Pagi yang cerah di bulan Juli, dimana hari ini adalah hari pertama memasuki jenjang sekolah menengah atas. Dimana pada masa-masa sekolah menengah yang katanya adalah masa-masa paling seru, suka, duka dilalui pada masa ini. Pagi ini dengan seragam putih abu-abu yang rapi, Tia menatap pantulan dirinya di depan cermin full body yang ada di depannya. Lalu Tia membatin "semoga hari ini aku mendapat teman yang banyak, Aamiin"
"Tiaa bangun, katanya hari ini ada MPLS ? Nanti telat ga bisa ikutan MPLSnya" dan lamunan Tia pun buyar ketika mendengar seruan ibunya dari depan pintu kamar dengan sambil mengetuk pelan pintu kamar Tia.
"iyaa bu, ini tia sudah rapi" seru Tia dari dalam. Padahal Tia sendiri sudah rapi dari habis shalat subuh, tetapi dia belum keluar kamar karena, kalian tau persiapan wanita sebelum keluar rumah bagaimana? Yap benar sangat-sangat ribet. Setelah obrolan singkat di depan kamar Tia, mereka berdua turun bersama ke ruang makan yang dimana sudah berkumpul ayah dan adik Tia."Bagaimana perlengkapan untuk MPLSnya, tidak ada yang tertinggal?" Seru ayah Tia memecah keheningan yang ada."Tidak ada yah, semuanya sudah lengkap" balas Tia kepada ayahnya. Sarapan pun berlanjut dengan hening, jam pun sudah menunjukkan pukul 06.30 yang dimana 30 menit lagi ada jam masuk sekolah.
"Aku berangkat dulu ayah, ibu, dan buat kau adik jangan sampai terlambat sekolah" Tia pun menyalimi kedua orang tuanya dan tak lupa dia juga meminta ongkos kepada ibunya. Motor pun sudah dinyalakan oleh Tia, dan dia segera bergegas pergi ke sekolah agar tidak terlambat pada hari pertamanya. Bahkan ketika Tia sudah berangkat lebih awal jalanan tetap saja padat, tidak heran karena hari ini adalah hari pertama masuk sekolah. Banyak sekali pengendara dari orang kantoran, anak sekolah, bahkan para driver ojol pun sudah ikut meramaikan jalan yang sudah padat ini. Doakan saja Tia tidak terlambat pada hari pertamanya.
***
"Woi Tia sekolah disini lo?" Bahkan Tia baru saja memarkirkan motornya tetapi sahabat durjananya sudah datang dengan sendiri padahal Tia tidak melakukan ritual pemanggilan. "Iya na, kan gua dah bilang dari kapan tau, lonya aja yang ga konek!" iya itu sahabat dari SMPnya Tia namanya adalah Nara, Nara ini adalah seorang wanita cantik yang sangat baik hati, jangan tanyakan kepada Tia sahabatnya ini sudah punya pacar apa belom, ya karena Tia akan menjawab dengan lantang bahwa 'Nara ini masih belum move on dari crush di masa sekolah menengah pertamanya'
"Iya santai Ti, lo kan tau sendiri gua anaknya suka ga fokus" Nara membalas dengan cengiran khasnya."Permisi sebelumnya perkenalkan namaku Risa, aku ingin bertanya dimana letak Aula apakah kalian tau" Untung ada suara lembut yang meleraikan keduanya dari perdebatan yang tidak akan kelar tersebut. "ohh, apakah kau anak baru ? Kami juga akan ke Aula ingin pergi bareng ?" Jangan mengharapkan bahwa Nara yang menjawab, dia itu adalah seorang introvert, dan akan banyak berbicara ketika memang sudah dekat dengannya. "Apakah boleh? Oh iya btw nama kalian siapa ?" jika ingin Tia deskripsikan bagaimana seorang Risa maka Tia akan langsung menjawab bahwa Risa adalah seorang gadis yang sangat cantik dan jangan lupakan tinggi Risa yang sangat jauh jika dibandingkan dengan Nara dan juga Tia. "Tentu saja, perkenalkan namaku Tia dan yang disebelah-Ku ini Nara dia anak introvert jadi masih pemalu" Tia menjawab sembari menunjuk ke arah Nara yang dimana dia hanya tersenyum canggung.
Mereka bertiga segera memasuki ruang Aula yang dimana sudah banyak anak berseragam sama seperti mereka bertiga. "Boleh aku duduk di sebelahmu ? Sepertinya kosong" Suara yang lembut tiba-tiba terdengar diantara kami bertiga. "Ohh, tentu saja silahkan duduk, sebelumnya perkenalkan namaku
Risa dan kedua orang di sebelahku ini namanya Tia dan Nara, yang selalu tersenyum itu Nara sedangkan yang terlihat judes itu Tia" Risa sangat baik bukan dia memperkenalkan dua orang yang memang mager ngomong ini untuk perkenalan. "Terimakasih sebelumnya, namaku Sasa dan salam kenal untuk kalian bertiga" Suara lembut itu adalah Sasa, seorang gadis yang cantik, sangat islami dan jangan lupakan yang tingginya bahkan sama dengan Risa, oh tidak kedua orang sahabat itu akan meringis dalam hati dengan melihat tinggi Risa dan Sasa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Philomath Ineffable
Teen FictionPhilomath Ineffable ? Bukan kan sangat asing ditelinga kita ? Apa itu artinya ? Philomath Ineffable yang dimana kata Ineffable sendiri memiliki arti terlalu besar, ekstrem, hebat, dan luar biasa untuk digambarkan atau dijelaskan dengan kata-kata, s...