[🌱] "Jemputin dek Ruki."

35 3 0
                                    















Hari ini, jika mengikuti kata peramal cuaca, seharusnya cerah dengan senyuman matahari. Tapi awan seenaknya membantah ramalan dengan menumpahkan segala kesedihannya, padahal sudah 3 hari berturut-turut hujan terus.

Yah, tak ada yang bisa dilakukan selain menunggu tangisannya reda.

[I wonder who died today...]

Air turun cukup deras, sangking derasnya, suara mereka menembus dinding bangunan, sedikit menganggu aktivitas seorang laki-laki bersurai hitam. Laki-laki itu tampak melihat keluar jendela, tetesan air yang tersangkut di jendela menenangkan pikirannya.

Ah, tidak. Pikirannya memang tidak berkecamuk atau bagaimana, hanya saja air hujan itu mengingatkannya akan seseorang yang memiliki aura yang tenang.

"Hujan ya? Duh, mana tadi gua parkir mobil jauh lagi. Basahlah ini kemeja." Keluhnya tiba-tiba, "Jemput Dek Ruki lagi, Dia bawa payung ga ya..."

Bugh bugh bugh bugh

"Ohok–...H-henti...kan– OHOK OHOK...k-ku...kumohon..."

Di bawahnya terdapat seorang pria dengan wajahnya yang sangat babak belur, darah segar tak segan-segan mengalir dari mulut dan hidungnya. Sudah berulang kali ia memohon agar pukulan yang menghujani  nya berhenti, tapi si pemukil seolah Tuli. Tak peduli akan perkataan yang terus dilontarkan.

Malah, pukulan itu semakin diperkuat.

"Ku-kumohon– OHOK OHOK OHOK!!!"

Pukulan berhenti, laki-laki yang itu bangun dari posisinya. Terlihat bahwa perlahan ia berjalan menjauh, sang pria menghela lega. Akhirnya selesai juga, pikirnya.

Ia memejamkan matanya perlahan. Mencoba menarik nafas, kasihan paru-parunya sudah merasa sesak.

Dor dor dor

"Udah kok Paman, ini udah siap." Rui tersenyum jahil, memainkan pistol yang baru saja ia pakai untuk menembak. Aaahh...kasihan sekali pria itu. "Kalau begitu aku duluan ya, kasian Ruki sayang nungguin." Pamitnya sembari berjalan melangkahi beberapa boneka tak bernyawa yang terlentang. Sesekali juga menginjaknya, Karna ya...itu terasa menyenangkan.

Sampai di pintu, ia memandang langit sejenak. Sepertinya tidak apa-apa jika dirinya basah, toh hujan bisa juga sekalian bersihin kemejanya, meski tak sampai benar-benar bersih.

Ia berjalan santai menuju mobil. Mencapai kendaraan pribadinya, ia langsung membuka pintu mobil kemudian masuk. Sebelum memasukkan kunci ke dalam starter ia menoleh ke belakang terlebih dahulu, "Yosh aman."

Mesin mobil dihidupkan. Setelah beberapa saat, mobil pun dikendarai olehnya menuju suatu tempat.

——[ • 🍙 · 🍚 • ]——

Bel pulang berbunyi semenit yang lalu. Sensei pamit, mengakhiri materi pelajarannya untuk hari ini. Setelah dirinya keluar, para murid bergegas membereskan barang mereka ke dalam tas.

Begitu pula dengan pemuda berambut hitam dengan ujung Surai berwarna putih. Ruki.

Dengan kalem, ia membereskan barangnya. Sesekali menoleh ke jendela, melihat betapa kerasnya hujan yang turun sejak pertengahan pembelajaran tadi.

-•° Latibule [ 🪹 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang