BAB IV: Terang

18 2 2
                                    

Dalam kisah ini, hubungan jarak jauh menjadi bara yang mudah disulut dengan banyak jenis api. Sedikit saja salah kata, bisa panjang urusannya. Sedikit saja salah berbuat, bisa panjang pertengkarannya. Tapi sebenarnya, permasalahan jarak dalam kisah ini sudah selesai, Nita dan Za sudah berdamai. Mereka berdamai setelah melalui banyak perdebatan siapa yang benar dan salah, setelah melalui banyak pertengkaran tentang siapa yang kurang perhatian.

Mereka berdua pernah bertengkar hebat hanya karena satu sama lain tidak bisa meluangkan waktunya. Nita dengan segala kepekaan nya sampai menangis, rindu katanya. Ada beban yang harus diceritakan. Za yang tidak bisa meninggalkan dunia yang sedang dibangunnya tak mau mengalah. Kesibukkannya tidak meberikan waktu luang. Nita suka mengeluh tentang kesibukan mereka yang akhirnya membut malam bercerita mereka berkurang. Satu sampai tiga malam yang seharusnya digunakan untuk bertukar cerita, kini hanya menjadi malam-malam biasa, dipakai untuk istirahat karena aktifitas yang padat seharian.

Nita hampir menyerah dengan kesibukannya, katanya lelah jika berhari-hari harus seperti ini. Sedangkan Za, dia percaya bahwa yang mereka lakukan di dunia-nya masing-masing adalah untuk masa depannya, dan Za rela untuk mengorbankan beberapa malam-malam berharganya. Za pandai sekali membuat Nita paham tentang posisi mereka, karena Za berharap Nita bisa terus semangat. Walaupun mereka jauh karena jarak. Za sangat mengerti perasaan Nita. Barangkali Nita juga berusaha memahami apa yang dipikirkan Za tentang dunia-nya. Setiap pertengkaran dan kesalah pahaman yang datang biasanya selesai dengan tulisan-tulisan diantara mereka. Untuk perkara kesibukan mereka kali ini, Za yang mengambil kendalinya.

"Kamu malam ini ga ada waktu luang, Za? Aku ingin cerita." Pesan Nita masuk ke gawai Za. Za menghentikan pekerjaannya sebentar, melihat pesan masuk dan membacanya.

"kayaknya engga, Nit. Aku beberapa malam kedepan bener-bener sibuk banget. Tugas kuliah menumpuk, terlebih akan ada acara di kampung pemulung, aku belum bikin konsep acaranya." Za membalas, menghela nafas.

Dalam alam bawah sadar Za, dia juga butuh istirahat, dia juga butuh bercerita. Tapi Za will be Za, dia terlalu tega untuk mengorbankan sedikit waktunya demi segala kesibukan, demi masa depan katanya.

"Za, Please, malam ini saja? Aku mau nangis." Nita membalas cepat.

Membaca pesan itu membuat Za mengalah. Za mana tahan mendengar kabar itu, Egonya langsung luluh. Nita punya mata yang istimewa, dari matanya Za terpikat, dari binarnya Za jatuh cinta, dari air matanya Za meluluhkan seluruh egonya.

Malam itu cerah sekali, tepat saat purnama membulat sempurna. Cahaya terangnya membuat fenomena halo, sebuah cincin yang terbentuk disekitar inti cahaya. Seluruh emosi Nita tertuang, Za hanya diam mendengarkan di ujung gawai. Bagi Za, ada keadaan dimana dia tidak perlu banyak bicara, cukup menyediakan telinga untuk menampung seluruh cerita. Yang Nita butuhkan bukan solusi, ia hanya butuh wadah luapan emosi. Nita menangis dengan sesenggukan membahas kesibukan mereka. Nita ingin menyerah, mengorbankan satu hingga tiga kesibukannya agar memiliki waktu luang bersama.

Hingga tangisnya mereda, ternyata Za sudah menyiapkan sebuah tulisan untuknya.

"Kamu kirim pesan apa, Za?" tanya Nita saat mendengar notifikasi pesan yang masuk.

"Hanya sebuah tulisan, Definisi judulnya." Ucap Za. Nita melihat kembali, tulisan yang panjang yang Nita tau pasti akan berkesan.

"Aku mau dibacakan langsung, boleh?." Dilayar gawai Za, Nita berusaha menghapus air mata. Sejak mereka berkenalan, mereka selalu senang untuk mebacakan tulisan masing-masing, saat Za mengirimkan sebuah tulisan, Nita ingin juga dibacakan. Pun sebaliknya. Menurut Nita, suara Za merdu sekali saat membaca cerita, masuk dengan santun ke dalam telinga, menyelimuti hati dan pikirannya, membuat Nita hanyut terbawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ini tetap malam kita, bukan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang