END

193 28 23
                                    


Bcs this is the last chap please leave your comments and vote biar aku tahu gimana respon kalian ke cerita ini, sankyuu

________

"Ngga mau pulang bareng?"

Aku menolak tawaran Gaara sudah yang ketiga kalinya, iya sih akhir-akhir ini aku sering pulang bersamanya kalau aku malas menggunakan kendaraanku sendiri atau Ino yang malah memakainya. Jadi tidak heran dia terus bertanya padaku, pikirnya aku bakal naik ojek onlina padahal aku akan pergi ke rumah Sasuke.

Iya, janji yang waktu itu kubuat dengannya dan Itachi. Semalam Sasuke menagihnya setelah sebelumnya isi chatnya hanya berisi bujukan atau pembahasan topik dimana aku yang menjauhinya, jadi semalam ketika Sasuke mengirimkan pesan kepadaku dengan topik kalau hari ini aku harus mengunjungi rumahnya, aku ketar-ketir sendiri. Sebagai orang yang menepati janji, iya benar aku tidak bisa menolak, lagipun aku juga lelah main kucing-kucingan dengan Sasuke.

Dan kupikir aku sudah sedikit 'sembuh' jadi sudah saatnya aku berhenti lari dari masalah ini, rencanaku adalah nanti aku akan mengucapkan selamat dan meminta maaf pada Sasuke.

"Hei! Malah bengong." Gaara meremas ujung kelingkingku dan aku tersentak, oh ya benar. Aku belum menjawab pertanyaan Gaara yang sama seperti dua kali sebelumnya, "beneran ngga?"

"Iya Gaara, ngga usah ak—"

"Sakura."

Aku kenal suara itu, jadi tanpa berpikir untuk menyelesaikan ucapanku pada Gaara aku memilih untuk terdiam sebentar dan menoleh, berusaha memasang wajah biasa saja.

Sasuke berdiri tidak jauh dari kami, kemeja putih dengan celana bahan berwarna coklat susu. Tampan, Sasuke selalu tampan.

Gaara lagi-lagi meremas kelingkingku dan aku tersentak lagi. Aku menatap Gaara lalu tersenyum, "aku pulang sama Sasuke, ada janji."

"Ngga apa-apa?" 

"Iya, emangnya Sasuke orang jahat?"

Gaara baru saja akan membuka mulut untuk menyatakan rasa setujunya atas ucapanku yang bercanda itu, aku tahu Gaara juga tidak suka Sasuke. Tapi, lenganku keburu ditarik oleh Sasuke jadi tangan Gaara yang tadi memegang kelingkingku terlepas, dan dia menggeram. Menatap Sasuke penuh permusuhan.

Ya ampun mereka ini kenapa sih?

"Sakura hari ini sama gue." Kata Sasuke begitu, nadanya tegas tidak mau digugat. Tapi tenang saja Sasuke maksudku aku ingin sekali menjelaskan kalau hari ini tentu aku bersama dengannya, dan Gaara tentu tidak ada hubungannya untuk hari ini. Kan tidak lucu kalau Gaara juga ikut main ke rumah Paramarta.

Gaara berdecih aku bisa lihat wajahnya yang sangat menunjukkan kalau ia benar-benar tidak suka Sasuke, "terserah, dari kemaren dia bareng gue, jadi ngga ada masalah kalau cuma buat hari ini dia sama lo." Aku bisa dengar Gaara menekankan kata 'cuma' di ucapannya tadi.

Merasa kalau aku tidak segera berbicara mereka berdua akan menjadikan tempat parkir jadi ring tinju, dan aku sama sekali tidak paham mereka berkelahi karena apa. Kuputuskan untuk menepuk lengan Sasuke dan mengajaknya segera pergi, Sasuke menurut tanpa memberiku waktu untuk berpamitan dengan Gaara, ah ya sudahlah mau bagaimana lagi.

Aku sadar rahang Sasuke menegang, dia marah. Dan aku disini memutar otak untuk mencari topik pengalihan mood yang biasa kulakukan pada teman-temanku ketika mereka sedang tidak dalam kondisi yang baik.

Tapi aku terlalu canggung, sudah lama aku tidak bercanda dengan Sasuke, dan aku merasa kami asing. Asing lagi, tapi itu yang harusnya terjadi 'kan? Karin tidak akan suka kalau aku dan Sasuke terlalu akrab.

Hanya saja Sasuke yang sedang kesal juga bukan favoritku, jadi aku berdehem sebentar dan mulai berkata, "cuacanya cerah, oke nih buat piknik."

Sasuke melirikku lalu setelahnya tepat sekali ketika beberapa detik aku berkata seperti itu, suara guruh terdengar menggelegar. Iya oke aku malu, dan Sasuke di sampingku terkekeh. Bahu tegapnya bergetar, aku tahu dia sedang menahan tawa. Sasuke, tertawa saja kalau kau mau aku disini sudah cukup malu.

MetanoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang