Jam pelajaran telah selesai, dan sekarang adalah waktunya istirahat. Para siswa saling bergerombol dan berdesakan di lorong sekolah, untuk menuju kantin.
Sebagian siswa yang berada di kantin sedang berdesakan, dan berebut agar tidak kehabisan makanan yang sedang diincar oleh banyak siswa, dikarenakan makanan tersebut enak dan sedang ada promo harga, beli satu gratis satu. Makanan tersebut adalah risol mayo ukuran jumbo, yang membuat siapapun akan kekenyangan walau hanya makan satu buah.
Tiga orang gadis sedang berebut antrian risol mayo tersebut, agar tidak kehabisan dan dapat memakannya saat masih hangat, gadis tersebut ialah ama, karin, dan audie. Mereka bertiga tidak ingin kalah saing saat mengantri pada antrean yang sangat panjang.
Ama yang mulai kesal karena sejak tadi antreannya tersebut selalu direbut oleh kakak kelasnya pun, berteriak tidak terima "SITU MENTANG - MENTANG KAKEL, MAIN SEROBOT ANTRIAN SEENAKNYA. GUE DISINI UDAH LIMA BELAS MENIT NUNGGU YA, SITU YANG BARU DATANG LANGSUNG SEENAKNYA NGANTRI PALING DEPAN" akan tetapi teriakannya pun tidak dihiraukan oleh kakak kelas tersebut, dan mereka seolah-olah tidak mendengar apa yang barusan ia katakan.
Ama yang sudah kehilangan kesabarannya pun menghampiri kakak kelas yang menyerobot antreannya. Audie dan karin yang melihat sahabatnya akan menghampiri kakak kelas tersebut pun segera mencegahnya agar tidak berbuat nekad. "eh, stop dulu, lu jangan nekad dong, nanti masalahnya bisa panjang kalau lu adu jotos disini, apa lagi yang lu jotos nanti kakel" protes karin dikarenakan, jika amarah ama sudah memuncak, maka dia tidak akan takut kepada siapapun terkecuali devran dan naka, hanya dua orang itu yang dapat menangani dan membuat ama takut saat sedang marah.
Naka, jaiden serta rapi yang kebetulan berada di sana pun. Hanya melihat dan asik memakan semangkuk soto dihadapan mereka masing-masing. "Lu, gak ada niatan mau nyegah si ama, ka. Kasian gue liat karin kewalahan ngehadangin tubuhnya si ama" ucap rapi kepada naka, dikarenakan dirinya mulai khawatir jika nanti terjadi sesuatu pada ketiga sahabatnya itu.
Naka pun menolehkan kepalanya untuk melihat situasi, lalu meminum sebotol soda yang telah dibeli olehnya tadi. Tanpa banyak bicara, naka pun melangkahkan kakinya menuju tempat yang sedang rawan akan terjadinya keributan.
Audie yang menyadari naka sedang menuju ke tempat dirinya berada pun segera memberi tahu ama, yang tengah emosi "woi, naka lagi kesini cuy, mendingan lu diem deh ma". Ama yang tidak peduli dengan ucapan audie pun tetap berniat melanjutkan aksinya "lu yang diem sialan, lu juga minggir rin, gue udah muak sama mereka yang sok banget jadi kakel" seru ama yang masih dalam keadaan emosi.
Karin yang melihat naka telah berada di belakang ama pun bertanya menggunakan isyarat, dengan cara membulatkan bola matanya dan mengangkat alisnya. Naka yang paham kode tersebut pun menjawab dengan gelengan yang tandanya, karin harus membiarkan ama melewati dirinya. Karin pun mengangguk lalu menyingkir dari hadapan ama.
Tanpa basa basi ama pun segera melangkah ke depan, dan mengangkat tangannya ke atas, bersiap untuk memukul kakak kelas tersebut. Tetapi tiba - tiba tangannya berhasil dicekal oleh seseorang. "Oh gitu, sekarang kalau emosi main tangan ya" perkataan dari seseorang tersebut, berhasil membuat ama merinding di sekujur tubuhnya, dia tahu betul siapa pemilik suara berat tersebut.
Pelan-pelan ama pun menoleh ke belakang, dan dikejutkan oleh muka datar seorang nakaha daniswara. Gadis itu menelan ludahnya dalam-dalam, lalu tersenyum dengan amat sangat terpaksa. "Eh, naka, lu kesini kapan" ucap ama sesantai mungkin, tetapi ucapannya tidak berhasil mengubah raut datar milik naka.
Naka pun tidak melepaskan tangannya lalu menarik ama untuk mengikutinya "ikut gue, daisy rahmani" perintah naka dengan nada dingin.
Keempat sahabat mereka yang ada disana pun hanya menggelengkan kepala mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY OF HIGH SCHOOL
Randomsekumpulan para remaja alumni nolep, yang pada akhirnya dipertemukan di sebuah tempat mereka menuntut ilmu, sekaligus terbentuknya sebuah grup, yang terdiri atas beberapa orang. Grup tersebut layaknya keluarga kedua bagi mereka. seiring berjalan wa...