4. Percakapan

6.5K 160 12
                                    

Matahari sudah menampakkan kehangatannya dari ujung timur. Semua orang sudah terbangun dari kasurnya, tak terkecuali Dika. Kini Dika sedang sibuk dengan sepiring nasi dengan lauk ayam goreng kesukaannya duduk bersila di depan TV. Ia sarapan dengan ditemani oleh kartun favoritnya di hari minggu pagi.

Di tengah keasikannya menyantap makanan, ia dikejutkan dengan tangan besar yang menyentuh pipinya. Tangan itu bermain-main dengan pipinya yang gembul itu.

"OM MUHHH!" Teriak Dika ketika tahu bahwa pemilik itu adalah tangan milik Om Muh.

"Ngagetin Dika aja," cemberut Dika pada Om Muh.

"Hahaha, habisnya dari tadi om salam ga dijawab, pintunya ga dikunci, ya udah Om masuk aja," jawab Om Muh sambil tertawa.

Dika hanya diam tak menjawab, ia merasa kesal setelah diganggu ketika menyantap makanan kesukaannya.

"Ututu, ngambek nih ceritanya?" Tanya Om Muh sembari duduk bersila didekat Dika.

Dika diam tak bergeming.

Cuppp... Tiba-tiba bibir Om Muh mencium pipi Dika. Om Muh gemas dengan pipi Dika yang semakin membesar ketika ia sedang ngambek.

"Ihhh geli tau Om! Kumisnya Om tajem," seru Dika. Sebenarnya Dika kaget dengan ciuman itu. Memang dia sudah terbiasa dengan ciuman di pipinya, tapi ciuman Om Muh benar-benar menimbulkan sensasi yang berbeda. Rasa geli yang dihasilkan dari kumisnya menggelitik pipi tembem Dika. Dika tak siap dengan ciuman mendadak itu.

"Hahahaha, maaf Deh, nanti Om belikan eskrim buat Dika," rayu Om Muh.

"Dua, dua atau ngga sama sekali," tawar Dika pada Om Muh.

"Ehhh dasar, kecil-kecil udah malakin Om," ujar Om Muh.

"Ya udah kalo ga mau," jawab Dika dengan wajah yang kembali cemberut.

"Hahahaha, iya iyaaa. Dua es krim, tapi om ciumnya dua kali," ujar Om Muh kembali menawar.

"Hmmmm," Dika berpikir. "Boleh deh," imbuh Dika. Dika pun langsung kembali menyodorkan pipinya ke arah Om Muh.

Om Muh langsung mendekatkan wajahnya ke arah Dika dan langsung menciumnya. Sensasi geli dari gesekan kumis di pipi Dika, kembali Dika rasakan. Kali ini Om Muh mencium pipi Dika dengan sangat gemas. Ia membenamkan bibir dan hidungnya di pipi Dika cukup lama hingga akhirnya Dika tidak tahan dengan kegelian itu.

"Udah Ommm... Gelii,"  ujar Dika mencoba menghentikan ciuman Om Muh.

Om Muh melepaskan ciumannya, dan memandang wajah Dika. Mereka berdua saling pandang sejenak, lalu tertawa bersama.

"Wahhh, ada apa ini, kok seru banget kayaknya," ujar Mama Dika yang baru saja masuk ke dalam rumah.

"Ehh Bu, hehe. Ini anaknya gemesin," jawab Om Muh santai.

"Hehe, ini Ma, Om Muh janji beliin Dika 3 eskrim," jawab Dika mencoba menggoda Om Muh.

Om Muh kaget dengan jawaban Dika dan langsung memandang ke arah wajah Dika. Dika hanya tersenyum lalu menjulurkan lidahnya ke arah Om Muh.

"Haha, iya Bu," jawab Om Muh singkat.

"Walahh, kok jadi ngerepoti gini," imbuh Mama.

"Gapapa Bu. Namanya juga anak-anak," jawab Om Muh.

"Kalo gitu, Dika harus ngomong apa ke Om Muh?" Tanya mama pada Dika.

"Terima kasih Om Muh yang baik hati," jawab Dika dengan senyum mengejek ke arah Om Muh.

Om Muh memandang wajah Dika dengan gemas. "Awas kamu ya nanti," mulut Om Muh mengeluarkan suara yang sangat pelan yang hanya bisa didengar oleh Dika.

Dika tersenyum puas mendengar respon itu.

Dika dan Para Suami - New ChapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang