Chapter 2

8 2 0
                                    

Chapter 2
Happy Reading✨😋

Pagi yang cerah, Matahari bersinar.
Tetapi, tidak dengan perempuan yang sedang melamun diatas kasurnya.
Ia bingung, mengapa Orang Tuanya menjodohkannya dengan lelaki yang belum ia kenal.

"ARGHH! kenapa harus kaya gini sih? Gue nggak mau dijodohin" Rengek perempuan itu sambil menendang-nendang selimut.
Setelah beberapa menit melamun, akhirnya ia menelpon Jenna untuk ke rumahnya dan menemaninya di rumah.

"Hallo Na, temenin gue di rumah dong, gue pengen cerita juga huhuuu" Kata Almira.
"Iya-iya, gue otw sekarang, ini gue langsung ke atas gapapa?" Tanya perempuan disebrang sana.
"Ih anjrit, cepet banget lo nyampe, pake jet?" Tanya Almira.
"Kita tetanggaan tolol, gue tau lo stress, tapi lo ini namanya bego kalo lupa kita tetanggaan" Kata perempuan itu.

Jenna ke kamar Almira.

"Oy! ANJIR berantakan banget kamar lo Mir?! Mata lo juga bengkak, kenapa?!" Pertanyaan bertubi-tubi keluar dari mulut perempuan yang baru saja masuk ke dalam kamar Almira.
"Jennaaaaa gue dijodohin...." Rengek Almira lalu menangis lagi.
"Pft.. HAHAHAHAHAHAHA anjrit mana ada sih, lo kebawa mimpi kali, kan lo suka baca novel perjodohan" Kata Jenna.
"Engga anjrit, ini beneran sumpah, sama anaknya temen bokap gue" Kata perempuan itu lalu memeluk teman didepannya itu.

Perempuan itu membalas pelukan Almira, lalu menenangkannya.
"Kan gue bilang apa, hati-hati kalo ngomong, beneran dijodohin kan lu" Kata perempuan itu.
"Ya kalo sama karakter fiksi gue mah mau, kalo dia om om gimana?!" Rengek Almira sambil mengambil Handphone nya.
"Kapan ketemu sama orangnya?" Tanya Jenna.
"Nggak tau, udah lah" Kata Almira yang mood nya sudah sangat berantakan.

(.... POV)

Didalam ruangan bernuansa coklat, seorang lelaki berumur 23 tahun sedang sibuk dengan berkasnya.
Tok Tok Tok
Saat mendengar suara itu, ia langsung melihat ke arah pintu.
"Permisi pak, ini pak...ada berkas yang perlu ditanda tangan" Kata lelaki itu lalu di tanda tangani oleh seseorang yang sedang duduk dihadapannya.

Setelah di tanda tangani, lelaki itu mengambil berkas itu lalu duduk di sofa berwarna putih.
"Lo nggak mau ngopi? gue ngantuk banget gila pengen ngopi" Kata lelaki itu.
"Ini masih diarea kantor, jangan bicara seperti itu" Balasnya yang ditanggapi malas oleh lawab bicaranya.

Tring! Tring!

Bunyi suara telfon itu membuat keduanya melihat kearah benda pipih berwarna hitam itu.
Lelaki yang sedang mengetik sesuatu di laptopnya langsung mengangkat telfon itu.
"Hallo, kenapa ma?" Kata lelaki itu sambil mengendurkan dasi yang ia pakai.
"Jaden, nanti malam jangan lembur, kita dinner bareng ya, sama papa juga" Kata Mirna.
"Tumben? biasanya jarang pulang" Kata Jaden.
"Hari ini papa kamu nggak kerja, sayang" Balas Mirna.
"Yaudah nanti Jaden pulang jam 6 sore" Kata lelaki itu lalu mematikan telfonnya.

Setelah selesai semua pekerjaannya, Jaden langsung bergegas pulang.

"Jaden pulang" Katanya sambil membuka pintu rumah.
"Mandi dulu sana, abis itu kita makan" Kata wanita paruh baya itu sambil mengelus pundak anaknya.
Jaden hanya mengangguk lalu ke kamarnya untuk bersih-bersih.

Setelah lelaki itu mandi, ia turun dan berjalan kearah meja makan.
Ia melihat ada sepasang kekasih sedang duduk dan berbicara, ia tidak tau Orang Tuanya sedang membicarakan apa.
"Eh sudah selesai, ayo makan" Kata Mamanya lalu menyendokkan nasi untuk Suaminya dan Anaknya.
"Makasih Mah" Ucap mereka secara bersamaan.

PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang