CHAPTER 2

30 15 59
                                    

Jalan-jalan

Malam yang melelahkan akhirnya tiba. membuat Nuna dan Azkia yang tadi pagi baru mendapat sanksi segera membaringkan tubuhnya di kasur empuk milik mereka berdua.

Namun belum matanya benar-benar terpejam, fikiran tentang drama korea yang kemarin malam belum sempat Azkia selesaikan, segera melintas cepat di kepala. "Astaga!" seru Azkia meambangunkan Nuna yang sudah terlelap dari tidurnya. "Ada apa?" tanya Nuna cepat.

"Kamu tau! Aku belum menonton drama koreaku lagi? Padahal epsod hari ini adalah bagian paling serunya." cetus Azkia tanpa dosa.

"Gila?" grutu Nuna yang kemudian kembali tidur dengan kesal. Setelah mendapati sahabatnya itu sudah kembali terlelap. Azkia segera beranjak dari kasurnya dan mengambil Laptop untuk melanjutkan Drama kesukaannya.

****

Pagi indah dengan iringan burung pipit hari ini, akhirnya membangunkan Nuna yang masih tidur lelap dikamarnya. Tak ayal juga cahaya matahari yang menyelinap masuk dari sela jendela, turut mendukung agar dirinya segera bagun dan beranjak bersiap untuk pergi kekuliahnya. Namun baru Nuna duduk untuk mengumpulkan nyawa. suara bariton seorang pria yang tengah berbicara, tiba-tiba terdengar jelas ditinga. Membuat mata yang awalnya rekat, kini segera membelalak cepat seperti burung hantu dimalam hari. "Azkia!?" seru Nuna dengan fikiran negatif dikepalanya. "Tapi! tidak mungkin? Tadi malamkan dia tidak kemana-mana?!" tambahnya lagi memastikan.

Dari pada memikirkan hal-hal tidak masuk akal, Nuna pun akhirnya memutuskan untuk pergi memeriksanya sendiri. Namun baru dirinya sampai diambang pintu kamarnya, suara bariton itu terdengar lagi. Membuat Nuna yang makin penasaran, segera menempelkan telinganya dipintu kayu untuk mencari kejelasan pembicaraan.

"Chagia? saranghae!" ucap si pria yang tak lama desahan wanita juga terdengar jelas ditelinga.

Hal itu segera membuat Nuna yang sudah berada dibalik pintu buru-buru menarik kasar pintu kayu dihadapannya dan ...

BRAK! (Suara pintu terbentur dinding)

"AZKIA!" teriak Nuna dengan suara lantangnya.

Sang empu yang tengah terbaring diatas sofa, segera melebarkan matanya tiba-tiba. "Ada apa!?" seru Azkia kaget.

Mendapati pemandangan yang tidak sesuai dengan fikirannya, Nuna pun akhirnya memberikan ringisan bersalah pada Azkia yang masih menaruh ekspresi bingung, menanggapi teriakannya barusan.

"Apakah hari ini kau mimpi buruk? Tumben sekali, pagi-pagi sudah berteriak marah kepadaku!" jawab Azkia yang masih kebingungan diatas sofa.

"Anio! Sepertinya, aku tadi hanya ingin memanggilmu untuk bersiap kuliah saja."  Jawab Nuna yang kemudian bergegas pergi dengan grutuan pelan dibibirnya.

"Bagaimana bisa? dia memutar filem dengan volume sekeras itu! Membuatku salah faham saja. Aigo!"

Rupanya suara laki-laki yang tadi pagi didengar Nuna, adalah suara laki-laki dari dalam laptop Azkia yang masih menyala. Sungguh! Hal itu membuat Nuna segera tertawa geli, saat mengingat kembali betapa marahnya dirinya tadi.

****

"Baiklah, karena waktu saya sudah selesai! Mari kita lanjut lusa, selamat sore." seru pria paruh baya yang tak lain adalah dosen di kelas Nuna hari ini.

"Sore, Seonsaengnim."

Mendapati sang dosen sudah menghilang dari pandangan. Membuat Jung-sook segera menghampiri Nuna dan Azkia yang sedari tadi membaringkan kepalanya diatas meja. "Husst! Kenapa dia?" bisik Jung-sook dengan mulut yang menujuk Azkia.

"Begadang!" jawab Nuna cepat.

"Ya ampun! Bagaimana bisa, seorang gadis lemah seperti dia bisa bertahan sampai tengah malam?" seru Jung-sook yang kemudian mendapat tatapan sengit dari sang empu.

"Aku masih mendengar ucapanmu! Jung-sook!?" grutu Azkia kesal.

"Hahahah! Rupanya kamu sudah bangun?" jawab Jung-sook dengsan iringan tawa ringan dibibirnya.

"Sama sekali tidak lucu." seru Azkia masih dengan nada kesalnya.

"Baiklah ... Baiklah? Bagaimana kalau hari ini kita Jalan-jalan? Otakku rasanya ingin pecah saat mengingat kembali, betapa banyaknya tugas hari ini." cetus Jung-sook bersemangat.

"Heum! Boleh-boleh? Karena kebetulan Aku juga tengah suntuk?" sahut Nuna menyetujui.

"Aku tidak mau ikut." dengus Azkia lesu.

"Baiklah? Tidak masalah. namun jika kita makan-makan enak, jangan sampai kamu menggerutu kesal padaku?" seru Jung-sook meledek.

Mendengar kata makanan, Azkia yang sedari tadi hanya membaringkan kepala segera bangkit dan menyuarakan keinginannya untuk ikut jalan-jalan.

"Aduhh! Aku jadi ingat, jika hari ini aku juga harus mencari inspirasi untuk tugasku, besok! Maka dari itu aku akan ikut jalan-jalan bersama kalian." cetus Azkia beralasan.

"Apakah, Ini adalah salah satu alibimu, untuk mendapat makanan?" tanya Jung-sook meledek.

"Kenapa!? tidak boleh!?" teriak Azkia kesal.

"Dasar tukang makan!" teriak Jung-sook yang kemudian berlari kencang untuk menghindari Azkia yang pasti akan mengamuk kepadanya.

Seolah peramal hebat, tebakan yang baru saja dibatin oleh Jung-sook akhirnya terjadi juga.

"TUNGGU AKU! PABO!?" teriak Azkia penuh amarah. Sedangkan Nuna yang sedari tadi hanya diam ditempat segera menggeleng heran karena tingkah konyol keduanya.

Gwenchanayo : tidak apa-apa
Pabo : bodoh
Anio : tidak

Jangan lupa votmen oke?

Jika ada salah penulisan saya mohon maaf.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY LOVE IN KOREA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang