Chapter 2

8 3 2
                                    

Dilain tempat ada seorang gadis yang katanya lucu sedang jajan puyam, bahkan dia tidak segan-segan membeli cilok yang berada di sebelah tukang puyam itu.

"Wehh, Risa kamu suka jajan puyam juga ?" Ah bahkan Risa saking kagetnya dia sampai memekik tertahan. "Sasaaaa, kamu ngagetin aja ih, iya nih kebetulan deket rumah juga" Iya gadis lucu itu si Risa dan yang tiba-tiba muncul itu Sasa. Mereka pun mengobrol sambil menunggu puyam yang mereka beli matang, dan tidak disangka-sangka rumah mereka itu berdekatan.

"Besok berangkat bareng aja, dari pada kamu nunggu di gerbang sendirian" Risa menawarkan tumpangan sembari bayar jajannya itu. "boleh? Oke deh nanti aku chat kamu kasih patokan rumah aku deh" ujar Sasa yang sedang makan dengan anggunly itu. "Kalo ga boleh aku ga akan nawarin diri Sasantik" Risa pun terkekeh kecil mendengar pertanyaan absurd Sasa, bahkan Risa belom menjawab boleh dia sudah akan mengirim chat alamatnya pada Risa. Memang Sasa ini selain cantik dan alim sebagai kelebihan, kelemahan Sasa adalah Telmi alias lemot banget.

***

Risa sudah sampai di rumahnya, bahkan dia sudah anteng memakan jajanan yang tadi dibelinya. Setelah jajan tersebut habis Risa tidak lupa membuang sampah dan mencuci tanganya. Jam menunjukkan pukul 22.00 yang dimana sudah sangat larut untuk anak sekolah yang diharuskan bangun pagi, Risa pun langsung bergegas menuju alam mimpi dan tidak sabar menunggu hari esok.

Jam weker sudah berbunyi, bahkan pemilik jam tersebut sudah berada di kamar mandi sebelumnya jam tersebut melakukan tugasnya poor jam weker. Risa sudah rapi dengan balutan seragam putih abu-abunya, tidak lupa mengalungkan name tag yang memang disuruh dipakai oleh kaka Osis.

"Risa turun makan, nanti telat" Suara ibunda memanggil gadis yang sedang merapikan peralatan sekolahnya itu. "iyaa mah, Risa turun" Ujarnya sembari menenteng tas dan juga handphone yang dimana dia sedang chattingan dengan Sasa.

Sasa Tataboga

Hati-hati dijalan Risa, jangan ngebut ya ^^

Risa

Oke sa, aku sarapan dulu, kamu jangan lupa sarapan

Sasa Tataboga

Oke, ini aku sedang menyantap nasi uduk mbok iyem


Risa

Selamat makan

Risa sudah sampai ruang keluarga dan dia langsung menyantap makanan yang telah disiapkan sang ibu. Tentang nasi uduk mbok Iyem sepertinya Risa tau betapa legendanya nasi uduk itu. Bahkan makanan yang sedang disantapnya kali ini adalah nasi uduk mbok Iyem yang ibundanya belikan dari subuh tadi.

"Mah, aku berangkat mau jemput Sasa, kebetulan searah" pamit Risa pada sang ibu, tidak lupa Risa salim dengan sang ibu, ayah Risa sudah berangkat kerja dari subuh tadi. "kak bagi duit, bensinku habis nih" Todong Risa pada sang kakak yang sedang menikmati nasi uduk mbok Iyem. "Cepet amat tuh bensin abis, lu minum apa gimana dah" cerocos sang kakak yang memang tiga hari lalu dia isikan bensin motor Risa. "Ya kan dipake terus, dikira tuh motor kalo di pake bensinnya unlimited" ketus Risa, sebal dia tuh kadang kakaknya suka aneh.
"Nih, inget buat bensin" tegas sang kakak sembari memberikan uang pecahan 30.000 rupiah. Tidak lupa mengucapkan terimakasih Risa pun pamit kepada sang kakak.

"SASA OH SASA, MORNING-MORNING KITA JOGING, JANGAN LUPA BELI KEPITING, WAHAI SASA PACARNYA GINTING, DITUNGGUIN NIH SAMA ORANG PENTING" Aneh namun nyata Risa menang seaneh ini. Tidak lama Sasa keluar dengan muka yang memerah karena malu. Tolong diingat ini masih pagi dan dengan tidak elitnya Risa berteriak di depan rumahnya, tidak patut ditiru.

***

Di gerbang sekolah ternyata ketiga temannya yang merangkap jadi sahabatnya itu sudah menunggunya, dan lihat bahkan Tia sepertinya baru datang dengan adanya tas yang masih berada pada punggungnya.

"Wahai rakyat-rakyatku Sasa datang bersama Risa untuk menyambut kalian para rakyatku" Sasa kali ini mereka semua sangat speechless dengan perkataannya. "Wah ini Sasa kah ? Setelah sehari berteman dengan Tia kamu jadi aneh" Dengan kurang ajarnya Nara berbicara seperti itu di dekat Tia, ralat di sebelahnya. "Aduh-aduh woii Tia minimal jan nyubit lah" Jangan salahkan Tia yang langsung menyubit Nara dengan gemas, salahkan Mulut Nara yang asal nyeplos itu. "Masih pagi teman-teman, mohon ditahan untuk berantemnya soalnya masih ada jam istirahat" Wahh selain gayanya yang swag ternyata Cinta ini bermulut licin.
Jangan tanya padaku bagaimana Risa sekarang, dia sedang menutup muka karena malu dengan kelakuan keempat temannya itu atau sahabat?.

Mereka berlima melewati koridor seakan-akan mereka adalah model, iya berlima bahkan Risa juga ikutan. Mereka berlima sudah menjadi pusat perhatian warga sekolah.

"Eh eh eh, Cok tungguin dong" bukan itu bukan suara mereka berlima tetapi suara seorang gadis yang bernama Cici yang memang sejurusan dengan mereka berlima. Mereka berlima berada di jurusan Tataboga, iya selain hobby makan mereka juga suka masak.

***

Saat istirahat adalah saat yang sangat dinanti oleh semua murid kelas X yang memang sedang melaksanakan kegiatan MPLS yang berasa seperti LDKS. Mereka berlima sudah duduk di salah satu bangku pojokan kantin. Bahkan Tia dan Cinta sudah berdebat tentang 'Siapa nama kucingnya pak kumis?'. Yang bertugas memesan makanan hari ini adalah Sasa dan Nara, iya mereka ada pembagian tugas memesan makanan. Tidak lama makanan pun datang dan mereka makan dengan khidmat.

"Sumpah ya, kita harus jalan-jalan si setelah selesai acara MPLS ini. Harus wajib ini mah" memaksa memang, itulah sifat Tia yang memang tidak patut dicontoh. "Kemana ? Jangan jauh-jauh mager" Selain lemot Sasa ini anaknya mageran. "Bebas gua ngikut aja" ujar Cinta yang di angguki oleh kedua patung dashboard, siapa lagi kalo bukan Nara dan Risa.

"Misi, boleh gabung?" Suara berat memotong obrolan mereka. "sorry ? Siapa ya?" Risa selaku yang paling tertua diantara mereka menjawab pertanyaan itu. "oh sorry sebelumnya, nama gua gerry" ujar gerry memperkenalkan diri. Di ujung tempat duduk ada seseorang yang menatap Gerry dengan tatapan memuja. "oh, sorry sebelumnya tapi kayaknya lu gabung sama meja sebelah aja deh, kebetulan juga meja ini kan cewek semua ya" Benar selain Cinta yang bermulut licin, Tia juga adalah orang yang to the point. "oke, maaf ganggu sebelumnya" Gerry pun berlalu ke meja yang memang ditunjuk oleh Tia tadi.

Tidak ada yang meyadari perubahan raut wajah gadis diantara mereka."Lo pada jan deket deket ma Gerry keliatan banget buayanya, udah tau ini meja isinya cewe semua pake kemari segala" Iya Tia memang anaknya suka sebal dengan cowok yang SKSD seperti Gerry tadi. "Tapi Ti, sepertinya Gerry hanya ingin akrab dengan temannya, apalagi kita kan sejurusan" memang Sasa ini sangat positif sekali. "Iya juga ya, kenya lu terlalu berfikiran negatif tentang Gerry" ujar Cinta yang diangguki oleh ketiganya yang memang sangat humble dari pada Tia. "Terserah deh, feeling Tia tidak pernah meleset" Ucap Tia beranjak dari tempat duduknya, bukan dia tidak marah hanya ingin membeli air minum yang memang sudah habis.

Mereka memang selalu satu pemikiran, tapi untuk urusan cinta jangan harap mereka akan sejalan, mereka mempunyai prinsip yang berbeda-beda dimana semua akan terungkap berjalannya waktu.


Bersambung

Philomath Ineffable Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang