SELAMAT MEMBACA
Desahan lelah terdengar disalah satu penjuru ruangan. Sang pemilik tengah menyandarkan tubuh lelahnya dikursi kantor bersamaan dengan dia melepas kacamata yang setia menemaninya bekerja. Kepalanya pening, matanya memberat setelah hampir 14 jam berkutat dengan pekerjaan kantornya.
"Hah.. lelah sekali." Dia melirik jam yang melingkar apik di pergelangan tangan kirinya. "Ah sudah pukul sembilan malam, sebaiknya aku segera pulang. Badan ku pegal sekali." Pria berusia 26 tahun itu segera membereskan barang-barang dan meja kerjanya.
Setelah semua beres, dia segera melangkah meninggalkan ruangan kerjanya dan berjalan menuju basement parking. Kantornya sudah terlihat sepi, hanya ada beberap karyawan nya yang memang sedang lembur sama seperti dirinya.
Range rover yang selalu ia pakai dari sekian banyaknya koleksi mobil miliknya melaju meninggalkan basement parking. Ia ingin segera sampai dirumahnya karena sungguh tubuhnya butuh berendam di air hangat agar terasa lebih rileks. Entah memang ini hari apes nya, baru saja mobil dengan dominasi warna hitam itu berbelok ke arah kiri, dari arah samping kanan ada sebuah motor besar yang menghantam sisi kanan mobil, tepatnya bagian kap mobil di sisi kanan.
Alhasil karena benturan dari sang pemotor begitu kuat membuat sang pemotor terpental jauh didepan mobil yang sudah penyok pada bagian kap sisi kanan nya. Begitu juga dengan bagian depan motor yang ringsek sampai serpihan kecil dari kaca pelindung lampu motor berhamburan di sisi jalan.
"Astaga, ya Tuhan." Si pemilik mobil yang mengaku tadi mengeluh lelah karena bekerja, kini sedang syok. Bukan karena mobilnya yang tertabrak, melainkan syok karena melihat si pemotor tadi yang terpental.
Dengan segera dia turun dari dalam mobil untuk menghampiri sang pemotor yang sekarang sedang di selamatkan oleh beberapa warga sekitar yang melihatnya. Dengan tubuh tinggi tegapnya dia dengan gampang nya menerobos kerumunan warga yang sebagian menolong dan sebagian lagi hanya berniat menonton.
"Permisi, permisi." Ucapnya yang membuat kerumunan warga itu mau memberinya jalan.
Setelah berusaha menerobos kerumunan warga yang penasaran dengan si pemotor, akhirnya kini ia bisa melihat keadaan si pemotor. Sedikit meringis melihat kakinya yang terbalut celana selutut lecet dibeberapa bagian, begitu juga pada beberapa bagian lengan.
Dia bersimpuh didekat kepala si pemotor, mencoba membuka helm yang membalut kepala si pemotor. Saat helm itu berhasil terlepas, wajah tampan nan tegas, mata nya terpejam dengan bulu mata nya yang panjang untuk ukuran seorang pria menyapa indera penglihatan bagi siapa saja yang melihat.
"Hei, bangun." Dia mencoba menepuk pelan pipi si pemotor namun tak kunjung bangun. Sepertinya pingsan, pikirnya. Tadi juga dia sempat melihat kepala si pemotor sempat terbentur trotoar.
"Tolong bawa ke mobil saya, biar saya yang membawanya kerumah sakit."
▪︎▪︎▪︎
"Tuan Maverick." Panggil sang dokter kepada seorang pria yang tadi membawa si pemotor kerumah sakit sekaligus pria yang mengeluh lelah karena bekerja. Ya, namanya Maverick.
"Ya, bagaimana keadaan nya dok ?."
"Hanya ada beberapa luka lecet dan lebam dibeberapa bagian tubuhnya, sisanya dia baik-baik saja. Terutama bagian kepala, seperti yang tuan Mave tadi katakan jika dia sempat terbentur trotoar namun puji Tuhan, berkat helm yang ia kenakan tidak ada cedera serius yang mengkhawatirkan."
Mave menghela nafas lega. "Syukurlah."
"Ini hasil rotngen nya tuan, saat ini pasien masih dalam keadaan pingsan karena syok, anda sudah bisa melihatnya didalam, saya permisi dulu."
"Ya, terima kasih dok."
Sepasang kaki jenjang nya berjalan cepat memasuki ruangan ugd untuk melihat keadaan si pemotor tadi. Dalam hatinya dia bersyukur karena Tuhan masih baik kepada si pemotor itu karena dia hanya menderita luka lecet dan beberapa lebam saja, tetapi melihat motornya yang rusak parah pada bagian depan nya membuat dia khawatir akan reaksi si pemiliknya.
Tidak ada siapa-siapa didalam sana selain dirinya dengan si pemotor yang masih dalam keadaan pingsan. Dia memperhatikan beberapa bagian tubuh si pemotor yang tadi berlumur darah kini sudah tertutup oleh kain kasa, obat merah dan juga plester sebagai perekat. Namun ia menjadi gagal fokus melihat wajah damai yang masih betah memejamkan kedua matanya.
Wajahnya begitu rupawan, dengan hidung mancung, bulu mata nya panjang, bibir plum yang sempurna serta mole yang menghiasi bagian bawah mata sebelah kanan. Jika dilihat lebih seksama, dia terlihat sangat manis, lebih dominan manis dibanding tampan.
Asik memperhatikan, dia tidak sadar jika si pemilik wajah tersebut tengah mengerjapkan matanya beberapa kali untuk membiasakan netra nya dengan cahaya diruangan tersebut.
Ringisan lolos dari bibir yang terlihat menggoda itu, ah dia sudah sadar rupanya. Karena suara ringisan tersebut membuat Mave tersadar dari kegiatan -mari melihat wajah manis si pemotor- dan dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal karena merasa canggung.
"Gue masih hidup ?." Pertanyaan yang keluar dari mulut si pemotor membuat kening Mave mengerut. "Kamu masih hidup kok."
Mendengar pertanyaan nya di sahut oleh seseorang, si pemotor tadi langsung menoleh ke arah Mave yang setia berdiri disamping ranjang rumah sakit yang sekarang ia tempati.
"Lo siapa ?." Tanya nya heran.
"Saya Mave, pemilik mobil yang kamu tabrak tadi." Jawaban dari Mave membuat si pemotor tadi mengerut keningnya tidak suka. "Lo nyalahin gue ? Jelas-jelas mobil lo mau belok kagak liat sekitar." Ucapnya dengan nada jutek.
"Siapa yang menyalahkan mu ?."
"Lo lah!." Sungutnya.
"Saya tidak---."
"Terus motor gue gimana ?." Belum selesai dengan ucapan nya, Mave disela oleh si pemotor tadi. Mave tidak tau harus menjawab apa karena dia takut lelaki dihadapan nya mengamuk. "Eh.. anu..."
"Anu apa ? Cepet jawab!."
"Bagian depan nya hancur parah."
"HAH ?!." Si pemotor tadi langsung terduduk tanpa memperdulikan rasa sakit yang ia rasakan pada beberapa bagian tubuhnya karena dia yang tiba-tiba duduk.
▪︎▪︎▪︎
Next or unpub?
Minggu, 29-01-23
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPERHEROES | MARKNO UNIVERSE
FanficKehidupan seorang Owen yang begitu berantakan. Orangtua nya yang sibuk bekerja, tidak memperhatikan nya, namun selalu menuntut kesempurnaan yang ia tidak ketahui seperti apa wujudnya. Hidup tanpa dituntun untuk menjadi sempurna namun dituntut harus...