POV authorSaat (Name) berumur 17 tahun,dia sekolah SMA biasa dekat rumahnya. Beda dengan Tetsuro yang sekolah di SMA favorit,(Name) tidak ingin seperti abangnya. Bukan masalah pintar. Tapi (Name) malas berhadapan dengan cewek-cewek seleb. Itu saja.
(Name) sekarang tinggal bersama mama dan kakak laki-lakinya. Kuroo Nara dan Kuroo Tetsuro. Untuk ayah, dia tidak lagi hidup bersama mereka semenjak setahun lalu. (Name) dan Tetsuro mengusirnya dari rumah. Meskipun terlihat sangat tidak sopan tapi mereka tidak mau mempunyai ayah pemabuk seperti dia.
Flashback:)
Pengusiran sang ayah yang bercampur dengan banyak darah membuat dua saudara itu memiliki trauma. Mengusir seorang pemburu handal adalah hal yang mustahil. Pertarungan yang tidak mengeluarkan suara berisik adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan kebanyakan orang. Dengan taruhan badan, senjata,perangkap, serta tekat yang kuat dari kedua anak keluarga Kuroo, membuat ayah sudah tidak lagi sekuat pertarungan saat mulai menyerang kedua anaknya.
Dia memiliki banyak pendarahan pada kepala dan dadanya, sementara kedua anaknya memiliki luka luar yang tidak sedikit. (Name) mempunyai luka sobek di lengan atas dan punggungnya, sementara Tetsuro memiliki luka sobek di dahi bagian kiri dan dadanya. Sang mama hanya bisa terdiam menangis melihat pertarungan ayah anak di ruang tamu. Dengan tubuh yang terikat kuat,serta menahan sakit akibat pecutan dari sang suami.
Beruntungnya beberapa jam sudah terlalui saat pertempuran sunyi dimulai, ada seorang pria datang ke rumah keluarga Kuroo. Dia yang mendengar suara kegaduhan di dalam rumah langsung masuk dan melihat kejadian. Dengan reflek yang cepat, dia berlari dan menghentikan ayah dengan memukul daerah fital di bagian leher ayah dan membawanya ke mobil untuk dibawa ke rumah sakit (kejiwaan) miliknya. Dia juga menelpon beberapa orang terpercayanya untuk mengurus rumah (Name) secara rahasia dan tidak bisa dipublik demi kenyamanan keluarga (Name).
"Nona,nama saya Azumane Asahi. Saya adalah adik ipar dari suami anda. Suami anda memiliki keluhan akibat kebanyakan minum alkohol. Saya terkejut dengan efek sampingnya. Demi kenyamanan anda dan keluarga,saya akan bertanggungjawab agar berita ini tidak menyebar luas. Ini adalah kartu identitas saya. Saya harus pergi ke rumah sakit sekarang. Kedua anak anda akan dirawat di dalam rumah. Saya akan mengurus pengobatan dan psycho terapi. Sekali lagi saya mohon maaf jika kakak saya begitu" kata Asahi dengan sopan.
"Terimakasih banyak atas bantuanmu tuan. Saya tidak akan melupakan tuan. Tolong mampirlah ke rumah sebisamu. Saya akan merasa rasa terimakasih saya sudah terbalas. Dan juga untuk dana perobatan akan saya tanggung" kata mama sambil menunduk dan menangis.
"Tidak apa-apa. Akan saya usahakan yang terbaik untuk keluarga anda. Permisi".
"Sekali lagi terimakasih tuan".
"Iya".Setelah itu,(Name) dan Tetsuro melalui terapi mental dan penyembuhan luka secara total dalam waktu dua Minggu. Setelah kondisi mulai merasa baikan, (Name) dan Tetsuro mulai bisa berbaur lagi dengan dunia luar berkat Asahi yang merupakan dokter yang bisa menguasai luka tubuh luar dalam dan psycho terapi yang selalu datang ke rumah setiap hari.
Hari hari pengobatan telah berlalu dan dokter itu mulai jarang mampir ke rumah dan berakhir sudah tidak lagi mampir. (Name) dan Tetsuro mencarinya kalau ada waktu luang saat sepulang sekolah,tapi tetap saja tidak juga ketemu sampai sekarang.
/KRIIIING!!/
"(Name). Bangun yuk" ucap lembut mama sambil membangunkan (Name).
"Mmmmmmm" Ucap (Name) malas bangun.
"Bangun (Name)".
"Mmmmmmm".
"Bangun!!".
"Mmmmmmm! Lima menit lagi".
"....".
"....".
"(NAMEEEEEE)!!!".
"Ha?!".
(Name) dengan nyawa yang masih belum nempel itupun langsung bangun dan duduk.
"Nah. Pinter. Sana mandi!" Ucap mama sambil keluar kamar (Name).
"Iyah...".Setelah melengkapi nyawanya,(Name) menuju kamar mandi untuk mandi kemudian berganti pakaian. Setelah itu,(Name) mengonde rambutnya dan pergi ke ruang makan untuk sarapan. Disana sudah ditunggu mama dan abang.
"Ayo makan. Keburu dingin nanti" ucap mama sambil mengambil piring.
"Iya ma. Hmm? Pakai tusuk konde lagi (Name)?" Tanya Tetsuro.
"Kenapa emang?" Tanya (Name).
"Nggak. Nggak cocok aja gitu. Sini Abang benerin".
Tetsuro sedikit demi sedikit menata rambut (Name) agar terlihat lebih keren. Jika terlalu rapi,itu membuat (Name) tidak cantik katanya.
"Nah sudah. Cantik kan ma?" Tanya Tetsuro dengan bangganya.
"Iya cantik. Tetsu belajar darimana? Punya pacar berapa sampek lemes gitu tangannya kalau nata rambut cewek?" Tanya ibu curiga.
"Ndak kok ma. Tetsu Ndak punya-".
"Pahala".
(Name) sengaja memotong obrolan Tetsuro agar abangnya itu diam berbicara. Tapi malah salah sangka. Tetsuro malah mengomel ke (Name) sampai acara sarapan sudah selesai.
"Ma. (Name) berangkat" (Name) mencium punggung tangan mama.
"Me too!" Kuroo pun ikut mencium punggung tangan mama.
"Hati-hati" ucap lembut mama.
"Ya" ucap (Name) dan Tetsuro bareng.(Name) jalan duluan ke sekolah dan Tetsuro mengambil sepeda motor kesayangannya.
"(Name). Bareng?" Tawar Tetsuro sambil menunggangi sepeda motornya.
"Ndak. Jalan kaki aja" jawab (Name) sambil menjauh dari Tetsuro.
"(Name) jangan gitu ih. Gini-gini juga Abang peduli loh. Bareng Abang nggih!".
"Enggak bang. Aku bisa sendiri. Lagian juga sekolahnya Deket. Sana jemput pacar Abang sana. Hush hush hush!".
Tetsuro mempercepat sepeda motornya dan langsung berhenti di depan (Name). (Name) bingung melihat abangnya berhenti di trotoar jalan. Gak punya urat malu emang.
"(Name)".
Tetsuro menghampiri (Name) dan langsung menggenggam erat tangan serta menatap tajam kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disukai sama Anak Mafia
Não FicçãoIni book pertama author. Bahasanya campur aduk tidak jadi satu. Maaf jika ada kesalahan yang beredar dan mirip sama cerita lainnya. Tapi ini murni dari author. Saya hanya manusia yang bisa bernapas sendiri tanpa bantuan orang lain,jadi saya hanya me...