Langkah pelan namun pasti menjadi ciri khas dari seorang gadis berambut panjang yang kini menuju halte sekolahnya. Sesekali manik gadis itu melihat sekelilingnya, "rasanya punya temen gimana, ya?" kekeh gadis yang biasa dipanggil Keyla.
Sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama, gadis itu tak memiliki satu pun teman. Bukan karena ia tak ingin memilikinya, namun ia terlalu merasa rendah diri untuk bergabung bersama yang lainnya.
"Lo Keyla yang sekelas sama gue, kan?" sapa seorang gadis berhijab yang cukup terkenal. Bukannya ia tak mengenali teman-teman satu kelasnya, namun Keyla sangat penutup hingga jarang ada yang menyadari kehadirannya.
Keyla menatap gadis yang ada di hadapannya, "cantik banget," gumam Keyla yang seringkali kagum pada gadis seusianya.
Gadis berhijab bernama Bella itu menautkan kedua alisnya karena bingung dengan sikap Keyla, "Halo? Lo kenapa?" tanyanya.
"Eh, eng-engga papa," jawab Keyla dengan terbata-bata lalu pergi menjauh dari Bella.
"Lah? Key? Kok malah pergi?" Bella hendak mengejar Keyla namun langkahnya terhenti saat kedua sahabatnya mencekal tangannya.
"Lo ngapain sih berteman sama cewek aneh?" tanya Veronika, sahabat Bella.
"Lo nggak takut ya temenan sama dia?" timpal Rara.
Bella tersenyum mendengar penuturan kedua sahabatnya, "kalian kenapa sih? Orang Keyla itu baik, kok,"
"Key, mana ada cewek yang setiap detik muji cewek lain? Lo nggak takut dia belok?" ucap Rara dengan suara yang cukup keras dan terdengar oleh Keyla.
Keyla menghentikan langkahnya, hatinya lagi-lagi sakit karena terus mendengar praduga tanpa alasan dari teman-temannya.
"Eh syut, Lo kalau ngomong jangan aneh-aneh, deh!" sahut Bella yang tak enak hati dengan Keyla.
"Tapi ben-
Kalimat Rara terputus saat sebuah motor sport melaju ke arah Keyla dan menjadi pusat perhatian semua siswa yang ada di halaman SMA Cempaka.
"Naik, yuk!" ajak seorang laki-laki pada Keyla.
Keyla tampak malu, ia melihat banyak pasang mata uang menatap aneh kearahnya. "Malu, di depan aja," jawabnya singkat.
Laki-laki itu membuka kaca helm nya dan tersenyum kearah Keyla lalu menarik halus tangan gadisnya untuk naik keatas motornya, "ngapain malu?"
"Udah siap?" tanya Laki-laki bernama Ravindra itu. Gadis di belakangnya mengangguk dengan senyuman indah di wajahnya.
"Udah," jawabnya singkat lalu Ravindra pun melakukan motornya dengan santai.
"Seharusnya Lo yang lebih pantes sama Ravindra, bukan cewek aneh itu," sarkas Veronika yang mengerti tatapan Bella.
"Bel, lagian Lo kenapa sih nggak ngakuin perasaan Lo aja ke Ravindra? Kalian kan udah sahabatan dari kecil, gue yakin kok kalau Ravindra bakalan ninggalin cewek aneh itu demi Lo," imbuh Rara yang juga gemas dengan sahabatnya.
"Kalian apaan sih? Emang iya gue suka sama Ravindra, sahabat gue sendiri. Tapi gue cukup bahagia kok lihat dia sama Keyla, mereka cocok," pungkas Bella.
Sedangkan disisi lain, sepasang kekasih sedang menikmati kebersamaan mereka yang sering menjadi perbincangan hangat bagi teman-temannya.
"Mampir ke rumah yuk?" ajak Ravindra yang tentu saja akan dijawab anggukan semangat dari gadis yang ada di motornya.
"Maauu.. udah lama banget nggak ketemu eyang sama bunda, Keyla kangen," cicit Keyla yang membuat Ravindra semakin gemas.
"Kata eyang, eyang juga kangen sama calon cucunya," goda Ravindra yang membuat Keyla tersipu malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memori Ravindra
Teen FictionBanyak orang yang mengatakan bahwa perpisahan adalah akhir dari segalanya, akhir dari cerita indah, akhir dari canda tawa, bahkan akhir dari kasih sayang. Namun, percayalah bahwa perpisahan tidak bermakna memutuskan hubungan karena sejatinya, perpis...