Chapter 2

395 25 4
                                    

⚠️: including🔞

***

Selayaknya suami istri, 'Johnny' dan istrinya menyempatkan diri menghabiskan waktu berdua. Memadu kasih, sambil melepas penat. Apalagi setelah mendapatkan kabar gembira bahwa Jaehyun hamil untuk yang kedua kalinya setelah sebelumnya ia mengalami keguguran.

Meski Jaehyun dalam keadaan hamil, Julian yang masih betah memerankan dirinya sebagai Johnny itu, seolah tiada habisnya mencumbu sang istri.

Tentunya dengan gerakan se-lembut mungkin agar Jaehyun dan bayi dalam kandungannya tetap aman.

"mpphhhmm..."

Jaehyun tidak tahan lagi saat penetrasi 'Johnny' di dalam tubuhnya semakin dalam.

"Sayang mau keluar?"

Jaehyun pasrah, memejamkan kedua matanya, lalu mengangguk. Ia kewalahan dengan permainan suaminya yang cukup panas sekaligus menggelora.

Padahal sudah berkali-kali dimasuki, istrinya itu tetap saja sempit, Julian bahkan sudah hafal sweet spot Jaehyun. Membuatnya ketagihan untuk tidak melewatkan kesempatan bercinta dengan sang istri. Apalagi Jaehyun selalu menurut dan tidak pernah berontak saat Julian ingin melampiaskan syahwatnya.

Setelah puas dan berkali-kali klimaks saat menyatu dengan tubuh Jaehyun, Julian dengan lembut mendekap hangat tubuh Jaehyun dalam pelukannya hingga sang istri tertidur.

Tanpa Jaehyun ketahui...

Julian yang semula memasang wajah penuh senyuman di depan Jaehyun seketika senyum itu memudar.

Tatapannya tidak se-hangat saat Jaehyun berusaha merajuknya.

Julian seolah dihantui rasa bersalah karena....

"Aku benar-benar brengsek memperkosa istrimu, John. Aku tak punya pilihan lain, kalaupun Jaehyun hamil, kedok asliku di balik topeng suami impiannya ini tidak akan ketahuan. Meski aku belum begitu yakin  ,apakah perasaan ini bisa disebut cinta atau nafsu semata? menjadi orang lain benar-benar membingungkan antara fiksi dan realita, aku sulit mengenal diriku lagi... aku tak tahu apakah aku Julian... atau Johnny?"

Gelisah.

Julian berkali-kali membolak-balikkan posisi tidurnya setelah melepaskan Jaehyun dalam dekapannya secara perlahan.

Di satu sisi...

Ia merasa pernikahannya dengan Jaehyun tidak bahagia.

Meski Jaehyun selalu baik dan menjadi istri ideal untuk Julian, tetap saja, sebagian hatinya seperti ada yang kosong.

Rasa bersalah lebih banyak mendominasi.

Antara membohongi Jaehyun dengan cinta palsu, mengorbankan perasaannya sendiri yang berpura-pura mencintai Jaehyun, berdusta sekaligus berdosa terus mengalir di sepanjang hidupnya.

Entahlah, Julian merasa dihantui dosa seumur hidup.

Julian masih dilanda kegelisahan,  sampai ia tak tahan beranjak dari kasurnya.

Buru-buru ia ke kamar mandi, mengambil pil anti depressant dari lemari berisi obat-obatan, untuk mengurangi rasa cemasnya. Julian berharap setelah ini bisa tidur nyenyak setelah meneguk pil tersebut.

Kemudian...

Sejenak pandangannya tertuju pada bayangannya di cermin kamar mandi.

Matanya tertuju pada perban yang sengaja ia pakai untuk menutupi tanda lahirnya. Tanda lahir yang hanya dimiliki Julian. Johnny tidak memilikinya.

Julian beberapa kali berpikir untuk operasi menghilangkan tanda lahir, apakah masih bisa dilakukan? toh sekarang dia sudah punya cukup uang untuk melakukannya. Saat ini ia cukup kerepotan sampai harus mengganti perbannya setiap 2 minggu sekali selama 10 tahun, bertindak seolah lengannya kena luka sayatan benda tajam.

ImpersonateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang