Prolog

219 28 2
                                    

Bengis dan terburu-buru ayunan pedangnya bagai tak bertuan. Sedangkan orang yang dia serang dengan mudah menghindar.

"Gunakan taktik, bukan amarahmu."

Remaja itu tetap pada pendiriannya dan menyerang dengan membabi buta.

"Tuan, cukup."

Remaja itu tidak berhenti. Tidak ada yang bisa memerintahnya bahkan pelatihnya pun tidak boleh seenaknya memerintahkannya. Amarahnya memuncak bahkan ayunannya semakin tidak terkendali.

Srek...

Hanya perlu sekali ayunan bambu, Tuan muda itu jatuh dengan lengan baju sobek terkena gesekan bambu runcing.

Akh.

"Sudah saya bilang berhenti, tuan."

Anak itu bungkam. Malu dan murka menjadi satu dalam dirinya.

"Jika anda tidak mendengarkan saya, saya tidak jamin anda jadi putra mahkota."

Anak yang tadinya penuh amarah  dan rasa sedih sekarang bangkit berlutut dihadapan pelatihnya. Dengan sungguh-sungguh memegang kaki sang pelatih.

Pangeran berusia 15 tahun saat itu menjatuhkan harga dirinya di depan pelatih dan seluruh penghuni istana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pangeran berusia 15 tahun saat itu menjatuhkan harga dirinya di depan pelatih dan seluruh penghuni istana.

"Saya Huang Xiao Zhan berjanji akan menuruti anda sebagai guru saya!" Tegasnya membuat sang pelatih sedikit merasa sungkan.

"Bangkit lah, Zhan. Kau tidak boleh berlutut sembarangan seperti ini," ucap sang pelatih sambil menuntun sang Pangeran untuk bangun.

Ada alasan dia mau berlutut seperti ini ada alasan dia menjatuhkan harga dirinya, ada alasan mengapa dia menginginkan tahta istana.

Dan hanya dia yang tau alasannya.

Tentu saja, memangnya siapa lagi?

"Wah, Gege itu sedang apa, ma?" tanya bocah berusia 9 tahun itu sambil menatap kagum pada Gege yang sedang berlatih pedang.

Wanita yang dipanggil Mama itu tersenyum dan berjongkok untuk menyamakan tingginya. 

"Yibo, mau seperti Pangeran Huang?" tanyanya sambil mengelus pipi gembil anaknya.

"Heum...Yibo mau seperti Gege. Gege keren!" pekiknya semangat.

Tanpa Yibo sadari Huang Xiao Zhan tersenyum dalam latihannya. Baru kali ini Xiao Zhan merasa bahwa dia terlihat keren di mata orang lain.

"Fokus, Zhan." 

Xiao Zhan lantas menarik senyumnya dan fokus pada latihannya.

Suatu saat nanti aku akan berterimakasih padamu bocah, batin Xiao Zhan. Walau terlihat tidak berarti tetapi ucapan anak itu mampu membuat Xiao Zhan bersemangat.

Tbc

Tied Red Hanfu [ZhanYi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang