Kacauuu

32 9 3
                                    

'Kacau'

Prilly berlari kearah Nanda dengan tergesa-gesa
"Hahh...hahh...huft. Nan! Nanda! Buruan ke aula Nan, Aca dibully lagi sama preman sekolah Nan!" ujar Prilly panik setengah mati melihat Aca dibully lagi oleh preman-preman sekolah yang terkenal akan kenakalannya, dalam hatinya dia berdoa semoga sahabatnya itu baik-baik saja.

Nanda berlari begitu cepat menuju aula dengan amarah yang tak terbendung. Ketika sampai di aula, Nanda melihat keadaan Aca yang cukup memprihatinkan, bagaimana tidak. Rambut yang acak-acakan, lebam di pipi bekas tamparan, dan preman-preman sekolah itu berusaha melakukan hal tak senonoh pada Aca dengan menyentuh-nyentuh pundaknya hingga nyaris mengenai dadanya.

Nanda yang melihat itu bergegas mendekat dan memberikan tinjunya pada salah satu preman-preman sekolah itu.

"Anjingg! Jangan gangguin Aca bangsaattt! Kalau berani sini lawan gue! Dasar Cowok Banci!" Nanda yang emosi langsung melempar kursi di dekatnya dan menghajar mereka satu persatu.

Keadaan mulai ricuh kini ketua dari preman-preman sekolah itu mendatangi Nanda.

Nanda yang emosinya sudah menggebu-gebu karena ada yang mengganggu Aca, sontak Nanda pun langsung menggertak seluruh siswa yang menyaksikan.

"Anjing anjing udah selesai belum nontonin nya?" gertak Nanda sembari me

"Nan, udah Nan stop." ujar Aca yang sedang gelisah.

"Segini doang bangsat? Mana tadi ketawa ketawanya anjing!" Nanda emosi sembari menjambak ketua preman tersebut.

"Maaf Nan, kita gabakalan gangguin Aca lagi." ujar preman itu sembari meminta pertolongan.

"KALAU CUMA SEGINI SIH, GUE JUGA BISA JADI KETUA BANGSAT!."

Walau Nanda menolongnya, hal itu tak membuat Aca merasa tersanjung atas perilaku Nanda. Bayangkan, mereka adalah musuh bebuyutan, sedari kecil mereka sudah diajarkan bagaimana cara untuk bersaing dan memposisikan diri menjadi peringkat 1 di sekolah. SD, SMP, dan kini SMA kelas 11.

mengasihaninya. Hati Aca sudah penuh dengan kebencian terhadap pria tersebut. "Gausah nolongin gue, gue gak butuh perhatian lo!"

"Nan, tuh tangan lo lebam, makanya jangan sok keren lo." ujar Aca yang sebenarnya cemas Nanda kenapa-napa.

"Ca, jangan geer ya, gue bantuin lo karena ibu gue kenal sama ibu lo, bukan berarti gue suka!" ujar Nanda yang sebenarnya khawatir akan Aca yang tadi sempat di sentuh dadanya.

"Apasih kan gue ga bilang gitu, beneran suka ya loo???? Wkwkwkwk." ujar Aca sembari ngobatin luka goresan ditangan Nanda.

"Ayo pulang."

Tiap Nanda pulang pasti selalu saja Aca mengikuti Nanda pulang, Aca selalu ikut karena rumah mereka pun tidak jauh kurang lebih 1 meter, yaa bisa dibilang mereka selalu hidup berdampingan.

"Bangun Ca, udah sampai." ujar Nanda sembari memarkirkan motornya.

"Nih bocah kebo banget sih." ujar Nanda sembari menggendong Aca.

"Lucu banget ya bocil satu ini." decak Nanda.

"Assalamualaikum Bu, ini maaf Aca nya ketiduran." ujar Nanda.

"Waalaikumsalam, ehh ada nak Nanda. Maaf ya Aca malu maluinn." ujar ibu Aca sembari meminta maaf.

"Gapapa bu, emang udah sering Aca mah hahaha." ucap Nanda sembari mencairkan suasana.

"Nanda pulang yaa bu" ujar Nanda sembari memberi salam.

Nanda sama sekali tak merasa direpotkan, malah Nanda merasa senang ketika bisa bersama Aca.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rumah Sementara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang