BAB 13

42.9K 3.7K 116
                                    

LUNAR

New year new me -- slogan penuh semangat yang kebanyakan cuma berakhir di mulut.

Banyak resolusi ambisius di awal tahun yang ujung-ujungnya cuma menuh-menuhin catatan. Alias keulang lagi di tahun depan.

Seperti yang terjadi padaku tahun ini. Aku bertekad untuk menjalani hidup lebih sehat dengan menghabiskan belasan juta rupiah untuk mendaftar sebagai member salah satu tempat gym selama setahun penuh. Kenapa aku langsung ambil setahun? Karena aku berpikiri jika aku membayar biaya anggota di awal, mau tidak mau aku terpaksa datang ke tempat gym karena bakal sayang terlanjur mengeluarkan uang.

Nyatanya, tidak berpengaruh apapun. Aku rajin hanya di dua bulan pertama. Setelahnya, aku sering skip dan ujung-ujungnya menghanguskan uangku sendiri.

Jadi saat kemarin Marsha, member dari geng Playground- julukan teman-temanku semasa kuliah- berinisiatif untuk mengisi agenda meet-up kami dengan renang bareng, aku pun menyetujuinya.

Lumayan 'kan untuk diriku yang olahraga terberatnya cuma lari-lari pakai heels.

Aku bersiap berangkat ketika Mama memanggilku.

"Ini jam punya siapa ya, Lunar?" tanya Mama, sembari memperlihatkan Rolex Submarine.

"Ini jam punya siapa ya, Lunar?" tanya Mama, sembari memperlihatkan Rolex Submarine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku beberapa kali melihat jam itu melingkar di tangan Sean. Namun aku kembali memastikan, takutnya Nathan juga mengenakan jam yang sama tapi aku tidak menyadarinya.

"Mama nemuin dimana emang?"

"Dekat aquarium nih."

"Sean semalam bantu benerin aerator," ucapku lalu meraih jam tangan itu. "God..., enteng banget dia ngelepasin jam tangan ini dan naruh sembarangan."

"Oh iya Mama sempat lihat Sean sama Kavin semalam," Mama menghela napas. "Sabar banget dia dengerin ocehan Kavin."

Aku tersenyum saja. "Aku balikin besok sekalian meeting sama dia."

Mama mengangguk.

Aku hendak beringsut ke kamar untuk menyimpan jam tangan itu, ketik Mama kembali bersuara.

"Kamu sama Sean...." Mama menggelengkan kepalanya, lantas lanjut bicara. "Titip salam Mama ke dia. Bilangin makasih."

Aku mengangguk. Aku tidak berani mengejar apa yang akan dibahas oleh Mama antara aku dan Sean. Maka aku pun kembali ke kamar untuk menyimpan jam milik Sean dan mengambil tas berisi perlengkapan renangku, kemudian pergi.

***

Aku sampai rumah Audy sekitar pukul setengah sembilan pagi. Baru ada mobil Dion, salah satu temanku, yang terparkir di sana. Marsha-Erlan yang menggebu-gebu bilang bahwa kami harus datang pagi-pagi, bahkan belum terlihat tanda-tanda kedatangannya.

THE FAULT IN OUR PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang