chapter five

153 23 5
                                    

langit sedang berbahagia menampakan semburat kekuningan pada ujung ufuk barat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

langit sedang berbahagia menampakan semburat kekuningan pada ujung ufuk barat. angin sepoi-sepoi yang menerbangkan tanaman hijau dipojok ruangan juga bergerak halus membelai kulit putih seorang pemuda yang sedang terlelap.

ia mengerang, menggeser tubuh sembari mencari sumber kehangatan lain disampingnya. hingga kemudian sebuah pelukan nyaman menyapa tubuhnya dengan riang. kepalanya dibelai lembut bersamaan dengan punggung telanjangnya yang ditepuk layaknya seorang bayi.

"kamu kecil sekali.." komentarnya. membuat pemuda yang berada dalam pelukanya hanya bergumam kesal namun masih dengan setengah kesadaran.

terdapat keheningan panjang yang kemudian membuat pemuda dalam pelukan itu mulai membuka matanya. mendongkak mencari sosok yang sudah memberinya kenyamanan dalam tidur siangnya kali ini.

renjun menatap wajah bak pangeran itu terang-terangan tanpa malu, tanpa mengatakan sepatah kata apapun. sedangkan sang empu yang tampak sedang melamunkan sesuatu dengan memandang jauh ke langit sana melalui bingkai jendelanya sedikit merasa terusik. jeno kini mengubah pemandangan dengan menyorot teduh pada pemuda mungil dalam dekapan.

"hm? did u need something?" tanya jeno, netranya turun untuk memandang wajah ayu kasihnya. mengecup dahinya sejenak, lalu kembali memeluk tubuh mungil itu erat.

renjun menerima afeksi itu sembari menggeleng, "order than you, no."

"did you always be like this?" jeno bertanya lagi,

renjun yang tidak mengerti hanya menyeritkan dahinya. jika yang dimaksud jeno adalah menatap terang-terangan--berangkali jawabanya; iya, renjun senang menatap siapapun orang yang berada disampingnya ketika bangun tidur. hal itu seperti memberinya energi magis tersendiri. tetapi karena renjun sama sekali tidak mengerti objek dari kalimat tanya yang jeno lontarkan--dokter muda itu hanya bersuara bingung.

"what?"

"being cute, sexy, pretty at the same time?" renjun tertawa renyah.

"yeah, i'm naturally adorable,"

"did jaemin see this view everyday?"

"i guess so,"

jeno mengerucutkan bibir tipisnya sembari mengangguk. "if i'd be him, i can't hold myself to kissed you,"

"he didn't even need tho," jawab renjun jujur,

"WHAT?!" jeno melotot tajam, pelukan mereka terlepas seketika.

"what?" renjun mendudukan tubuh, membuat setengah tubuhnya terbuka karena bathrobe yang sempat ia kenakan melorot begitu saja.

"you liked him?"

"NO WAY!" jawab renjun tegas.

"if there's nothing between you, why would he kiss you?"

"well, i've kissed you too." kalimat itu seolah menamparnya keras, jeno dibuat bungkam olehnya. hingga kemudian tertawa getir pada dirinya dirinya,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

pleasing to the eyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang