"ᴘᴇꜱᴀɴᴀɴ ᴀɴᴅᴀ ꜱᴜᴅᴀʜ ꜱɪᴀᴘ, ɴᴏɴᴀ"
[ REQ CLOSE!]
Selamat datang di La Douleur Exquise, tempat dimana anda memesan sebuah cerita pendek.
Saya butler pribadi anda, Ven. Mohon panggil saya sesuka anda.
"𝐒𝐚𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐲𝐚𝐧𝐢 𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐬𝐞𝐛�...
Ketika arunika menyapa, pantulan cahaya oranye itu menerpa kedua insan yang sedang termenung di kelas menengah atas. Seorang gadis yang rambutnya terikat dua, yang memakai kacamata bulat lucu, sedang menyapa lelaki dengan seragam recek, dengan bandana di kepalanya yang mirip Atta Halilintar, yang duduk dengan angkat satu kaki di kursinya.
"Ini aku loh, [Name]! Tidak ingat? Kita memang tidak ngobrol lagi sih setelah beberapa tahun saat SMP itu...uh gimana ya..." Kekehan manis terdengar jelas dari mulutmu, namun Rinne masih bingung.
Pada akhirnya, kau memberikan info paling memalukan saat itu.
"Aku [Name]...uhm..yang saat itu menyatakan pe-perasaan? Duh! Pokoknya saat itu aku demen, tapi ditolak mentah-mentah deh sama kamu!" Rona malu menjalar di pipimu, kau tertawa canggung sambil menatap jendela.
Rinne yang loading akhirnya ingat.
"Kau...! [Name]...yang bendahara?!" Kau mengangguk cepat, kini senang Rinne mengingatmu.
Saat itu, Rinne tidak habis pikir.
Pada jam 3 kalian pulang sekolah sebagai murid SMP, Rinne dihampiri gadis yang menjabat sebagai bendahara kelas.
Wah, sebenarnya Rinne pikir dia lupa ngasih uang kas.
Tapi malah seorang [Name] menyatakan cinta kepadanya?!
Maka dari itu, Rinne tidak habis pikir.
Rinne pikir kau adalah orang cuek yang sangat pendiam, yang tidak peduli dengan cinta monyet segala macam, yang hanya peduli dengan nilai rapot yang tertera tuntas semua.
Maka dari itu...
"...Gw ga suka sama lo."
Rinne menolaknya dengan kasar.
Emosi sedih menjalar di pikiranmu, rasanya nada yang lelaki itu pakai begitu tegas dan terlihat risih, itu tidak enak, dibenci orang sangat tidak enak.
Akhirnya, walau sekelas pun, mereka tetap tidak dekat.
"Saat itu aku masih cinta monyet segala...hahaha! Kalau dipikir-pikir agak memalukan..." ucapmu berlanjut, namun kini kau hanya tersenyum manis, menatap pemuda yang masih duduk di kursinya.
"Tapi kali ini, aku hanya mau berteman baik denganmu kok. Ayo berteman! Salam kenal ya, Amagi Rinne." Kau mengulurkan tangan, kemudian disambut oleh uluran tangan sang lelaki.
"Salam kenal...[Fullname]."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.