Senja Leona Agrea
Langit yang putih dan matahari yang bersinar membuat pagi ini begitu indah.
Senja sudah bersiap - siap untuk pergi ke sekolah. Ia berangkat bersama kakak nya ,Mentari Leona Agreta."Cepet dong. Lama banget sih. Keburu telat nih." Gerutu Senja. Ia sangat kesal kalau harus menunggu Mentari yang super lambat. Dia sama sekali tidak bisa sat set.
"Sabar dong. "ucap Mentari yang sedang dipakaikan sepatu oleh Leona, mamah Mentari dan Senja.
" Ya tapi lo lama. Lo tuh udah kelas 12 tapi pake sepatu aja gak bisa payah. "ucap Senja kesal.
" SENJA. Kamu itu apa-apaan sih. Sudah sana kamu ke mobil dulu. "ucap Leona. Senja segera menuju mobil.
" Lama. "ucap Senja saat Mentari masuk mobil. Mereka lalu berangkat ke sekolah.
" Lo aja yang ga sabar. "
" Serah. "
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit akhirnya mereka sampai di SMA Angkara.
" Hai guy's. " ucap Mentari saat menjumpai teman-temannya. Sungguh pemandangan yang sangat membosankan bagi Senja. Di SMA Angkara Senja tidak mempunyai teman, karena Senja lebih suka menyendiri. Buat Senja menyendiri sungguh menyenangkan.
" Utututu ada yang gak punya temen nih. Kacian deh. "ucap Bellina, siswi paling terkenal di SMA Angkara dan sekaligus wakil ketua osis.
" Kacian banget. " ucap teman-teman Bellina.
" Mentari adek lo tuh , kasian tau. Samperin gih. "ucap Merina.
" Biarin aja Rin. Gue sebel sama dia. Ayah lebih sayang sama Senja daripada sama gue. Pilih kasih.
" Owh. Tapi ya udah lah kita cabut yukk ke kelas. "
" Yukk."
" Gimana sih rasanya punya teman? " batin Senja.
Terkadang Senja juga ingin mempunyai seorang teman. Tapi mencari teman yang baik itu susah. Banyak kok orang yang punya teman terus dikhianati.
Senja berjalan menuju kelas nya. Di kelas banyak murid yang sedang mengerjakan pr. Senja termasuk anak yang rajin dan berprestasi. Sering sekali Senja dijadikan bahan contekan oleh teman-temannya. Nilai Senja juga bagus tapi kenapa orang tuanya tidak pernah berkata " Aku bangga punya anak seperti kamu, Senja" Senja sangat ingin mendapatkan kata - kata itu dari kedua orang tua nya. Namun, takdir Tuhan menyuruhnya untuk menunggu.
Selama disekolah Senja hanya diam dikelas dan membaca novel. Senja sangat suka membaca novel. Bahkan ia sangat ingin menjadi penulis tapi orang tuanya melarang. Memang salah ya kalau punya cita-cita jadi penulis?
Sepulang sekolah Senja hanya duduk -duduk di tepi kolam. Sembari membaca novel dan mendengarkan musik.
" Senja. "panggil Reno, ayah Senja.
" Iya ayah. "
" Kamu gak belajar? " Reno duduk disebelah Senja.
" Tadi udah ayah. Sekarang Senja mau baca novel dulu nanti malam lanjut belajar lagi."
" Bener ya. "
" Iya ayah."
"Ayah. "teriak Mentari.
" Ayah Mentari mau baju yang ini. "ucap Mentari sembari menunjuk foto baju yang ada di hp.
" Iya udah kamu beli kalau kamu mau. "
" Aaaa ayah baik banget. Makasih ayah. "ucap Mentari kegirangan.
" Senja mau baju juga. "ucap Reno.
" Enggak usah. Ujung-ujungnya pasti gak kepake. "
" Ya udah. Lanjut baca novelnya ayah mau keluar sebentar. "
" Iya ayah. "ucap Senja. Reno lalu pergi.
" Baca novel mulu gue aduin Bunda lohh. "ucap Mentari.
" BUNDA. SENJA BACA NOVEL NIH. " teriak Mentari membuat Senja kesal. Berani nya cepu.
" Apa sih sayang teriak-teriak? "
" Tuh anak bunda baca novel. "
" SENJA. Berapa kali sih bunda harus bilang jangan baca novel bunda gak suka. Lebih baik kamu baca buku pelajaran daripada baca novel. Kalau sampe nilai kamu turun bunda bakar novel kamu. "
" Apa sih yang salah dari baca novel. Emang kalo Senja baca novel bunda keganggu enggak kan? Senja suka baca novel. Hargai apa yang Senja suka bisa kan? Jangan apa-apa belain anak emas bunda itu. "
" Hehh berani ya kamu. Masuk kamar sana. Jangan harap kamu dapat jatah makan malam. " ucap Leona. Mentari mengulurkan lidah kepada Senja.
***
Hari ini sekolah libur . Senja tengah asik bermain dipantai. Sore - sore main dipantai memang seru. Senja memang suka pergi ke pantai kalau libur sekolah. Ia suka menenangkan diri dipantai. Jauh dari orang-orang yang selalu menyakiti perasaan kita itu seru.
" Aaaaaaa Senja capek hidup. "
" Tuhan kapan ambil nyawa Senja?"
" Hahahaha sedih banget ya jadi Senja. Udah gak punya teman, gak bahagia, gak disayang sama orang tua. "
" Kok bisa ya ada orang kaya Senja"
Senja terus meneriaki segala kata untuk dirinya sendiri. Tanpa disadari ada orang di sini yang melihat apa yang Senja lakukan.
" Kamu itu harus bersyukur sama apa yang Tuhan kasih ke kamu. " Senja menoleh ke belakang saat mendengar suara seorang laki-laki.
" Siapa kamu? Saya hidup itu urusan saya kamu tidak berhak ikut campur. "ucap Senja kepada laki-laki itu.
" Memang aku tidak berhak mencampuri urusanmu. Tapi apa salahnya kalau aku hanya sekedar menasihati dan memberi saran. "
" Saya tidak butuh nasihatmu. "
" Yakin? "
" Yakin lah. "
" Kenapa bisa yakin? "
" Karena saya bisa menyelesaikan masalah saya sendiri. "
" Ya sudah aku pergi. Tapi ingat jangan sampai bunuh diri. Aku ingin melihat mu ada disini lagi. Jadi jangan pernah nekat untuk bunuh diri. Kalau kamu butuh aku , datang saja ke sini. "ucap laki-laki itu lalu pergi.
" Dasar cowo aneh. Gak mungkin lah gue bakal butuh dia. Lagian gue bisa kok mandiri. Gue bisa selesaikan masalah gue sendiri. "ucap Senja
Setelah dari pantai Senja langsung bersih -bersih dan membaringkan tubuhnya.
Senja tidak bisa tidur dia terus kepikiran siapa laki-laki itu dan kata-kata yang laki-laki itu ucapkan terus ada dikepalanya.
Apa iya dia akan bertemu lagi dengan laki-laki itu?" Udah ah gue mo tidur aja. "ucap Senja kepada dirinya sendiri.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Senja
Ficção Adolescente"Langit Valanta Angkasa , dia laki-laki pertama yang mampu membuat saya jatuh cinta. Dia adalah dunia saya. Dia lelaki terhebat kedua setelah ayah. Namun jarak dan waktu selalu jahat memisahkan kita. " Senja Leona Agrea "Kenapa jarak dan waktu sekej...