TRH : 1

162 23 3
                                    

Hari yang cukup membosankan bagi seorang pemuda yang tengah memandangi langit cerah dengan tatapan lelah.

Bukannya dia tidak suka hidup disini tetapi memang suasana seperti ini tidak sama dengan suasana di perbatasan yang dahulu merupakan tempat tinggalnya.

Biasanya dia melihat para penjaga yang berjaga ketat serta sungai indah yang membentang bersamaan dengan hutan luas yang tentunya menyejuk-kan. Setelah pindah ke pusat kota dia hanya bisa melihat permukiman padat yang berisik dan ramai. Jika tau akan begini, dia lebih baik tidak menerima ajakan sepupunya. Padahal kalau disana dia bisa melukis dengan pikiran tenang tanpa gangguan sedikit pun.

Lama dia melamun entah mengapa angin sejuk tiba-tiba menyapu pelan wajahnya, angin dengan wangi bunga sedap malam yang samar-samar itu tecium membuatnya sedikit bingung karena jarang sekali bunga sedap malam tercium siang-siang begini terlebih tidak ada yang menanam sedap malam disekitarnya. Begitu menenangkannya aroma yang tercium sampai membuat rasa kantuknya mulai menjalar. Perlahan dia merebahkan dirinya, menutup matanya dan siap memasuki alam mimpinya.

Hanfu merah dengan perpaduan warna hitam itu terlihat sangat berwibawa dengan burung elang yang bertengger gagah ditangannya. Wangi bunga sedap malam tercium menyengat dari sosok itu. Seringai kecil itu tercetak jelas di wajahnya yang samar.

"Yibo..."

"Yibo..."

"Yibo," panggil seseorang membuatnya tersadar dari mimpinya.

Wang Yibo merupakan orang yang sedari tadi tertidur pulas diteras rumah membuat sepupunya menggeleng pelan kepala melihat kelakuannya yang kelewat random.

"Kalau mau tidur didalem, Bo. Diluar kaya gelandangan kamu," cibirnya sembari masuk membawa keranjang buah apel yang baru saja dia petik.

Yibo yang mendengar itu hanya berdecih pelan lalu mengikuti sepupunya ke dalam. Dilihatnya keranjang buah penuh dengan apel merah yang membuatnya terdiam sejenak. Tangannya mulai meraih salah satu apel. Warna apel merah yang mengkilap mengingatkannya akan mimpinya. Entah mengapa Dia bisa dengan jelas mengingat hanfu merah yang dikenakan sosok  gelap itu dibenaknya, apalagi wangi bunga sedap malam yang begitu menusuk.

"Yibo, tolong kupas apelnya," ucap sepupunya.

Yibo tampak melamun dan tidak menggubris ucapan sepupunya. Haoxuan yang tidak mendapatkan jawaban pun menatap Yibo dengan kesal. Baru saja sepupunya ingin menyadarkan Yibo dari lamunannya tiba-tiba saja tubuh Yibo melemas dan tergeletak di lantai kayu.

"Yibo!" Ucap Haoxuan—sepupunya—panik dan segera menghampiri Yibo yang tengah pingsan.

Tbc

Tied Red Hanfu [ZhanYi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang