5

100 28 9
                                    


Hopefully you guys leave vote and comment to cheer me up🤙🏻

______


"Eh katanya Sasuke pacaran ya?!"

Telingaku jadi sangat peka kalau ada yang menyebut nama Sasuke, jadi maaf ya entah kalian siapa itu yang sedang menggosipi Sasuke, aku izin menguping.

"Sama Karin 'kan? Katanya mereka ciuman di kolam renang."

"Awww. Tapi serius? Sama Karin?!"

"Emangnya kenapa? Lagian Karin juga sepupunya Naruto."

Dua pembicaraan perempuan yang aku tidak kenali itu terhenti ketika penjaga perpustakaan menegur mereka. Aku ikut terkejut, yang pertama aku terkejut karena Sasuke dan Karin—aku kenal perempuan berambut merah dan berkacamata itu— dan mereka berciuman di kolam renang, juga aku terkejut karena suara teguran penjaga perpustakaan yang cukup menggelegar.

Ngomong-ngomong hatiku sakit mendengar itu, aku tahu itu masih rumor. Kalau memang fakta, Sasuke seharusnya memberi tahuku.

Tapi napasku tercekat kemudian, kenapa pula Sasuke harus memberi tahuku? Kami hanya teman, benar. Waktu itu aku sendiri yang bilang dan Sasuke mengakuinya. Tapi kenapa aku sakit hati? Apalagi membayangkan mereka berdua berciuman di kolam renang. Aku jadi teringat foto Justin Bieber yang berciuman dengan Selena Gomez di kolam renang juga.

Pada akhirnya, aku menggelengkan kepala. Sasuke yang berkencan dengan Karin bukan urusanku sama sekali. Ya, bukan. Setidaknya itulah yang kutekankan pada pikiranku, tapi tetap saja. Ketika aku melirik jam tanganku dan menebak kalau sebentar lagi Sasuke biasanya akan menyusul kesini aku cepat-cepat pergi dari perpustakaan.

Tebakanku benar, aku berpas-pasan dengannya ketika keluar dari perpustakaan. Sasuke menatapku heran, ia tahu sekali pastinya harusnya aku belum keluar dari perpustakaan kecuali kalau ada urusan mendadak. Jadi dia menahanku, "kemana?"

Bayangan Sasuke dan Karin yang berciuman terlintar, aku melepas tangannya dari lenganku kemudian tersenyum tipis, "ada urusan."

Sasuke nampak tak suka dengan perlakuanku barusan, ia mengangkat alis, "mau gue anter?"

"Ngga! Udah janji sama Gaara!" Nama Gaara terlintas begitu saja, aku tahu Sasuke tidak suka Gaara entah karena apa. Jadi maaf ya Gaara aku pinjam namamu. "Aku pergi yaa, dahh Sasuke!" Aku melesat pergi dan menggunakan nama Gaara sebagai alibi untuk menghindari Sasuke adalah tindakan yang tepat, sebab setelah aku menyebut nama Gaara, Sasuke makin mengerut.

Di tengah jalan aku melihat Karin, perempuan itu sedang bercerita bersama gerombolan temannya dengan bersemangat. Aku meyakini kalau dia pasti sedang bercerita soal ciumannya dengan Sasuke.

"Dia nyium gue!!! Nyium di bibir!"

Ah, benar.

Ngomong-ngomong bisa tidak sih hatiku tidak berdenyut seperti dicubit?! Siapapun itu, tolong berhenti mencubit hatiku.

Teman-temannya menyahut dengan 'aww' atau tatapan iri ke Karin. Kalau aku jadi mereka, aku juga iri. Tunggu, kenapa iri? Sejak kapan aku juga jadi mau dicium Sasuke? Astaga Sakura, lebih baik pikirkan saja silabus yang belum kubaca sama sekali.

Aku mempercepat jalanku dan klise sekali, aku menabrak seseorang. Parahnya, yang kutabrak itu Naruto.

"Wahh! Sakura!" Aku beruntung Naruto menahanku yang hampir jatuh, jadi aku menatapnya sama terkejutnya dengan dia. Dan Naruto setelahnya melotot, "lo kenapa?! Kok nangis?!"

Loh, iya? Aku bahkan tidak sadar aku menangis, tapi sejak kapan?

Aku menggeleng dan dengan panik mengusap air mataku sambil tersenyum seperti orang idiot. Tapi Naruto masih panik, mungkin karena aku temannya Hinata jadi dia khawatir padaku.

MetanoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang