Nilam melampiaskan sakit hati pada Mamanya dengan menghambur-hamburkan uang. Transferan dari Papa mengalir deras ke rekeningnya, lebih dari cukup. Nilam mempergunakannya untuk membuka akun Giveaway di Instagram. Ia membagikan lima ratus ribu setiap bulan kepada para pengikutnya yang langsung melonjak dua hari setelah ia membuka akunnya.
Diakuinya, Nilam bahagia menghamburkan uang dengan cara begitu. Biar saja nanti akhir bulan dia gigit jari. Yang penting sekarang dia bisa ikut merasakan euforia kebahagiaan.
Kemarin salah satu pengikutnya mengirim video. Durasinya cukup singkat. Hanya menampilkan tumpukan barang sembako. Setelah itu pemilik akun ikut menampilkan wajah sembabnya. Ternyata paruh baya yang sudah berputra. Dia beribu kali mengucap terimakasih. Melihat itu, Nilam jadi menghambur ke guling bau popoknya sambil bales gini,
Kak? Mataku pipis t____t
Hari ini adalah hari terakhir di bulan Juni. Dan sejak awal memutuskan menghamburkan uangnya, Nilam sudah mempersiapkan cara-cara jitu menghadapi omelan Mama. Sengaja selama dua bulan ia menimbun kotoran di telinganya. Lumayan, buat sumpel. Mama bisanya mengomel saja.
Apa aja diomelin. Pulang telat semenit, ngomel. Boker setengah jam, ngomel. Ngecas sampe menuhin saklar, ngomel. Bahkan rata-rata delapan pun kena omel. Memang maunya berapa? Sepuluh? Bisa mati gantung diri Nilam kalau begitu.
Masih untung ketolong sama yang lain. Kalau pelajaran full ngitung, bisa-bisa nilai raport nilai cuma enam.
Sedih bgt gx sie....
Benar saja. Langkah kaki berdebum terdengar keras sekali, hampir mengguncang rumah. Mama membuka pintu kamar dengan kasar. Alisnya menyatu, matanya melotot dan bibirnya bergetar tidak jelas.
"NILAM! KAMU KEMANAIN DUIT DUA JUTA DARI PAPAMU HAH?" Mama mengawali sapaan paginya dengan teriakan keras.
Kopok di telinga masih berfungsi. Omelan Mama jadi bisu. Nilam hanya melihat mulut komat-kamit itu lagi.
"JAWAB NILAM! KAMU PAKAI BUAT APA?" teriaknya lagi.
Nilam hanya diam. Kesulitan mencerna pertanyaan Mama karena gerak bibirnya yang cepat dan muncrat-muncrat. Nilam mengusap wajahnya yang terkena hujan dadakan.
"OOH, PASTI KAMU PAKAI BUAT JUDOL YA? BENER KAN TEBAKAN MAMA? SAMA SIAPA KAMU BELAJAR JUDI HAH?"
Nilam masih membisu.
"NILAM!" Mama berteriak melengking. Gemas sendiri melihat Putrinya plonga-plongo. "KAMU DENGERIN MAMA NGGAK SIH? JUDI ITU HARAM NAK!!"
"Yang haram cuma babi, Ma," jawab Nilam. Mulai bisa menyimbangi omelan Mama.
Mama melongo. Melenguh melihat ketololan anaknya. Memang patut dia mengomelinya setiap hari. Mempertanyakan kenapa rata-rata nilainya tidak melebihi tetangga sebelah. Ternyata, Nilam Ratnasari itu memang tolol!
Nilam terkekeh. Dia melihat gerak bibir Bunda mengucap cemoohan. Ia kembali meraih alat pembersih telinga. Ini kayaknya bisa dapet sekilo deh. Biar dirongsokin ngga ya? Kan lumayan, Nilam jadi punya duit tambahan buat beli Netflix.
"Nilam!" Mama memekik lagi. Takut anaknya gila setelah melihatnya senyam-senyum gak jelas.
Aduh! Kalo yang ini jadi terdengar jelas setelah Nilam mengorek telinganya yang gatal. Dia mendesah, kemudian menyahut.
"Apa sih Ma???"
"Kamu mau kemana itu pakai baju gak ada lengan begitu?" tanya Mama sembari memidai pakaian Nilam dari atas ke bawah.
"Hm, kayak yang Mama pikirin aja sih." Nilam menjawab sambil memasukkan barang ke tas. Kemudian menyemprotkan parfum yang pastinya di mata Mama itu adalah parfum harom.
KAMU SEDANG MEMBACA
Netflix Premium
FanfictionKarena nggak sengaja satu profil Netflix, Nilam dan Eja yang nggak saling mengenal jadi dekat. Maksudnya #SemakinDekatDenganNeraka. Soalnya tiap ketemu gelud mulu! Yang jambak-jambakan, lah. Pukul-pukulan, lah. Entah berapa banyak gaya baku hantam...