15. He's Dying

162 27 11
                                    

Mereka mulai berjalan menuju tepian sungai setelah dirasa keadaan sudah cukup aman. Namun, Minzee adalah yang pertama kali menyadari keberadaan para RedWolfz.

"Sam, berhenti." Minzee menahan tangan Samuel agar menghentikan langkahnya.

"Ya?"

"Lihatlah!" jawab Minzee sambil menarik tangan Samuel untuk mengambil langkah mundur.

Samuel menoleh, dan benar, di atas bebatuan di pinggiran sungai tersebut, ia melihat para RedWolfz telah mengangkat senjata.

"Hello, Harrison. Apa kau cukup terkejut?"

Nama belakangnya disebut, namun Samuel tak menjawabnya.

"Tenang saja, kami tak akan menyerang jika kalian menyerahkan diri." lanjut Joanne.

"Sebaiknya kau menyerah saja, Sam. Daripada berusaha lari dengan tangan kosong." Peter menimpali.

Samuel menuruti saran Peter, ia mengangkat kedua tangannya sebagai tanda menyerah. Minzee yang berada di sebelahnya terkejut bahkan kebingungan melihat tindakan Samuel.

"Sam, apa yang kau lakukan?"

Tak menghiraukan pertanyaan Minzee, Samuel kemudian memberi jawaban dengan suara yang cukup lantang kepada para RedWolfz.

"Oke, aku menyerah, sekarang kalian bisa membawa kami."

Dua anggota RedWolfz, kecuali Joanne dan Peter, terlihat menuruni bebatuan tempat mereka berpijak, kemudian menghampiri dua sejoli yang tengah berdiri di pinggiran sungai yang tak seberapa dalamnya.

Saat anggota tersebut menyentuh tangan Samuel dan Minzee untuk memasangkan borgol, Samuel dengan sigap menangkis dan memelintir lengan salah satu lawannya. Tak lupa mengambil senjatanya kemudian menendangnya hingga terjatuh.

Minzee yang dengan tanggap menyadari taktik Samuel pun ikut memberi hantaman keras pada selangkangan lawan menggunakan kekuatan lututnya.

Kini Samuel berhasil mengambil alih senjata lawan. Meskipun saat itu juga Joanne dan Peter langsung membidik senjata milik mereka. Beruntung, keduanya masih bisa menghindar dengan cepat dikarenakan jaraknya yang cukup jauh.

Keduanya berlari secepat mungkin demi menjauhi kejaran para RedWolfz, kemudian disusul oleh suara tembakan yang berasal dari senjata milik Joanne dan Peter.

Hanya beberapa detik mereka berlari, mereka mampu memberi cukup jarak dengan para RedWolfz karena mereka sudah paham seperti apa medan yang akan dilalui.

Kini keduanya harus melewati kembali bebatuan tinggi yang sebelumnya telah mereka lewati. Namun bedanya, kali ini mereka melewatinya dengan tergesa dan perasaan tak tenang.

"Auh!"

Minzee terpeleset saat hendak menaiki batu yang cukup tinggi itu hingga Samuel harus membantu kekasihnya terlebih dahulu agar bisa menaikinya.

"Zee, cepatlah!"

Sesekali Samuel menghadap ke belakang dan menembakkan pistolnya demi pertahanan dirinya dan Minzee. Kini gilirannya untuk menaiki batu tersebut setelah Minzee berhasil melakukannya.

"Sam, ayo!"

"Awas!"

"Awas!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Stockholm Syndrome (Minji - Hyunjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang