Part 01

31 0 0
                                    

Adriella bangun dari tidurnya dengan mata bengkak dan baju yang belum diganti dari semalam. Dia berjalan lemah keluar kamar. Air matanya masih saja tidak mau berdiam di dalam sana. Dia berjalan menuruni anak tangga rumahnya yang bernuansa abu-abu itu. Dia berjalan kea rah kamar orangtuanya sambil memluk dirinya sendiri.

Setiap Gerakan Adriella tidak lepas dari pantauan kedua kakaknya yang duduk di sofa ruang tamu. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain membiarkan Adriella menangis dan menyendiri sementara waktu.

BRUK!!

Adriella tidak mampu menahan badannya sendiri yang membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh di lantai. Sontak kedua kakaknya berlari menghampirinya.

"Ella, jangan kekgini terus dek. Hati kakak hancur kalo lihat ella kekgini terus" ucap Alvaro lirih

Adriella menangis

"Ella uda bunuh Mama Papa kak. Ella jahat. Biarin Ella ikut mereka aja ya"

Nathaniel yang mendengar itu merasakan sakit di sekujur tubuhnya dan langsung memeluk Adriella. "gak sayang, Ella gak salah. Kita sayang sama Mama Papa tapi Tuhan lebih sayang sama mereka" ucap Gio

"Ikhlas-in ya dek. Mereka gak tenang nanti kalo lihat Ella gini" Sambung Alvaro

Flashback ON

"Halo princess papa mama, gimana sayang persiapan ultah ke-17 kamu? Uda 100%? Sesuai harapan kamu kan?"Tanya Sarah, mama Adriella

"Btw Happy sweet seventeen princess" ucap Ruben dan Sarah bersamaan

"Aaaaa thank you kesayangan Ella. Emm masih 50% dong, kan 50% lagi mama sama papa"jawab Adriella kegirangan

"Ini mama sama papa uda di Airport lima belas menit lagi take off"

"Ella uda gak sabar peluk mama papa" ucap Adriella

"Udah dulu ya sayang, see you at home"

"Oke mama, see you mam see you papa" balas Adriella

Adreiella memutuskan sambungan teleponnya dan beranjak dari kamarnya menuju taman belakang rumahnya. Disana sudah ada Alvaro dan Gio yang sedang duduk santai di pinggir kolam renang.

"Hai princesss, are you happy?"tanyak Gio

"I am so happy kak, tank you yah kakak-kakak gantengnya Ella uda mau bela-belain balik dari jerman buat Ella" Adrilla memeluk kedua kakaknya dari belakang

"Sama-sama dong princess" mereka berdua menciuim kedua pipi Ella bersamaan
Ella kembali ke kamar

Jam menunjukkan pukul 19.15 dan tamu-tamu sudah mulai berdatangan dengan dresscode warna hitam putih dan tidak lupa dengan kado untuk Adriella. Dan bintangnya pada mala mini masih sibuk dengan riasan wajah dan juga dress impiannya di umur 17 tahun.

Adriella memoleskan benda terakhhir ke bibirnya dan tersenyum."happy sweet seventeen Adriella Feodora Brielle" ucapnya di depan cermin kacanya.

Ailen tidak mengetahui bahwa disaat dia mengucapkan selamat ulang tahun untuk dirinya sendiri saat itu juga kedua orangtuanya mengucapkan selamat ulang tahun yang terakhir untuk putrinya itu sebelum menghembuskan nafas terakhir. Pesawat yang mereka tumpangi mengalami hilang kontak dan jatuh ke laut.

Ailen menuruni tangga dan sambil memegangi gaun hitam-putihnya dengan senyum yang terpancar di wajah kecilnay itu. Rambut yang dibiarkan terurai dihembuskan oleh angina angin saat berjalan keluar pintu taman belakang membuat siapapun yang melihatnya pasti pangling.

"Halo"

"...."

"Iya saya anaknya, ada apa ya?

"..."

"Apa?" teriakan itu membuat seisi tamu yang hadir saat mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara.

Itu adalah suara Alvaro kakak pertama Adriella yang menerima kabar kematian orang tua mereka. Seketika Ponselnya terjatuh dan menatap Adriella dengan air mata yang tanpa seijinnya jatuh membasahi pipi Alvaro

"Kenapa kak" panic Gio

Adriella terkejut melihat kakaknya dan berlari kearah alvaro dan Gio."Ada apa kak?"

"Pesawat mama papa mengalami kecelakaan dan dipastikan tidak ada penumpang yang selamat"

Degg

Jantung Adriella dan Gio seakan berhenti. Dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya menahan nafas mencerna kalimat Alvaro

"Gak mungkin, lo pasti salah kak" histeris Gio sedangkan Adriella sudah duduk terpaku ditempat

Seluruh tamu pun terkejut dengan berita itu. Mereka semua membuka berita dan benar bahwa sebuah pesawat dengan destinasi KL-Indonesia telah jatuh dan tidak satu pun penumpang dinyatakan selamat.

Hari ini adalah pemakaman orangtua mereka dan semua keluarga hadir termasuk rekan-rekan kerja orangtua Adriella. Shimson Mark dan istrinya Gabriella Mark salah satu partner kerja Alm.Ruben juga menghadiri pemakaman itu.

"Kamu yang sabar ya sayang" ucap Gariella memeluk Adriella

Adriella hanya memandangi makam orangtuanya bergantian. Sedangkan Alvaro dan Gio harus berpura-pura tegar demi adik mereka itu.

"Kamu bisa anggap tante dan om sebagai orangtua kamu. Om dan tante akan selalu ada buat Adriella dan el anak tante akan jagain kamu selalu."lanjut Gabriella menenangkan Gadis itu

Suasana pemakaman kini sudah sepi hanya tersisa Adriell, Alvaro, Gio dan Adriel. Sarah sengaja menyuruh Adriell untuk menenangkan Adriella karena sebelum menghadiri pemakaman itu gabriella sudah mencerikan tentang keluarga Brielle.

"Kak Alvaro sama kak Gio duluan aja kak, biar aku nungguuin Adriella" seru Adriel

"Gue titip adek gue ya" balas Gio

"Kita duluan el"sahut Alvaro dan diangguki oleh Adriel

Adriel tidak lupa memeluk kedua lelaki yang berpura-pura tegar itu sebelum perggi meninggalkan mereka berdua.

"Maafin ella ma, pa. kalo aja ella gak minta kalian untuk datang ke acara ulang tahun Ella, ini gak akan terjadi" lirih Adriella

"Ella egois, kalian pasti capek sama Ella makanya cepat pergi" ucapnya menghapus air matanya

Adriel mengusap punggung gadis itu dan membawanya ke pelukannya."Tuhan punya rencana indah buat setiap umatnya. Jadi jangan merasa bersalah lagi" ucapnya datar membuat tagisan Adriella semakin kencang. Dia memegang erat lengan Adriel sampai meninggalkan bekas merah disana.

"kita pulang ya" ajak Adriel dengan lembut. Adriella hanya mengangguk dan mulai berdiiri

"Ella pulang ya ma, pa. Besok Ella kesini lagi kok" ucapnya memandangi kedua salib di depannya.

Adriel membiarkan gadis itu dengan pikirannya sendiri dan tidak berniat untuk mengganggunya. Sesampainya di rumah Adriel membawa Adriella ke taman belakang dan duduk di kursi panjang tempat favoritnya bersama kedua orangtuanya dulu

Dan disitulah Adriella mengetahui perjodohannya dengan Adriel. Lelaki itu menceritakan keluarganya dan tentang dirinya. Adriel tidak akan memaksa jika Adriella menolak perjodohan itu, Dia membiarkan Gadis itu terlelap dalam tidurnya dengan menyenderkan kepalanya di dadamilik Adriel.

"Mulai sekarang aku akan selalu ada buat kamu Ella"ucap Adriel mencium ujung kepala gadisnya itu

Flashback OFF

Hai!!

Makasih yang udah baca part 01

Jangan lupa vote. Kalo ada typo tinggalkan komentar dan luangkan waktu buat share

Adriel & AdriellaWhere stories live. Discover now