindah disana.
Mereka hanya hidup bertiga tanpa kepala keluarga karena dia telah meninggalkan mereka terlebih dahulu dan terbang ke langit sana. Maklum, anak gadisnya masih sulit untuk meninggalkan kota Bandung ini karena banyak kenangan indah disini antara dia dengan ayahnya.

"Nggak kok,Bun," Dia menggelengkan kepalanya lemah. "Aku malah seneng kok pindah dari sini, kemana pun kita pindah kalau itu bikin Bunda bahagia. Aku juga ikut bahagia." Lanjutnya sambil tersenyum tipis dan ikut mengenggam tangan Bundanya.

"Bener Bun," Timpal cowok tersebut
.
"Yaudah Bun, aku izin ke kamar dulu ya. Mau kemasin barang." Pamitnya sambil menunjukkan senyum kepada keduanya secara bergantian.

"O-oh i-ya." Wanita tersebut melepaskan tangannya dan memandang sendu belakang punggung anaknya.

Biarpun disini banyak kenangan indah, ada juga kenangan buruk yang menimpa anaknya itu. Selain karena pekerjaan dia pindah juga karena ingin anak gadisnya bisa lepas dari kenangan buruk yang menyakitinya.

"Maafin Bunda, Erika. Bunda masih belum bisa melindungimu dan menjadi Bunda yang terbaik untukmu,"

Cowok berwajah tampan yang tahu Bundanya sedang tidak baik-baik saja, dia menjadi ikut prihatin.

"Nggak usah dipikirin, Bun." Ujarnya sambil memegang tangannya dan dia menoleh untuk melihatnya.

"Kakak nggak sedih kok kita pindah, aku yakin dia bisa menerima ini semua. Jadi, Bunda jangan terlalu mikirin."

Wanita itu tersenyum merasa bersyukur memiliki anak cowok yang begitu perhatian padanya.

"Iya Bunda tahu, makasih ya dek."

"Iya Bun." Dia mengangguk sambil tersenyum, maka Bundanya ikut senyum juga sambil mengelus tangan anak lelakinya.



A/N

Cukup segitu aja ya prolognya

Gimana seru nggak?

Jangan lupa vote and komen kalau mau dilanjutin

Btw covernya cakep nggak? Aku nggak nyangka kalau wajah Kim So Hyun sama Lee Know kalau disatuin cakep + mirip wkwkwk

Setuju nggak? 😆

Sampai jumpa di chapter selanjutnya

Assalamu'alaikum.....



LUKA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang