2

18.1K 298 19
                                    

Setelah melalui serangkaian ujian yang membuatku pusing, akhirnya aku bisa beristirahat sejenak, sambil merefresh otakku yang seadanya ini. Pagi-pagi setelah shalat subuh aku membantu ibu memasak untuk sarapan dan bekal makan siang buat kita bertiga, karena hari ini aku akan membantu bapak dan ibu di ladang.

Masakan sudah selesai dan kita bertiga juga telah sarapan, kami bertiga bersiap-siap berangkat ke ladang . Jarak ladang dan rumahku tidak terlalu jauh jadi kami bisa berjalan kaki kesana. Sepanjang perjalanan kami berpapasan dengan orang-orang yang juga berangkat ke ladang, karena rata-rata warga dikampung ku adalah petani.

Keringat mulai bercucuran, baju yang kukenakan kini sudah basah. Dari tadi aku terus memperhatikan sosok yang membuatku tidak fokus kerja. Bapak tidak mengenakan baju, membuat tubuh bagian atasnya terekspos. Tubuhnya mengkilap karena basah oleh keringat, membuat otot-otot nya terlihat lebih jelas. Kulitnya yang coklat, karena terbakar oleh sinar matahari, dadanya bidang serta bulu-bulu nya yang merambat dari dada sampai kebawah pusarnya, membuatku terangsang.

Aku menggeleng-gelengkan kepala dan mencoba kembali fokus dengan pekerjaan yang sedang kulakukan. Sialnya, kontolku ternyata sudah bangun karena terangsang dengan tubuh bapak. Walaupun aku homo tapi aku seharusnya tidak boleh terangsang dengan bapakku sendiri. Beruntung aku mengenakan celana dalam yang cukup ketat jadi kontolku yang bangun tidak akan terlalu nampak.

"Makan dulu" terdengar ibu memanggil kami berdua dari saung yang ada diladang kami.

"Iya Bu dikit lagi" jawab bapak sambil menyelesaikan pekerjaannya.
Tak lama kami berdua menghampiri ibu untuk makan siang bersama.

Setelah makan aku dan bapak kembali melanjutkan pekerjaan kami. Karena hari ini pekerjaannya tidak terlalu banyak jadi kita bertiga bisa pulang lebih cepat. Aku melihat hp saat kami bertiga sudah bersiap-siap untuk pulang, masih jam 3.15 sore, akupun berniat untuk mandi disungai dulu sebelum pulang.

"Iyan mau mandi disungai dulu sebelum pulang" kataku pada bapak dan ibu

"Bapak mau ikut mandi juga, udah lama bapak gak mandi disungai" sambung bapak.

"Yaudah kalau gitu ibu pulang duluan, mandinya jangan kelamaan" kata ibu

Setelah berpisah, aku dan bapak akhirnya menuju ke sungai untuk mandi. Kami melewati jalan pintas menuju ke sungai. Jalannya kurang bagus makanya jarang warga kampung yang akan lewat disini, walaupun jarak tempuhnya lebih cepat daripada lewat jalan biasa.

"Ahhhhhhh ahhh ahh" samar-samar aku mendengar suara-suara, tapi aku tidak tau asalnya darimana. Semakin lama suara nya semakin terdengar dan tiba-tiba bapak berhenti dan memegang tanganku sambil tangan satunya lagi berada dibibir dan memberikan kode Agar jangan berisik.

"Ahhhhhhh teruuuus ahhhhh" perlahan aku dan bapak terus mendekati tempat suara-suara itu berasal. Betapa kagetnya aku melihat yang ada didepan mataku. Itu adalah pak Agus, bapaknya Arya. Pak Agus sedang menindih perempuan yang ku ketahui adalah Ratih. Dia janda muda yang ditinggal mati suaminya. Umurnya masih sekitar 20an, suaminya meninggal karena kecelakaan. Mereka bercinta diatas tanah yang beralaskan kain Dan baju.

"Ahhhhh yang cepat sayang ahhhh" Ratih mendesah sambil menyebut pak Agus sayang. Pak Agus mulai menggenjot Ratih dengan cepat, terlihat dari pantatnya yang naik turun. Aku penasaran dengan kontol pa Agus, karena aku tidak bisa melihatnya dengan jelas. Tubuh pa Agus gempal seperti bapak-bapak pada umumnya, tapi kulitnya kuning langsat seperti Arya. Arya pasti akan sangat marah kalau mengetahui bapaknya berselingkuh dari ibunya.

"Ahhhhh ratiihhh memek kamu menjepit tihhh ahhhh" desahan pa Agus sambil tangannya menggerayangi payudara Ratih. Kontolku sudah bangun dan sempak yang kupakai sudah sesak, ingin rasanya aku keluarkan tapi aku mengurungkan niat itu karena ada bapak. Saat kutengok, bapak terlihat menikmatinya, nafasnya juga terdengar berat. Tangan kanannya saat ini sedang mengelus kontolnya dibalik celana miliknya. Aku bisa melihat cetakan kontolnya, sangat besar walaupun masih tertutupi oleh celana miliknya.

Kampung Bergairah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang