chapter four

257 39 7
                                    

"here princess," jeno memberi gerakan tangan layaknya seorang penjaga yang membiarkan tuan putrinya masuk ke dalam ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"here princess," jeno memberi gerakan tangan layaknya seorang penjaga yang membiarkan tuan putrinya masuk ke dalam ruangan.

"fuck you!" jawab renjun, dengan pelototan tajam yang dibuat-buat. jeno sampai tertawa melihatnya.

pintu yang terbuka lebar itu menampakan sebuah ruang keluarga yang begitu luas dengan pemandangan kota disetiap sudutnya. sejenak renjun tidak bisa menahan diri untuk memekik--saking indahnya.

disaat jeno mempersilahkan ia untuk duduk, barulah renjun mulai berkomentar.

"you have a perfect taste,"

untuk ukuran sebuah apartment yang ditinggali satu orang--apartment ini terlalu besar. renjun saja menyerit ketika mengingat semahal apa pembayaran listrik jaemin--apalagi jeno dengan fasilitas yang lebih VIP seperti ini.

lampu gantung yang menjuntai indah, perapian meja kaca, peralatan dapur super lengkap--padahal renjun yakin jeno jarang menggunanya.

"exactly!" jeno meletakan minuman dingin di atas pantry, sembari menumpukan kedua sikunya disana. "and you the one of it."

renjun menarik bibirnya kebawah, tersenyum sekaligus mengejek. ia berjalan mendekati pantry, mengambil segelas air yang jeno berikan dan meminumnya sebentar.

"apa bibirmu selalu semanis itu?"

"kenapa? kamu ingin mencobanya?"

renjun mengangkat bahu, "shall we?"

jeno tersenyum lebar, ia menggeser tubuh untuk sampai diseberang pantry tempat renjun berada. mengangkat tubuh mungil itu untuk ia dudukan diatas meja.

"try it," singkatnya, sembari memasang kedua tangan bertumpu dikedua sisi tubuh renjun.

sedangkan jantung sang empunya berdetak kencang. hormon serotonin diotaknya meningkat sekian persen hingga membuat renjun tidak mampu menyia-nyiakan kebahagiaan semacam ini.

selanjutnya pemuda itu mulai mengambil tindakan. ia menangkup lembut wajah jeno, memperhatian dengan detail setiap lengkungan indah dari tuhan itu--renjun simpan baik-baik untuk ia nikmati lagi di penghujung malam nanti.

sebelum akhirnya renjun mengkikis jarak diantara mereka.

jeno sama sekali tidak bergerak saat renjun berusaha menciumnya lebih dalam. tapi renjun tahu jika jeno tersenyum disela kegiatan mereka. sang dominan menikmatinya. hingga membuat dokter forensik itu semakin berani untuk melakukan lebih.

renjun dibiarkan menguasai, hanya untuk tahu sejauh sama dokter itu mampu membuatnya kepayahan nanti. namun tangan jeno tidak tinggal diam, tangan dengan urat-urat otot yang menonjol itu ia bawa menelusup masuk mengelus pinggang ramping sang lawan.

tak lama renjun berhenti, menarik wajahnya menjauh untuk menatap pria yang ia sukai. sedangkan jeno mengangkat sebelah alisnya bingung, "why stopping?"

pleasing to the eyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang